Diary
kedua,
19
Agustus 2019,
21:00
malam,
Hari
ini merupakan hari bersejarah bagi Pemerintah Daerah. 74 tahun yang lalu,
tanggal 19 Agustus 1945, mulai terbentuknya Pemerintah Daerah. Saat itu, PPKI (Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia) membentuk Pemerintahan Daerah dengan membagi
Indonesia menjadi 8 provinsi yang dipimpin oleh seorang Gubernur, yaitu :
1.
Sumatra dengan Teuku Mohammad Hassan sebagai
gubernurnya.
2.
Jawa Barat dengan Sutarjo Kartohadikusumo
sebagai gubernurnya.
3.
Jawa Tengah dengan R. Panji Suroso sebagai
gubernurnya.
4.
Jawa Timur dengan R.A Suryo sebagai
gubernurnya.
5.
Sunda Kecil dengan Mr. I Gusti Ketut Puja
Suroso sebagai gubernurnya.
6.
Maluku dengan Mr. J. Latuharhary sebagai
gubernurnya.
7.
Sulawesi dengan Dr.G.S.S.J. Ratulangi
sebagai gubernurnya.
8.
Kalimantan dengan Ir. Pangeran Mohammad Nor
sebagai gubernurnya.
Sebelumnya tanggal 17 Agustus 1945 memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia, kemudian tanggal 18 Agustus 1945 menunjuk Presiden dan
Wakil Presiden yaitu Ir. Soekarno dan Moh. Hatta, maka pada hari ini, tanggal
19 Agustus, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mulai menyusun alat
kelenggkapan negara, diantaranya membentuk Pemerintahan Daerah.
Pada hari ini juga, ikrar masing-masing
daerah yaitu dari Sumatra, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sunda Kecil,
Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan untuk menghapus sistem Kerajaan dengan bersatu
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdaulat penuh. Tidak ada lagi
kerajaan, apa lagi negara didalam negara, yang ada adalah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Namun kemudian aku bertanya-tanya setelah aku
membaca beberapa buku tentang sejarah, karena terdapat tulisan yang
menyampaikan adanya penunjukan raja oleh Belanda setelah Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia. Bagiku ini sungguh aneh. Apalagi penunjukkan raja terakhir tersebut
menjadi dasar untuk mengangkat raja yang akan dimunculkan pada masa sekarang. Ini
sangat aneh.
Di Kalimantan Barat, ketika fasisme Jepang,
hampir merata semua raja dan keturunannya di bawa ke Mandor dan di penggal
Jepang. Sehingga tidak ada lagi trah kerajaan pada masa itu. Dan kejadian
tersebut berlangsung hingga terjadinya revolusi rakyat untuk memerdekakan diri,
yang berujung pada di Proklamasikannya Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal
17 Agustus 1945. Hingga kemudian pada tanggal 19 Agustus 1945, sepakat semua
daerah menghapus sistem kerajaan dan bergabung dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia, maka lahirlah Pemerintahan Daerah yang dipimpin oleh seorang
Gubernur.
Jika kemudian ada yang menyatakan bahwa
terjadi penunjukkan raja dari Belanda setelah Indonesia Merdeka, bukankah
sangat aneh? Pada masa itu rakyat Indonesia berjuang mengusir Jepang dari
Kalimantan Barat, setelah itu berjuang lagi agar Belanda tidak masuk dan
menguasai Kalimantan Barat lagi, tahu-tahu ada yang menyatakan telah ditunjuk
Belanda menjadi raja. Sungguh ini melukai perjuangan dan pengorbanan rakyat
yang telah merelakan darah dan nyawanya membela dan mempertahankan kemerdekaan.
Apalagi pada masa itu perjuangan sangat berat karena ada pihak-pihak yang akan
membawa kembali Belanda bercokol di bumi Kalimantan Barat ini. Jadi ketika
terjadi perjuangan rakyat merebut kemerdekaan, kemana kah mereka ini? Ikut berjuangkah
atau bagaimana?
Dan sungguh anehnya, raja terakhir yang
diangkat Belanda setelah Indonesia Merdeka inilah yang kemudian menjadi dasar
penunjukkan raja pada masa sekarang. Semestinya dasar utama yang dipergunakan adalah
silsilah raja yang terakhir sebelum Indonesia Merdeka, yaitu silsilah ketika
terjadi pembantaian raja-raja oleh Jepang. Karena raja yang ditunjuk oleh Belanda
setelah Indonesia Merdeka, sudah jelas pada masa itu tidak mendukung
terwujudnya Kemerdekaan Indonesia. Mungkin juga tidak bersedia untuk bergabung
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bukankah demikian?
Semestinya ini menjadi
kajian yang mendalam bagi Pemerintah Daerah. Karena pemunculan raja-raja ini juga
menjadi bagian tanggung jawab Pemerintah Daerah, terutama dalam menentukan syah
atau tidaknya silsilah raja-raja tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar