Jumat, 06 April 2018

PERLAWANAN MAKEDA

PERLAWANAN MAKEDA

Tersebutlah Negeri Ma'rib memiliki Raja bernama Raja Agung Rayan. Raja Agung Rayan memiliki anak bernama Raja Agung Dzil Jadn atau Raja Agung Malik. Raja Agung Malik memiliki anak bernama Raja Agung Sairah atau Raja Agung Syahrabil.
Adapun Raja Agung Syahrabil kemudian menikah dengan anak perempuan pemuka agama di Negeri Morduli atau Negeri Pamalaya bernama Raihana. Dalam beberapa riwayat ada yang menyebutkan bahwa Negeri Morduli ini merupakan salah satu negeri di Benua Pamalaya.
Leluhur Raihana merupakan Pemuka Agama di Negeri Morduli atau Negeri Pamalaya yang terkenal sangat cerdas dan menguasai berbagai Ilmu Pengetahuan. Bahkan disebutkan bahwa Leluhur Raihana menguasai teknologi yang sangat tinggi sehingga dapat menjelajah ke berbagai tempat di bumi dan di luar bumi, bahkan hingga keluar dimensi alam raya.
Raihana adalah anak perempuannya As Sakan. As Sakan adalah anaknya Zagros. Zagros adalah anaknya Elam. Elam adalah anaknya Asykira. Asykira adalah anaknya Pelias. Pelias dianugerahi Tuhan kecerdasan yang sangat luar biasa. Ia memahami dan menguasai berbagai Ilmu Pengetahuan. Bahkan Pelias banyak belajar berbagai hal dengan berbagai manusia di luar bumi, sehingga ia banyak menciptakan berbagai peralatan yang pada masa itu tergolong sangat canggih. Dari Pelias inilah Bangsa Morduli atau Bangsa Pamalaya menguasai teknologi.
Adapun Raihana ketika menikah dengan Raja Agung Sairah atau Raja Agung Syahrabil, maka dibawalah ia dari negeri Morduli atau negeri Pamalaya ke negeri Ma’rib. Dari pernikahan Raihana dengan Raja Agung Sairah dianugerahi seorang anak perempuan yang bernama Makeda atau Nikaula.
Suatu ketika Raja Agung Sairah meninggal dunia. Karena tidak memiliki anak laki-laki, maka pada saat itu diangkat lah Wali yaitu Paman Tiri Raja Agung Sairah bernama Mukrib Arim. Setelah Mukrib Arim menjadi Raja di Negeri Ma'rib, negeri tersebut dilanda prahara dan penderitaan.
Mukrib Arim merupakan seorang raja yang zalim. Ia selalu melakukan penindasan terhadap rakyatnya. Pada masa Raja Mukrib Arim ini, negeri Ma'rib dilanda tindak korupsi yang dahsyat yang dilakukan oleh petinggi-petinggi negeri Ma'rib yang juga merupakan pendukung Raja Mukrib Arim.
Bahkan akibat kekejaman Raja Mukrib Arim, Makeda dan keluarganya dibuang ke suatu perkampungan terpencil dan terisolasi dari dunia luar.
Suatu ketika Raja Mukrib Arim memantau perkampungan tempat Makeda dan keluarganya dibuang. Pada saat itu ada seorang anak kecil yang berasal dari pedalaman, tanpa sengaja tersesat dan masuk ke perkampungan tempat Makeda dibuang. Anak kecil tersebut tanpa sengaja telah melukai kaki binatang yang membawa kendaraan Raja Mukrib Arim. Maka murkalah Raja Ma'rib tersebut dan menangkap anak kecil tersebut.
Raja Mukrib Arim kemudian hendak memotong salah satu kaki anak kecil tersebut sebagai hukuman karena telah melukai kaki binatang yang membawa kendaraannya. Namun tindakan kejam Raja Mukrib Arim di tentang oleh Makeda dengan menyatakan lebih baik memotong kakinya sebagai ganti kaki anak kecil tersebut. Raja Mukrib Arim yang sedang murka itu semakin berang. Namun ia tidak berani untuk memotong kaki Makeda. Akibat kemarahannya, kaki Makeda dilukainya saja dengan senjatanya sehingga bercucuranlah darah dari kaki gadis malang tersebut. Setelah melukai kaki Makeda, Raja Mukrib Arim dan Pengawalnya pergi meninggalkan perkampungan tersebut, ia pulang ke pusat negeri Ma'rib.
Setelah peristiwa itu, anak kecil tersebut pergi keluar dari perkampungan Makeda, ia berusaha mencari jalan pulang hingga akhirnya berhasil juga ia sampai di tempatnya tinggal yaitu di pedalaman hutan pada sebuah gunung.
Anak kecil tersebut rupanya adalah anaknya seorang Pemuka Suku bernama Geroda. Geroda dan Sukunya merupakan anak keturunan dari Harut dan Marut dengan Ratu Baidakhat atau Ratu Zuhrah. Suku Geroda terkenal sangat kuat dan menguasai berbagai Ilmu Ghaib, warisan dari Harut dan Marut. Suku Geroda lebih memilih bermukim di pedalaman yang jauh dari jangkauan masyarakat karena tidak ingin terlibat dengan hal-hal negeri.
Maka bercerita lah anak kecil tersebut kepada ayahnya. Geroda setelah mendengar cerita anaknya tersebut sangat berhasrat untuk bertemu Makeda. Maka pergilah ia ke perkampungan Makeda. Ketika ia bertemu Makeda, maka geramlah ia melihat kondisi Makeda yang terlihat terluka kakinya karena membela anaknya dari kezaliman Raja Mukrib Arim. Geroda juga geram melihat penderitaan Makeda yang juga merupakan putri Rajanya yaitu Raja Agung Sairah, sehingga ia kemudian mengumpulkan semua pemuka suku di pedalaman untuk membela dan menolong Makeda dari penindasan Raja Mukrib Arim yang telah merampas hak dan kehidupan Makeda sebagai Putri Raja Agung Negeri Ma'rib.
Selanjutnya berkumpul lah berbagai pemuka suku pedalaman dengan membawa pasukan masing-masing di perkampungan Makeda. Dengan dipimpin oleh Geroda, pasukan dari pedalaman tersebut bersumpah setia kepada Makeda dan akan merebut Negeri Ma'rib dari penguasaan Raja Mukrib Arim yang durjana. Pasukan yang di pimpin Geroda kemudian membawa Makeda ke pusat Negeri Ma'rib dan mereka menyerang negeri tersebut.
Pasukan Geroda yang menguasai berbagai Ilmu Ghaib tersebut dengan mudah menaklukkan pasukan Raja Mukrib Arim. Bahkan Raja yang durjana tersebut mati terbunuh dalam penyerangan Geroda dan pasukannya ke istana.
Setelah matinya Raja Mukrib Arim dan telah dikuasainya Negeri Ma'rib, Makeda didaulat sebagai Raja Negeri Ma'rib dengan gelar Ratu Sheba. Ratu Sheba selanjutnya menikah dengan Nabi Sulaiman, dan bergelar Ratu Balqis. Dari pernikahan Nabi Sulaiman dengan Ratu Balqis dianugerahi beberapa orang anak yang salah seorangnya bernama Menelik yang berarti 'Anak Bijaksana'.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SUNGKUI THE TRADITIONAL CULINARY OF SANGGAU

Sungkui is a traditional Sanggau food made of rice wrapped in Keririt leaves so that it is oval and thin and elongated. Sungkui is a typical...