Kamis, 05 April 2018

PERADABAN MAGNET PADA JIMAT PELIAS DALAM ILMU FALAK MELAYU HULU


PERADABAN MAGNET
PADA JIMAT PELIAS
DALAM ILMU FALAK MELAYU HULU

Dalam Ilmu Falak Melayu Hulu Kapuas Kalimantan Barat, terdapat Jimat Pelias yang berfungsi sebagai pelindung tubuh, ladang, rumah atau negeri. Jimat Pelias diyakini memiliki kekuatan supranatural yang dapat menciptakan dinding ghaib. Jimat Pelias tersebut berupa logam magnet yang berbentuk bundar, namun ada juga yang berbentuk persegi empat. Logam magnet tersebut kemudian diberi tulisan atau istilahnya rajah dalam tulisan Suba’ atau tulisan serangga.
Setelah diberi tulisan, selanjutnya logam magnet tersebut diberi tali untuk dijadikan kalung. Namun ada juga yang digantung di pinggang atau pergelangan tangan. Pada bentuk Jimat Pelias yang lainnya, ada yang digantungkan pada pergelangan kaki. Jimat Pelias tersebut ada yang dibiarkan tetap terlihat logam magnetnya, namun ada juga yang dibungkus dengan kain kuning.
Pada Jimat Pelias yang berbentuk bundar dengan lubang ditengahnya, terdapat tulisan Suba’ atau tulisan Serangga yang setelah diterjemahkan perhuruf dalam huruf Arab Melayu didapatkan kata-kata “DAYA SA MALANZA FANAKA BANATUR”. Kata-kata tersebut jika diterjemahkan secara sederhana perkata yaitu sebagai berikut :
1. Daya  = Manusia Berakal Sempurna
2. Sa = Dan / Dengan
3. Malanza = Pengucapannya berbunyi “Malaysia” yang memiliki persamaan makna dengan “Malaya” atau Melayu, yang dalam hal ini bermakna Perjalanan Suci.
4. Fanaka = Pelindung Dinding Ghaib / Pelindung hal yang ghaib
5. Banatur = Memiliki kata dasar “Batur” yang bermakna Batu Agung / Batu Suci.

Dengan demikian terjemahan keseluruhan kata-kata tersebut secara sederhana yaitu “Manusia Berakal Sempurna dengan Perjalanan Sucinya menjadi Pelindung Dinding Ghaib tempat Batu Agung”.
Adapun penjelasan tentang Jimat Pelias yang menggunakan logam magnet dalam Ilmu Falak Melayu Hulu disebutkan bahwa pada masa dahulu, setiap akan membangun sebuah negeri, maka selalu terlebih dahulu ditanamkan sebuah medan magnet yang sangat besar dan memiliki daya tarik tinggi. Selanjutnya medan magnet tersebut ditutupi dengan lempengan batu hitam yang telah dipanaskan bolak balik pada suhu panas yang tinggi. Lempengan batu hitam tersebut kemudian di susun paling sedikit tujuh lapis, sesuai ketebalan batu tersebut.
Adapun medan magnet tersebut di tanam pada penjuru mata angin, yang paling sedikit empat penjuru, namun yang terbaik lebih dari delapan penjuru mata angin. Tujuannya adalah untuk menghilangkan gaya tarik bumi atau gaya gravitasi, sehingga jika negeri tersebut mendapat serangan musuh, dapat melakukan perlawanan yang luar biasa, yang diantaranya dapat terbang. Jika musuh masih berada diluar wilayah negeri, maka medan magnet tersebut dapat menciptakan ilusi bagi mata musuh. Cara memainkan medan magnet tersebut yaitu dengan menggeser lempengan-lempengan batu hitam yang tersusun. Medan Magnet dan susunan batu hitam juga di pasang pada tempat-tempat suci atau tempat ibadah, yang pada umumnya berbentuk altar. Adapun untuk dapat terbang ada lagi pengaturan medan magnet yang dipakai pada pakaian, dan untuk hal ini akan diuraikan pada postingan yang lain.
Beberapa tempat di Kabupaten Sanggau yang merupakan peninggalan peradaban Magnet diantaranya yaitu di Batu Sampai dan Pancor Aji.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SUNGKUI THE TRADITIONAL CULINARY OF SANGGAU

Sungkui is a traditional Sanggau food made of rice wrapped in Keririt leaves so that it is oval and thin and elongated. Sungkui is a typical...