ASAL MULA PADONG RUMPANG
Pada Hisek purnama ketujuh, Matahari ke dua puluh delapan arah
Utara, Hisek ke tiga belas, pada 960 purnama, yang artinya adalah bulan
ketujuh, tanggal 28, tahun 1380 atau 28 Juli 1380 Masehi, terjadi perang antara
pasukan Negeri Kapuhas dan Kerajaan Majapahit. Perang tersebut terjadi hampir
bersamaan waktunya dengan berdirinya Kerajaan Jangkang yang didirikan oleh Ria
Satry atau bergelar Patee Jangkangk, anaknya Patee Gumantar, yang berpusat di
Muara Mengkiang. Perang itu bermula dari wilayah Pulau Jambu hingga ke wilayah
Kayu Tunu. Pasukan
Negeri Kapuhas pada masa itu dipimpin oleh Ria Jambi atau Patee Ngabangk, Patee
Jangkangk dan Demong Nutub atau Adipati Sumintang.
Pasukan Negeri Kapuhas yang sedang membangun
benteng pertahanan di Pulau Jambu kembali bertemu dengan pasukan Majapahit. Kedatangan
pasukan Majapahit yang jumlahnya lebih banyak ini untuk membalas kekalahan
mereka pada perang sebelumnya yang terjadi di wilayah perairan Sekadau.
Perang besar terjadi, pasukan negeri Kapuhas
akhirnya terpukul mundur dari wilayah Pulau Jambu hingga di perairan Semerangkai. Perang itu berlangsung
selama lebih dari tiga bulan. Ketika
pasukan Majapahit berada di wilayah yang sekarang disebut Padong Rumpang, Demong Nutub bersiasat agar pasukan Kapuhas membuka
jalan air guna membanjiri lembah itu. Siasat Demong Nutub berhasil, air
kemudian tumpah ruah atau Rumpang ke lembah yang sedang ditempati oleh pasukan
Majapahit. Air yang Rumpang atau tumpah itu kemudian menjadi danau dan disebut Padong Rumpang atau Danau Rumpang. Setelah beberapa bulan berperang, pasukan Kapuhas
terdesak. Hingga di sekitar wilayah perairan Kayu Tunu, perang pun terhenti ketika Demong Nutub akhirnya
tertangkap oleh pasukan Majapahit di wilayah Muara Liku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar