Minggu, 15 April 2018

MAKNA ISLAM DAN HURUFNYA

MAKNA ISLAM DAN HURUFNYA

Islam berasal dari kata ”Aslama” (menyerahkan) dan kata ”Salima” (selamat). Dapat ditarik sebuah definisi dari kata ISLAM, sebagai berikut:
” Menyerahkan diri kepada Allah secara mutlak sesuai dengan ajaran Muhammad Rasulullah SAW. Untuk mencapai keselamatan dunia dan akhirat”.
ISLAM terdiri dari 4 huruf: ALIf, SIN, LAM – ALIF, MIM :
a. Alif mengisyaratkan : ANA, ALLAH, AHAD = ANAALLAHUAHAD
Pada ”lubuk hati yang paling dalam” (sir) seorang Muslim yang Khalish (ikhlas – bersih), seakan terasa dan terdengar oleh telinga batinnya KALAM QODIM yang bila dirangkai dengan isyarat kata dan huruf; ”Akulah ALLAH YANG MAHA ESA”.
Isyarat   huruf  ALIF,   seakan-akan  melahirkan  Kalam
Qadim: ”Akulah Allah Yang Maha Esa, siapa yang ingin berjumpa denganKu, hendaklah beramal shalih dan tidak boleh menyekutukanKu dengan sesuatu apapun. Untuk sampai kepadaKu ikutilah SIN.
b. Huruf  yang  ke-2  dari  Huruf ISLAM adalah huruf SIN, mengisyaratkan MUHAMMAD SAW. dengan seluruh ajarannya. Artinya siapa yang ingin selamat, ikutilah MUHAMMAD, yaitu: SIN bergerigi tiga:
1) Gerigi pertama mengisyaratkan ”SYARIAT”.
Syariat dari segi bahasa artinya: ”Tata – Hukum”. Disadari bahwa dalam alam semesta ini tidak ada yang terlepas dari apa yang dinamakan ”Hukum”. Termasuk untuk manusia sebagai makhluk sosial dan sebagai hamba Allah, perlu diatur dan ditata, sehingga tercipta keteraturan yang menyangkut hubungan antar manusia, manusia dengan alam, serta manusia dengan Maha Pencipta.
Pembahasan mengenai materi hukum, dimana manusia sebagai objeknya, tercakup dalam beberapa disiplin ilmu; Ilmu Fiqih, Ilmu Adab dan lain-lain.
Dalam ajaran Islam, melaksanakan aturan dan ketentuan hukum tanpa memahami dan menghayati ”apa tujuan hukum”, maka pelaksanaanya tidaklah memiliki nilai yang sempurna. Orang tua-tua biasa menyebutnya ”kulit tanpa isi”. Tujuan hukum adalah kebenaran, atau dalam istilah kitab kuning ”yang sebenar-benarnya” (Hakikat).
Untuk mencapai tujuan tentu memerlukan ”jalan” dan ”cara”. Tanpa mengetahui jalannya, tentu sulit untuk mencapai tujuan. Hal itu dinamakan ”Thoriqat”.
2) Gerigi kedua mengisyaratkan ”THORIQAT”.
Persamaan katanya menurut segi bahasa; ”Madzhab” yang artinya ”jalan”. Mengetahui adanya jalan, perlu pula mengetahui ”cara” melintasi jalan agar tujuan tidak kesasar.
Tujuan adalah kebenaran, maka cara untuk melintasi jalan harus dengan benar pula. Untuk ini harus sudah ada persiapan bathin, yakni sikap yang benar. Sikap hati yang demikian tidak akan tampil dengan sendirinya, sehingga perlu adanya latihan – latihan tertentu dengan cara – cara tertentu pula.
Sekitar abad ke-2 dan ke-3 Hijriyah lahirlah kelompok – kelompok dengan metode latihan, berintikan ajaran DZIKIRULLAH. Sumber pegangan tidak  lepas dari  ajaran  Rasulullah  SAW. Kelompok - kelompok ini menamakan dirinya dengan nama THORIQAT yang berpredikat masing-masing sesuai dengan nama pembawa ajaran itu. Terdapatlah beberapa nama antara lain:
a) THORIQAT QODIRIYAH, pembawa ajaran; Syekh Abdul Qadir Jaelani q.s. (qaddasallahu sirrahu).
b) THORIQAT SYADZALIYAH, pembawa ajaran; Syekh Abu Hasan As-Syadzili q.s.
c) THORIQAT NAQSYABANDIYAH, pembawa ajaran; Syekh Baha’uddin An-Naqsyabandi q.s.
d) THORIQAT RIFA’IYAH, pembawa ajaran; Syekh Ahmad bin Abil – Hasan Ar – Rifa’i. Q.s.
Dan banyak lagi nama-nama thoriqat yang mereka anggap sejalan dengan apa yang difirmankan oleh Allah SWT. Banyak ulama berpendapat bahwa dari sejumlah Thoriqat-Thoriqat yang tersebar di dunia Islam, ada yang MU’TABAR (diakui) dan GHAIRU MU’TABAR (tidak diakui).
Seseorang yang memasuki Thoriqat, dinamai ”Salik” (orang yang berjalan), sedang cara yang mereka tempuh menurut cara-cara tertentu dinamakan ”Suluk”. Banyak hal-hal yang harus dilakukan oleh seorang salik bila ingin sampai kepada tujuan, antara lain; Khalwat (nyepi/samadi). Diwaktu khalwat ini diperlukan Muraqabah (pengintip perilaku diri), Muhasabah (menghitung–hitung/merenungi diri, mana yang baik dan terpuji dan mana yang jelek serta mana pula yang tercela), Mujahadah (tekun/rajin/ sungguh–sungguh) dan banyak lagi istilah–istilah dengan riyadloh lahir bathin, sesuai dengan petunjuk dari Syekh/Mursyid (guru).
3) Gerigi ketiga mengisyaratkan ”HAKIKAT”.
Istilah ini sudah merupakan Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Arab ”Haqiqat” yang berarti ”Kebenaran”, ”Kenyataan Asal” atau ”Yang sebenar-benarnya”.
Kebenaran dalam hidup dan kehidupan, inilah yang dicari dan ini pulalah yang dituju. Hakikat Alam, Hakikat Diri saling berkaitan, yang dalam bahasa tulisan lama menyebutnya ”diri mencari sebenar-benarnya diri”. Dan letak MAKRIFATnya telah dirangkum dalam huruf LAM – ALIF dan MIM.

c. Huruf ke-3 dan ke-4, LAM – ALIF, MIM mengisyaratkan ”MAKRIFAT”;
Kata ”MAKRIFAT” berasal dari kata ’arafa yang artinya ”Mengenal”.
1. LAM ALIF = LAAILAAHAILLALLAH
”Tidak  ada  tuhan   yang  patut   disembah  kecuali  Allah”.
”Tidak ada yang dimaksud / dicari kecuali Allah”.
”Tidak ada yang maujud kecuali Allah”.
2. MIM = MUHAMMADRASULLULLAH
”MUHAMMAD adalah utusan Allah”.
Diri ini penuh dengan serba ketergantungan, kekurangan, kelemahan, fana, dibanding dengan Allah SWT. Yang memiliki kebesaran, kekuasaan, keperkasaan dan kekekalan serta memiliki seluruh sifat-sifat kesempurnaan. Tidak ada seorang manusiapun yang sanggup dan mampu mengenalNya dalam arti hakiki kecuali Dia.
Syariat, Thoriqat, Hakikat, terhimpun dalam MAKRIFAT. Bila salah satu gerigi SIN ditiadakan, tidak bersyariat atau tidak berhakikat, berarti tidak melalui jalan SIN, maka tidak akan dapat merasakan kenikmatan MAKRIFAT, dan tidak akan diterima di hadirat-Nya.
Keempat bagian ini (Syariat, Thoriqat, Hakikat dan Makrifat) adalah sudah merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Gugur salah satunya berarti gugur pula keseluruhannya. Jika telah terlaksana keempat bagian tersebut maka sempurnalah dia disebut ISLAM sehingga menjadi INSAN KAMIL atau makhluk Allah yang sempurna.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SUNGKUI THE TRADITIONAL CULINARY OF SANGGAU

Sungkui is a traditional Sanggau food made of rice wrapped in Keririt leaves so that it is oval and thin and elongated. Sungkui is a typical...