Senin, 21 Mei 2018

LINDA DALAM BINGKAI DURJANA : EPISODE 5

LINDA DALAM BINGKAI DURJANA
--- EPISODE 5 ---

Mengetahui telah hamil lagi, Tante Linda menjadi bimbang, apakah akan menggugurkan kehamilannya lagi atau tidak. Hingga dalam hatinya lebih memilih untuk mempertahankan kehamilannya. Tapi hatinya susah juga, karena ia sedang kuliah, dan untuk pulang ke Sumatera Barat itu tidak mungkin karena orangtuanya akan memarahinya karena pulang membawa aib, apalagi tidak ada laki-laki yang dapat di tuntutnya untuk bertanggung jawab karena Rinto sudah tidak bisa ditemuinya lagi. Jika pun ia berkeras untuk mencari Rinto, tentu istri dan anaknya tidak dapat menerima dan kembali ia akan di labrak seperti sebelumnya. Selain itu belum tentu Rinto mau bertanggung jawab.
Dalam kepedihan hidup, Tante Linda berusaha bertahan melewati hari sambil memantapkan hatinya untuk menentukan keputusan apa yang akan ia ambil apakah tetap mempertahankan kehamilannya dan pulang ke Sumatera Barat atau kembali menggugurkan kehamilannya dan melanjutkan kuliahnya.
Ketika di tempat kostnya yang baru, Tante Linda berkenalan dengan seseorang bernama Jamal. Jamal ngekost di tempat yang sama dengan Tante Linda. Kamar mereka hanya berjarak beberapa kamar saja. Perkenalannya dengan Jamal hanya sebatas teman saja. Dan Tante Linda tidak tahu apakah Jamal sedang kuliah atau telah berkerja. Tante Linda benar-benar menganggap Jamal hanya teman saja sehingga Tante Linda tidak ingin tahu latar belakang Jamal.
Selama mengekost di tempat itu, pertemanan mereka semakin akrab. Tante Linda juga sedikit terhibur hatinya karena Jamal dapat menjadi teman yang baik baginya. Hingga suatu ketika Jamal meminta Tante Linda untuk menemaninya pulang ke Bantul dengan alasan untuk memberikan uang kepada orangtuanya disana. Jamal mengatakan bahwa orangtuanya itu sedang sakit dan memerlukan uang pada hari itu juga. Jamal juga berkata bahwa setelah ia memberikan uang maka mereka langsung pulang lagi ke Jogja.
Tante Linda yang tidak punya perasaan curiga sedikit pun kepada Jamal bersedia menemani Jamal ke Bantul. Maka pergilah hari itu mereka ke Bantul menggunakan mobil yang disewa oleh Jamal. Namun kemudian pembicaraan Tante Linda terputus, karena ia melihat Tante Yanti keluar dari lift bersama seorang laki-laki yang lagi-lagi aku tahu orang itu siapa. Selama dua bulan aku berkerja di hotel itu, telah beberapa orang yang ku kenal yang ku temui, meskipun mereka tidak mengenalku. Bahkan pernah aku melihat ayah temanku sekolah di SMA di Bar & Karaoke itu bersama seorang wanita yang berpakaian minim. Ayah temanku ini sangat kenal denganku, tetapi ia tidak melihatku karena posisi duduk ku yang terlindungi meja kasir. Aku bersyukur juga ia tidak melihatku karena bisa repot juga urusannya nanti. Aku bisa tidak enak untuk bermain ke rumah teman sekolah itu. Dan ayah temanku bisa berubah sikapnya jika bertemu denganku nanti.
Setelah sempat menghabiskan Draught Beer nya, tanpa berkata apa-apa Tante Linda langsung membayar Draught Beernya, selanjutnya langsung menghampiri Tante Yanti yang barusan keluar dari lift bersama laki-laki yang ku ketahui adalah orang Akademik di kampusku. Selanjutnya mereka bertiga keluar dari Bar & Karaoke dan pergi entah kemana.

----------

Sabtu, 2 November 1996, aku mendapat jadwal bertugas di Restoran Hotel pada sift sore yaitu dimulai dari jam 3 sore hingga jam 11 malam. Hingga jam 11 malam waktunya aku untuk pulang. Setelah menyelesaikan laporan keuanganku hari itu, aku pun keluar melalui pintu belakang hotel untuk mengambil motor Suzuki Jet Cooled ku yang ku parkirkan di belakang hotel. Tempat parkir ini merupakan tempat khusus bagi kendaraan karyawan hotel. Setelah menghidupkan motorku itu, aku langsung melaju keluar dari belakang hotel menuju ke gerbang depan hotel untuk menuju ke Jalan Gajah Mada.
Ketika akan melewati gerbang hotel, ku lihat Tante Linda berdiri disitu sepertinya sedang menunggu seseorang. Rupanya Tante Linda melihatku dan langsung memanggilku untuk menghentikan laju motorku itu. Aku pun segera berhenti. Tante Linda kemudian menghampiriku dan bertanya aku akan kemana. Maka ku jawab bahwa aku mau pulang. Tante Linda kemudian bertanya lagi ke arah mana jalanku pulang. Ku jawab aku pulang ke arah Jeruju.
Selanjutnya Tante Linda berkata bahwa ia ingin menumpang untuk pulang ke arah Jalan Merdeka, yang tentunya aku akan melewati jalan itu menuju ke Jeruju. Dan tanpa menunggu persetujuanku, Tante Linda langsung naik ke belakang motorku. Ia pun menyuruhku untuk menjalankan motorku. Dengan perasaan gerogi yang luar biasa aku segera menjalankan motorku. Tubuhku tegang sekali ketika menggonceng Tante Linda. Dan Tante Linda sepertinya tahu bahwa aku sangat gerogi saat itu, tapi ia tidak menghiraukannya. Ia dengan santainya sambil berkata bahwa orang yang biasa menjemputnya barangkali tidak bisa datang sehingga belum juga muncul menjemputnya hingga jam 11 malam itu. Ia biasanya pergi dan pulang bersama Tante Yanti, tapi hari itu Tante Yanti sedang datang bulan sehingga tidak bisa melayani pesanan dari tamu hotel, dan hanya berada di rumah kontrakan mereka saja di kawasan Jalan Merdeka, sehingga hanya Tante Linda sendiri saja yang datang ke hotel sejak jam 8 malam tadi karena ada tamu hotel yang memesan layanannya. Tante Linda hanya melayani tamu hotel satu rate saja malam itu. Setelah selesai melayani tamu, ia memutuskan untuk pulang. Aku hanya diam saja mendengar penjelasan Tante Linda itu.
Selanjutnya, motorku pun melaju melewati Jalan Gajah Mada. Ketika mendekati simpang Jalan Gajah Mada dan Diponegoro, dan akan memasuki Jalan Pattimura, Tante Linda bertanya apakah aku sudah makan atau belum. Belum sempat ku jawab, Tante Linda langsung mengajakku singgah ke Rumah Makan Ayam Panas 29 yang berada sederetan tidak jauh dengan Kaisar Swalayan di Jalan Pattimura. Rumah Makan Ayam Panas 29 ini buka 24 jam. Tante Linda berkata ia sangat lapar saat itu. Motorku pun berbelok menuju Rumah Makan tersebut. Setelah ku parkirkan motorku, kami pun turun dan memasuki Rumah Makan itu. Tante Linda kemudian memesan makanan, selanjutnya ia mengajakku duduk pada meja di dekat dinding. Aku pun mengikutinya.
Setelah duduk ia langsung menyalakan rokoknya sambil menawarkannya juga kepadaku, tapi ku katakan bahwa aku tidak merokok. Tante Linda hanya tersenyum saja saat itu. Sambil menunggu pesanan makanan kami diantar oleh penjaga Rumah makan ia mengajakku mengobrol santai. Aku yang masih gerogi itu hanya bisa menjadi pendengar yang baik saja mendengarkan obrolan santainya. Hingga kemudian ku beranikan diri untuk bertanya tentang kelanjutan cerita Tante Linda ketika pergi ke Bantul bersama Jamal.
Mendengar pertanyaanku itu, Tante Linda tertawa sambil berkata bahwa rupanya aku masih mengingat ceritanya itu. Sambil tersenyum malu aku mengiyakannya. Selanjutnya Tante Linda bertanya sampai dimana ceritanya waktu itu. Aku pun menjelaskan secara ringkas hingga ketika Tante Linda bersedia menemani Jamal untuk pergi ke rumah orangtua Jamal di Bantul.

----------

Bersambung.....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SUNGKUI THE TRADITIONAL CULINARY OF SANGGAU

Sungkui is a traditional Sanggau food made of rice wrapped in Keririt leaves so that it is oval and thin and elongated. Sungkui is a typical...