Sabtu, 19 Mei 2018

LINDA DALAM BINGKAI DURJANA : EPISODE 3

LINDA DALAM BINGKAI DURJANA
--- EPISODE 3 ---

Selasa, 29 Oktober 1996, hari kedua di penghujung bulan Oktober aku bertugas di Bar & Karaoke. Sebelum jam 11 malam telah tiba di Bar & Karaoke, aku langsung mempersiapkan meja Kasirku, agar jika ada pengunjung yang masuk ke Bar & Karaoke bisa segera aku layani. Namun malam itu belum ada seorang pengunjung pun yang masuk ke Bar & Karaoke. Sambil menunggu pengunjung yang masuk, aku mengobrol santai dengan temanku Bartender yang meja tempatnya bertugas menyatu dengan meja Kasirku. Sedangkan teman-temanku lainnya yang bertugas sebagai Waitress asyik menonton TV yang ada di ruangan Bar & Karaoke.
Sekitar jam setengah dua belas malam lewat, ku lihat Tante Linda keluar dari lift. Sepertinya ia barusan turun dari kamar di lantai atas hotel. Setelah keluar dari lift, Tante Linda langsung menghampiri meja Bartender. Aku dan temanku Bartender yang sedang mengobrol santai seketika itu juga menghentikan obrolan kami.
Sesampainya di meja Bartender, Tante Linda bertanya kepada temanku Bartender apakah Tante Yanti sudah turun apa belum. Temanku menjawab bahwa ia belum ada melihat Tante Yanti turun. Mendapat jawaban demikian, Tante Linda kemudian duduk di deretan meja Bartender dan memesan segelas Draught Beer sambil menyalakan sebatang rokok. Temanku Bartender segera mengambilkannya segelas Draught Beer dan memberikannya ke Tante Linda. Sambil menikmati rokoknya, Tante Linda meneguk Draught Beer itu. Untuk beberapa saat Tante Linda terlihat asyik dengan rokok dan Draught Beernya itu. Hingga kemudian ia melihatku duduk terdiam di meja Kasirku yang jaraknya tidak jauh dari tempatnya duduk dan bertanya apakah aku sudah punya pacar atau belum. Maka ku jawab bahwa aku sudah punya pacar.
Tente Linda selanjutnya berkata denga nada sepertinya marah dan aku tidak tahu ia marah kepada siapa bahwa aku jangan merusak pacarku itu. Jangan menjadi laki-laki bajingan yang bisanya merusak perempuan. Aku hanya bisa menganggukkan kepalaku saja dengan senyum yang ku paksa, karena terlihat sekali nada perkataannya sangat marah. Setelah berkata demikian, Tante Linda kembali diam dan asyik menghisap rokoknya sambil meneguk Draught Beernya.
Tak lama kemudian ia kembali bertanya, selain berkerja apa saja kegiatanku. Maka ku jawab bahwa aku berkerja sambil kuliah. Mendengar jawabanku itu Tante Linda terlihat sedikit mengangguk. Dan tahu-tahu ia berpindah duduk mendekati meja Kasirku. Posisinya berhadapan denganku, dengan hanya terpisahkan meja Kasirku. Melihat Tante Linda berpindah duduk di hadapanku, temanku Bartender langsung pergi bergabung dengan teman-temanku lainnya yang sedang asyik menonoton TV karena belum juga ada pengunjung lain yang masuk ke Bar & Karaoke saat itu.
Sesampainya di hadapanku, Tante Linda menawarkan rokoknya kepadaku, ku jawab bahwa aku tidak merokok. Tante Linda tertawa mendengar jawabanku itu. Selanjutnya sambil terus menghisap rokok dan meneguk Draught Beernya, Tante Linda berkata bahwa ia dulu pernah kuliah, tapi berantakan. Tante Linda kemudian menceritakan kisahnya kepadaku.
Tante Linda lahir tahun 1968, ia berumur 28 tahun saat tahun 1996 ini. Bintangnya Taurus. Ia berasal dari Sumatera Barat, dan merupakan anak orang terpandang disana. Tahun 1987 ia kuliah ke Jogja, pada sebuah Perguruan Tinggi ternama di Jogja, dan mengambil Jurusan Ekonomi. Di Jogja ia ngekost. Pada semester 4 ia berkenalan dengan kakak tingkatnya yang beda jurusan dengannya. Kakak tingkatnya ini kuliah di jurusan Sospol. Dan berasal dari Jakarta. Pada saat itu kakak tingkatnya ini sedang menyusun skripsi. Setelah berkenalan ia kemudian berpacaran dengan kakak tingkatnya ini.
Pacaran yang dijalaninya sudah terlalu jauh, karena ia sangat mencintai kakak tingkatnya sehingga apa pun yang diinginkan kakak tingkatnya itu selalu dituruti dan diberikannya. Karena perasaan cintanya sehingga ia pindah kost dan tinggal sekamar dengan kakak tingkatnya itu dan berhubungan seperti suami istri. Tempat kost kakak tingkatnya itu berupa deretan kamar-kamar petak sehingga penghuni kamar bisa bebas membawa siapa saja untuk tinggal di kamar itu, karena pemilik kost tidak tinggal di kawasan itu.
Memasuki semester 5, ia hamil. Kakak tingkatnya bernama Arifin yang disebutnya “Si Bajingan” sedang persiapan ujian Skripsi. Ia kemudian menyampaikan kepada Arifin bahwa ia telah hamil dan meminta pertanggung jawabannya. Arifin berjanji akan menikahinya. Tapi beberapa hari setelah Arifin selesai ujian Skripsi, tahu-tahu Arifin tidak ada pulang ke kost tempat mereka tinggal. Hampir seminggu ia menunggu Arifin pulang ke kost, tapi tidak kunjung pulang. Ia kemudian mencari Arifin dengan bertanya kepada teman-teman Arifin yang masih ada di kampus. Dari teman-temannya itu, ia mendapat informasi bahwa Arifin telah pulang ke Jakarta beberapa hari yang lalu.
Berkecamuk perasaannya saat itu setelah mendapat informasi itu. Rasa kecewa dan marah yang teramat sangat karena telah dicampakkan dan ditinggal pergi “Si Bajingan” Arifin begitu saja setelah ia hamil. Ia kemudian memberanikan diri pergi ke Jakarta untuk mencari alamat Arifin yang didapatnya dari salah seorang teman Arifin. Sesampainya di Jakarta, dengan bersusah payah ia berhasil menemukan rumah Arifin. Rupanya Arifin adalah anak seorang Pejabat Tinggi di Jakarta saat itu. Rumahnya sangat megah dengan pagar tinggi di depannya. Dan terdapat penjaga rumah yang berada di pos penjagaan di depan rumahnya.
Setelah sempat dipersulit oleh penjaga rumah, dan ia berkeras untuk bertemu dengan Arifin sebentar saja, ia akhirnya diperbolehkan masuk melewati pagar yang tinggi itu untuk bertemu Arifin tetapi hanya di pos penjagaan saja. Setelah cukup lama menunggu, Arifin keluar dan menemuinya di pos penjagaan. Ketika bertemu, Tante Linda menagih janji Arifin yang akan bertanggung jawab atas kehamilannya dan akan menikahinya. Tapi Arifin mengelak dan tidak mau menikahi Tante Linda. Arifin bahkan menyuruh penjaga rumahnya untuk mengusir Tante Linda dari tempatnya. Tanpa rasa bersalah dan berdosa, Arifin pergi begitu saja masuk kembali ke dalam rumah meninggalkan Tante Linda di pos penjagaan. Tante Linda berusaha mengejar Arifin, tapi di tahan oleh si penjaga rumah, bahkan ia diseret keluar dari tempat itu.
Tante Linda berusaha berontak dari tarikan si penjaga rumah yang memaksanya untuk keluar dari tempat itu dan terus menerus berteriak meminta pertanggung jawaban Arifin, tapi Arifin tidak memperdulikannya. Dalam kondisi terseret, Tante Linda berusaha melepaskan diri dari cengkraman tangan si penjaga rumah yang menyeretnya, tapi sia-sia saja. Ia kemudian di dorong keluar dari pagar yang tinggi itu. Setelah ia berada di luar pagar, pintu pagar itu pun langsung tertutup. Tante Linda hanya bisa berteriak sejadi-jadinya memanggil nama Arifin sambil menggedor-gedor pagar tinggi yang pintunya telah tertutup itu. Setelah cukup lama ia berada di luar pagar, akhirnya ia menyerah dan pasrah dengan nasib yang menimpanya. Tante Linda pun pulang kembali Jogja.
Hari-hari berikutnya ia lewati dengan kesuraman. Ia tidak berani memberitahukan kepada orangtuanya di Sumatera Barat, apalagi harus pulang dengan kondisinya sedang hamil. Karena tidak ingin mengingat kepedihannya terhadap perlakuan Arifin, Tante Linda kemudian pindah kost dari tempat kostnya bersama Arifin. Dua minggu setelah ia pindah kost, Tante Linda menggugurkan kandungannya melalui seorang bidan yang dibayarnya sebesar 650 ribu. Ketika menggugurkan kandungannya itu, Tante Linda sakit hampir sebulan lamanya. Namun setelah itu ia pulih kembali. Semester itu pun dilaluinya dengan mata kuliah yang hampir semua tidak lulus sehingga ia harus mengulang mata kuliah yang banyak tidak lulus itu.
Setelah pengalaman perihnya dengan Arifin, Tante Linda seperti menutup hati untuk laki-laki. Ia menjauh setiap ada laki-laki yang akan mengenalnya dan akan mengakrabkan diri dengannya. Namun memasuki semester 7, hatinya mulai sedikit terbuka lagi setelah ia berkenalan dengan seseorang bernama Rinto.

----------

Bersambung.....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SUNGKUI THE TRADITIONAL CULINARY OF SANGGAU

Sungkui is a traditional Sanggau food made of rice wrapped in Keririt leaves so that it is oval and thin and elongated. Sungkui is a typical...