HIKAYAT PENCIPTAAN MANUSIA
DALAM KITAB RISALATUL MAJARROH PENGHULU
SANGGAU
Bagian Ketiga :
Setelah tentara
Malaikat meninggalkan bumi, sisa-sisa Bangsa Jin yang bersembunyi di
pulau-pulau kecil yang beriklim tropis dan merubah bentuk mereka menyerupai
hewan dan tumbuhan-tumbuhan rimbun, kembali berkumpul. Bangsa Jin yang merubah
bentuk itu pun kembali ke bentuk semula. Di pulau-pulau kecil beriklim tropis
inilah mereka membangun kembali peradaban mereka. Sisa-sisa Bangsa Jin ini
mulai berkembang biak dan semakin banyak hingga membangun peradaban baru yang
disebut Bangsa Banul Jan.
Bangsa Banul Jan
ini tidak sekuat dan secerdas Bangsa Jin sebelumnya, namun mereka memiliki
perilaku yang sangat licik melebihi Bangsa Jin sebelumnya. Untuk memperkuat
peradaban mereka, Bangsa Banul Jan berusaha menyelinap ke Kerajaan Para
Malaikat di langit. Ketika menyelinap ini Bangsa Banul Jan merubah bentuk
mereka menyerupai hewan atau menyerupai tumbuhan rimbun agar tidak diketahui
oleh Para Malaikat. Di Kerajaan para Malaikat ini Bangsa Banul Jan mencuri
berbagai informasi dan rahasia teknologi Bangsa Malaikat.
Usaha menyelinap
dari Bangsa Banul Jan membuahkan hasil, mereka dapat menembus Kerajaan Para
Malaikat hingga ke langit ketujuh. Berbagai informasi penting dan
rahasia-rahasia teknologi Bangsa Malaikat berhasil mereka curi, yang kemudian
mereka bawa kepada Bangsa mereka untuk mereka pelajari.
Masa demi masa
akhirnya Bangsa Banul Jan berhasil mempelajari dan menguasai rahasia teknologi
yang dimiliki Bangsa Malaikat. Bangsa Banul Jan yang bersembunyi di pulau-pulau
kecil beriklim tropis selanjutnya berani keluar dari tempat-tempat tersebut.
Mereka semakin berkembang biak dan semakin banyak jumlahnya hingga ke penjuru
bumi. Hingga akhirnya Bangsa Banul Jan berkembang menjadi 28 kerajaan, jumlah
kerajaan yang lebih banyak dari kerajaan sebelumnya.
Namun ke 28
kerajaan tersebut tidak sama dengan delapan kerajaan sebelumnya yang saling
berperang dan membantai satu sama lainnya. Ke 28 kerajaan tersebut telah
berikrar untuk tidak saling serang karena mereka memiliki satu tujuan yaitu
membalas dendam terhadap Bangsa Malaikat yang telah membinasakan Bangsa mereka
sebelumnya. Bahkan Bangsa Banul Jan juga telah berencana untuk menguasai
kerajaan-kerajaan Bangsa Malaikat yang berada di tujuh lapis langit.
Hingga pada masa
ketika Bangsa Banul Jan telah yakin bahwa peradaban teknologi yang dimilikinya
lebih unggul dari peradaban teknologi yang dikuasai Bangsa Malaikat, mulailah
mereka melancarkan penyerangan ke kerajaan-kerajaan Bangsa Malaikat di langit.
Sebelum aksi penyerangan, Bangsa Banul Jan telah terlebih dahulu membangun pelabuhan
dan benteng yang kokoh di perbatasan atmosfer bumi. Pelabuhan dan benteng
tersebut mereka sembunyikan sehingga yang terlihat adalah kumpulan awan.
Adapun salah
satu cara mereka menciptakan awan yang menutupi pelabuhan dan benteng-benteng
mereka adalah dengan menempatkan batu-batu petir ke berbagai penjuru perbatasan
atmosfer bumi. Batu-batu petir adalah batu yang terbentuk dari sambaran petir
ke bumi. Kemudian ditengah batu-batu petir tersebut mereka tempatkan Induk Batu
Es atau yang sering disebut dengan Batu Kecubung Es. Batu-batu petir yang
ditempatkan berkeliling diberbagai sudut itu, akan mengeluarkan energi satu
sama lainnya yang selanjutnya akan menyerap energi Batu Kecubung Es yang berada
di tengahnya sehingga terciptalah awan tebal yang kemudian menutupi pelabuhan
dan benteng mereka. Teknologi seperti ini Bangsa Banul Jan dapatkan ketika
mereka berhasil menyelinap ke kerajaan Bangsa Malaikat di langit ketujuh.
Teknologi seperti ini kelak yang juga ditiru oleh Bangsa Manusia atau anak
ketrurunan Adam di bumi ketika mereka membangun negeri.
Setelah tiba
waktunya, maka Bangsa Banul Jan melakukan penyerangan ke Kerajaan Bangsa
Malaikat yang bertebaran di tujuh langit. Kerajaan Bangsa Malaikat ini berada
di atas garis langit yang terlindung dibalik lubang yang membentuk spiral.
Lubang spiral tersebut berada di depan, belakang, sisi kiri dan kanan Kerajaan
Bangsa Malaikat. Lubang spiral tersebut akan mengeluarkan petir jika didapati
makhluk asing yang bukan Bangsa Malaikat yang mencoba memasuki Kerajaan Bangsa
Malaikat. Selain itu terdapat juga lubang spiral berwarna hitam yang terus
bergerak tanpa henti mengitari luar Kerajaan Bangsa Malaikat dan akan menghisap
makhuk asing yang mencoba mendekati wilayah Kerajaan Bangsa Malaikat.
Namun karena
Bangsa Banul Jan telah mengetahui jalan masuk ke Kerajaan Bangsa Malaikat
sehingga dengan mudah mereka memasuki Kerajaan tersebut. Maka diseranglah
kerajaan di langit pertama tersebut yang kemudian berhasil dikuasai oleh Bangsa
Banul Jan. Selanjutnya Bangsa Banul Jan bergerak ke langit kedua, dan berhasil
mereka kuasai. Kemudian mereka bergerak lagi ke langit ketiga dan keempat, yang
juga dapat mereka kuasai.
Ketika Bangsa
Banul Jan akan memasuki langit kelima, mereka mendapat perlawanan sengit dari
Bangsa Malaikat yang dipimpin oleh Malaikat Mikail dan Malaikat Jibril. Ketika
dibatas langit kelima ini Bangsa Banul Jan tidak sanggup membendung perlawanan
Bangsa Malaikat. Bangsa Banul Jan bahkan terdesak dan mundur turun hingga ke
langit pertama. Adapun tidak sanggupnya Bangsa Banul Jan menembus pertahanan
Bangsa Malaikat di langit kelima kemudian menjadi Isyarat Wajibnya Sholat Lima
Waktu bagi Umat Nabi Muhammad kelak. Sehingga orang yang lengkap Sholat Lima
Waktunya tidak akan dapat di ganggu oleh Bangsa Jin.
Bangsa Malaikat
yang telah mendesak Bangsa Banul Jan hingga ke langit pertama terus melancarkan
serangan, sehingga membuat Bangsa Banul Jan kocar kacir dan berlindung di dalam
pelabuhan dan benteng-benteng mereka di perbatasan atmosfer bumi. Bangsa
Malaikat yang sangat geram dengan Bangsa Banul Jan kemudian menyerang pelabuhan
dan benteng-benteng yang tersembunyi dibalik awan itu dari berbagai arah.
Pelabuhan dan
benteng-benteng itu pun luluh lantak. Api berkobar-kobar dengan dahsyat
sehingga ikut juga membakar atmosfer bumi. Kondisi bumi pada saat itu tertutupi
kobaran api yang dahsyat sehingga menimbulkan cahaya merah menyala di alam
semesta yang mengalahkan cahayanya matahari.
Melihat bumi
yang telah tertutupi kobaran api tersebut, tidak menghentikan serangan Bangsa
Malaikat, mereka terus melancarkan serangan sehingga berguguranlah pelabuhan
dan benteng-benteng Bangsa Banul Jan jatuh ke bumi. Serpihan-serpihan pelabuhan
dan benteng-benteng yang terbakar itu kemudian membakar muka bumi. Total
menyeluruh muka bumi terbakar dengan hebat, sehingga makin dahsyatlah kobaran
api dari bumi yaitu terbakarnya muka bumi dan atmosfer bumi. Kobaran cahaya
merah menyala semakin besar hingga ikut menghanguskan berbagai benda yang ada
di sekitar bumi. Kobaran api yang melanda bumi berlangsung cukup lama. Hingga
akhirnya padam juga kobaran api tersebut.
Setelah kobaran
api itu padam, Bangsa Malaikat kemudian turun ke bumi untuk mencari sisa-sisa
Bangsa Banul Jan yang masih hidup. Bangsa Banul Jan yang didapati selamat
langsung di tangkap dan dikumpulkan. Bangsa Banul Jan ini kemudian dipenjarakan
oleh Bangsa Malaikat dibawah gunung-gunung dibumi. Penjara dibawah
gunung-gunung tersebut dibuat oleh Bangsa Malaikat untuk memasung sisa-sisa Bangsa
Banul Jan yang masih hidup agar tidak lagi berbuat kerusakan di muka bumi.
Namun masih ada juga sisa-sisa Bangsa Banul Jan yang masih hidup yang terlepas
dari tangkapan Bangsa Malaikat karena mereka bersembunyi dibawah tanah yaitu
dilapisan bumi pertama. Sisa-sisa Bangsa Banul Jan ini tidak berani keluar dari
dalam tanah karena jika terlihat oleh Bangsa Malaikat maka akan ditangkap dan
dipasung dibawah gunung.
Agar kejadian penyerangan
Bangsa Banul Jan ke langit tidak terulang, Bangsa Malaikat kemudian membangun
benteng-benteng penjagaan di atmosfer bumi. Benteng-benteng ini akan
mengeluarkan petir dan menyambar sisa-sisa Bangsa Banul Jan yang terlihat
muncul di permukaan bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar