Minggu, 18 Agustus 2019

Borobudur Simbol Chatra Mala Yantra


Diary 18 Agustus 2019,
19:00 malam,
Hari ke-110, entah mengapa hari ini aku berkata kepada istriku bahwa aku sangat rindu makan kue Kokes Sungai Jawi. Istriku lama menjawabnya, seakan ragu namun ia berkata juga, nanti jika ada kesempatan ke Pontianak akan disempatkan singgah membeli kue Kokes di Sungai Jawi. Meski tidak tahu kapan, namun jawaban istriku itu membuatku sedikit terhibur.
Memang banyak kenanganku dengan kue ini. Jadi wajar saja dalam kondisiku sedang terpuruk sekarang ini, kenangan-kenangan lama muncul secara tiba-tiba. Aku ingat dulu setelah tamat SMEA, aku bingung akan kemana. Selama beberapa hari aku sering keluar jam 5 pagi dan membeli kue Kokes di Sungai Jawi sebanyak 10 buah. Selanjutnya aku pergi ke depan Korem. Disana aku duduk memandangi sungai Kapuas sambil memakan 10 buah kue Kokes yang kubeli. Pikiranku pun melayang entah kemana. Aku seperti bertanya kepada Sungai Kapuas, bagaimana masa depanku nanti? Sungai Kapuas tidak menjawabnya. Ku lihat ia hanya beriak-riak kecil akibat hembusan angin dan kapal yang lewat.
Hal yang sama ku lakukan ketika aku selesai kuliah. Aku termenung di depan Korem sambil memakan 10 buah Kue Kokes yang kubeli di Sungai Jawi. Kembali aku bertanya kepada Sungai Kapuas, harus kemana aku setelah ini? Aku benar-benar sangat panik saat itu. Dan kembali Sungai Kapuas tidak menjawabnya, ia hanya beriak-riak kecil saja.
Cukup melelahkan juga keadaanku yang terpuruk ini. Namun aku tetap berjuang agar selalu berada didalam duniaku. Dan kembali aku membuka-buka tulisanku lagi. Maka tulisan tentang Chatra Mala Yantra ini yang ku pilih untuk di posting, karena memang belum pernah ku posting.
Chatra Mala Yantra adalah simbol yang berhubungan dengan Candi Borobudur. Mengapa hingga sekarang masih terjadi kontroversi tentang keberadaan Candi Borobudur? Ada yang menyatakan bahwa Candi Borobudur adalah peninggalan Agama Buddha. Hanya karena pada beberapa bagian atasnya terdapat banyak patung dalam posisi duduknya Agama Buddha. Namun ketika pertanyaan berlanjut, mengapa duduknya patung-patung tersebut membentuk pola tertentu? Dan setelah ditelusuri, pola-pola tersebut tidak ada jawabannya dalam agama Buddha. Ditambah lagi ribuan relief yang tersebar di berbagai penjuru bangunan Candi Borobudur, yang rupanya tidak mencirikan dari agama Buddha itu sendiri.
Kemudian terdapat juga yang menyatakan bahwa Candi Borobudur adalah peninggalan Nabi Sulaiman As. Apakah Nabi Sulaiman bertelinga panjang sebagaimana ciri pada setiap patung dan relief di Candi Borobudur? Selanjutnya patung dan relief adalah hasil karya bangsa Jin. Bagaimana bisa hasil karya bangsa Jin akan dinikmati oleh Bangsa Manusia? Alamnya saja berbeda. Jika ini adalah hasil karya bangsa Jin, semestinya Candi Borobudur akan banyak dikunjungi oleh bangsa Jin, karena merupakan hasil karya bangsa Jin dan semestinya bangunan ini tidak terlihat oleh mata setiap manusia. Tapi kenyataannya, bangunan purbakala ini terlihat oleh mata setiap manusia, dan yang mengunjunginya juga manusia. Jadi sudah jelas ini merupakan hasil karya bangsa manusia, bukan hasil karya bangsa Jin.
Memang sering terjadi setiap ditemukan situs-situs kuno selalu dihubungkan dengan Nabi Sulaiman. Sedangkan sejarah Nabi Sulaiman sudah jelas terurai dalam sejarah agama, terutama dalam agama Islam, bahwa Nabi Sulaiman adalah Nabi dan Rajanya Bangsa Israel yang istananya di Baitul Mukaddis. Banyak yang dengan mudah menghubungkan segala sesuatu dengan Nabi Sulaiman, tanpa melihat kembali sejarah Nabi Sulaiman yang ada dalam sejarah agama. Jika demikian, ada sebuah pulau bernama Pulau Salomon, apakah pulau ini akan dikatakan tempat asalnya Nabi Sulaiman? Kemudian ada ikan namanya ikan Salmon, apakah ikan ini berasal dari Nabi Sulaiman?
Rumitnya mengungkap sejarah Borobudur karena sejarahnya mesti dipaksakan demikian, sehingga ketika ditemukan fakta lain, maka sejarahnya menjadi rancu. Belum lagi seakan ada indikasi agar sejarahnya tidak mengarah pada wilayah tertentu, meskipun fakta-fakta mendukung dan memperkuat bahwa sepertinya peradaban Borobudur berasal dari wilayah tersebut. Ketika gambar Candi Borobudur diambil dari atas sudah terlihat bahwa wilayah bangunan purbakala tersebut membentuk simbol Chatra Mala Yantra. Mengapa simbol ini tidak ditelusuri hingga tuntas? Begitu juga pada relief-relief dan bangunan tempat patung-patung, banyak sekali bertebaran simbol Chatra Mala Yantra ini. Sehingga semestinya simbol Chatra Mala Yantra ini yang harus diungkap asal usulnya.Sepertinya penelitian yang ada seumpama mencari ikan di darat, padahal ikan tempatnya bukan di darat. Tapi ikan tempatnya di air. Jadi jika ingin mencari ikan, semestinya carilah ke air.
Adapun makna Chatra Mala Yantra secara sederhana adalah Pelindung Permulaan Negeri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SUNGKUI THE TRADITIONAL CULINARY OF SANGGAU

Sungkui is a traditional Sanggau food made of rice wrapped in Keririt leaves so that it is oval and thin and elongated. Sungkui is a typical...