Minggu, 20 Mei 2018

LINDA DALAM BINGKAI DURJANA : EPISODE 4

LINDA DALAM BINGKAI DURJANA
--- EPISODE 4 ---

Rinto berumur dua belas tahun lebih tua dari Tante Linda saat itu. Rinto seorang karyawan pada salah satu perusahaan swasta di Semarang, dan ditugaskan sebagai pimpinan cabang di Jogja. Keramahan Rinto mampu meluluhkan hati Tante Linda sehingga ia mau membuka hatinya lagi untuk laki-laki.
Selama hari-harinya bersama Rinto, pengalaman perihnya bersama Arifin mulai terlupakan. Rinto dengan keceriahan dan candanya telah menghibur luka hatinya. Hingga semakin hari Tante Linda semakin dekat dengan Rinto dan akhirnya timbullah rasa cinta dalam hatinya. Rinto mengetahui jika Tante Linda mulai mencintainya sehingga ia mengungkapkan keinginannya untuk menjadi kekasih Tante Linda, dan Tante Linda menerimanya.
Setelah Tante Linda menjalin asmara dengan Rinto, semangat hidupnya bangkit kembali. Namun dalam jalinan asmaranya dengan Rinto, Tante Linda tidak mau segampangnya menyerahkan dirinya seperti kebodohan yang pernah ia lakukan kepada Arifin. Ia selalu menjaga jarak agar tidak terjadi hubungan yang melampaui batas. Rinto yang terlihat sangat sopan itu juga memperlakukan Tante Linda dengan baik.
Bulan-bulan berikutnya hubungan mereka sudah pada rencana untuk menikah. Tante Linda sangat bahagia saat itu ketika mendengar bahwa Rinto berencana akan menemui orangtuanya di Sumatera Barat untuk melamar dan menikahinya. Mereka mulai mempersiapkan keperluan untuk rencana mereka itu.
Suatu hari Rinto mengajak Tante Linda pergi ke luar kota. Dengan alasan untuk berlibur, Rinto membujuk Tante Linda untuk ikut dengannya. Awalnya Tante Linda menolak tapi karena Rinto terus membujuknya sehingga ia luluh juga dan bersedia ikut Rinto ke luar kota. Sebelum pergi Tante Linda telah menyampaikan kepada Rinto bahwa sebelum malam mereka sudah harus kembali ke tempat kost Tante Linda di Jogja. Rinto pun menyetujuinya. Dengan mobil milik Rinto, mereka pergi ke luar kota hari itu.
Selama di luar kota mereka lalui dengan canda tawa. Tante Linda sangat bahagia saat itu. Ketika waktu telah menunjukkan jam 4 sore, Tante Linda mengajak Rinto untuk pulang ke Jogja. Tapi Rinto membujuknya untuk sebelum malam saja pulang ke Jogja. Tante Linda yang sedang bahagia hatinya saat itu mengikut saja. Ketika hari telah malam, kembali Tante Linda mengajak Rinto untuk pulang, tapi kembali Rinto menahannya sehingga pada malam itu mereka masih di luar kota.
Ketika waktu telah menunjukkan jam 10 malam, Tante Linda kembali mengajak Rinto untuk pulang. Tetapi terlihat Rinto seperti enggan untuk pulang ke Jogja. Tante Linda mulai merasa bimbang, perasaan hatinya yang sebelumnya bahagia mulai di hinggapi rasa khawatir. Tante Linda mulai timbul rasa curiga bahwa Rinto sedang merencanakan sesuatu tetapi ia berusaha berpikiran positif. Tidak mungkin Rinto berencana hal yang tidak baik terhadap dirinya.
Ketika jam 11 malam, Rinto dengan mobilnya membawa Tante Linda kearah pulang menuju Jogja, tetapi belum juga jauh mereka berjalan dan jarak perbatasan Joga masih jauh, tahu-tahu Rinto membelokkan arah sehingga mereka semakin jauh ke luar kota. Selama satu jam mereka di dalam mobil. Tante Linda mulai tidak bisa menyembunyikan rasa bimbangnya dan terus menerus bertanya mengapa mereka berjalan makin jauh ke luar kota. Namun alasan Rinto agar bisa lebih lama bersama Tante Linda saat itu. Mendengar perkataan Rinto itu Tante Linda berusaha menenangkan hatinya.
Setelah mereka makin jauh berjalan ke luar kota, Rinto kemudian mengajak Tante Linda untuk menginap di sebuah hotel. Tante Linda menolaknya, tapi Rinto terus membujuk karena hari telah lewat tengah malam dan sangat berbahaya jika mereka tetap melanjutkan perjalanan untuk pulang ke Jogja. Tante Linda tetap berkeras menolaknya dan ingin di antar pulang ke Jogja. Tapi Rinto yang mahir membujuk dan merayu akhirnya melunakkan hati Tante Linda. Ia menyetujui untuk menginap di hotel tetapi Rinto harus memesan dua buah kamar. Rinto mengiyakan keinginan Tante Linda itu.
Maka singgahlah mobil mereka pada sebuah hotel. Tapi rupanya Rinto hanya memesan satu kamar saja. Kembali mereka berdebat, tapi Rinto yang bermulut manis itu kembali melunakkan hati Tante Linda sehingga Tante Linda masih memegang kepercayaan kepada Rinto bahwa tidak mungkin Rinto akan berbuat macam-macam kepadanya. Tapi ketika telah berada di dalam kamar hotel, Rinto membujuk Tante Linda untuk berhubungan intim. Tante Linda menolak keinginan Rinto itu. Tapi lagi-lagi Rinto membujuk bahwa bukankah ia akan melamar dan menikahi Tante Linda sehingga tidak ada yang perlu Tante Linda khawatirkan, mereka akan tetap menikah. Mendengar perkataan Rinto itu, Tante Linda akhirnya pasrah. Ia menyerahkan dirinya. Rinto pun dengan leluasa melampiaskan birahinya.
Selepas mereka berhubungan intim, tanpa terduga oleh Tante Linda, Rinto mengeluarkan kata-kata yang sangat menyakitkan, yaitu Tante Linda rupanya sudah tidak perawan. Meski sakit hatinya mendengar perkataan Rinto itu tapi Tante Linda berusaha menjelaskan masa lalunya. Rinto sepertinya bisa menerima penjelasan itu, tapi penjelasan Tante Linda ini menjadi senjata Rinto untuk menggauli Tante Linda untuk kedua kalinya. Tante Linda sempat menahan Rinto bahwa cukup sekali saja mereka berhubungan intim saat itu tapi Rinto memaksa sambil mengatakan bahwa untuk apa Tante Linda menolak sedangkan ia sudah tidak perawan lagi. Dan ia masih menerima keadaan Tante Linda itu. Mendengar perkataan Rinto itu Tante Linda kembali pasrah. Maka kembali Tante Linda di gauli saat itu. Malam itu hati Tante Linda berkecamuk, ia terpaksa harus menjadi tempat pelampiasan birahi Rinto, padahal hatinya menolak karena takut terjadi hal yang sama seperti yang pernah dilakukan Arifin kepadanya. Dan malam itu harus dilalui Tante Linda dengan tiga kali Rinto menggaulinya.
Keesokan harinya mereka kembali ke Jogja. Tapi hari-hari berikutnya bagai bencana bagi kehidupan Tante Linda. Rinto yang sebelumnya bersikap sopan dan ramah itu berubah bagai iblis yang memperlakukan Tante Linda bagai budak birahinya. Tante Linda yang telah berada dalam cengkeraman Rinto itu semakin tak berdaya, ia hanya bisa pasrah menuruti syahwat Rinto sambil berharap Rinto akan benar-benar melamar dan menikahinya.

----------

Suatu hari datang seorang wanita dan seorang remaja perempuan ke kost Tante Linda. Dengan amarah yang luar biasa mereka mencari Tante Linda sambil mengatakan bahwa Tante Linda telah merusak rumah tangganya. Rupanya wanita tersebut adalah istrinya Rinto dan remaja perempuan itu adalah anaknya Rinto. Istri dan anaknya Rinto mengamuk di kost nya Tante Linda. Mereka menjambak rambut Tante Linda dan memukulinya. Untunglah penghuni kost lainnya dapat melerai sehingga Tante Linda terhindar dari amukan lebih parah dari istri dan anaknya Rinto.
Dengan emosi dan bernada tinggi, istri dan anaknya Rinto mengatakan agar Tante Linda tidak lagi merusak rumah tangganya. Tante Linda dalam kondisi tidak berdaya hanya bisa terdiam. Setelah melampiaskan kemarahannya, istri dan anaknya Rinto pergi dari tempat kostnya Tante Linda. Begitu sakitnya hati Tante Linda saat itu karena telah di bohongi Rinto yang ternyata telah memiliki istri dan anak. Namun perasaan yang lebih menyakitkan lagi adalah para penghuni kost telah memvonis Tante Linda sebagai perempuan perusak rumah tangga orang.
Setelah kejadian itu, Tante Linda tidak pernah lagi bertemu Rinto. Tapi ia harus menerima cemoohan orang yang menyebutnya sebagai perempuan perusak rumah tangga orang. Malu tak terkira ia rasakan. Ia dikucilkan oleh para penghuni kost dan masyarakat sekitarnya. Hingga Tante Linda tidak tahan lagi mendapat perlakuan demikian, ia pun memutuskan pindah dari tempat kostnya.
Setelah beberapa kali mencari, Tante Linda akhirnya mendapatkan tempat kost yang baru. Dalam hatinya Tante Linda meyakinkan diri bahwa orang-orang di tempat kostnya yang baru itu tidak mengetahui kisahnya sehingga pindah dari tempat kost yang sebelumnya. Beberapa hari setelah pindah kost, Tante Linda merasakan perubahan dalam dirinya. Ia mulai merasakan mual. Meski dalam hatinya ia telah menduga apa yang telah terjadi tapi ia masih berharap bahwa hal itu tidak terjadi. Ia pun memberanikan diri untuk memeriksakan diri, dan ternyata apa yang ditakutkannya itu benar-benar terjadi. Tante Linda kembali hamil.

----------

Bersambung.....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SUNGKUI THE TRADITIONAL CULINARY OF SANGGAU

Sungkui is a traditional Sanggau food made of rice wrapped in Keririt leaves so that it is oval and thin and elongated. Sungkui is a typical...