Sabtu, 14 April 2018

HIKAYAT PENCIPTAAN MANUSIA 4

HIKAYAT PENCIPTAAN MANUSIA
DALAM KITAB RISALATUL MAJARROH PENGHULU SANGGAU

Bagian Keempat :

Tersebutlah anak keturunan Samum bernama Iblis yang lebih memilih untuk menyendiri dan beribadah kepada Allah. Ketika di bumi Iblis telah beribadah kepada Allah selama 10.000 tahun. Kemudian Allah mengangkatnya ke langit pertama. Di langit pertama Iblis beribadah lagi selama 10.000 tahun sehingga mendapat gelar Al-Abid. Allah kemudian mengangkatnya ke langit kedua. Di langit kedua Iblis beribadah lagi selama 10.000 tahun sehingga mendapat gelar Ar-Raki.
Allah kemudian mengangkatnya lagi ke langit ketiga. Di langit ketiga Iblis beribadah lagi selama 10.000 tahun sehingga mendapat gelar As-Saajid. Allah kemudian mengangkatnya lagi ke langit keempat, dan Iblis beribadah lagi selama 10.000 tahun sehingga mendapat gelar Al-Khaasyi.
Kemudian Allah mengangkatnya lagi ke langit kelima, dan Iblis beribadah lagi selama 10.000 tahun sehingga mendapat gelar Al-Qaanit. Kemudian Allah mengangkatnya lagi ke langit keenam, dan Iblis beribadah lagi selama 10.000 tahun sehingga mendapat gelar Al-Mujtahid. Kemudian Allah mengangkatnya lagi ke langit ketujuh, dan Iblis beribadah lagi selama 10.000 tahun sehingga mendapat gelar Az-Zahid. Akhirnya Allah mengangkat Iblis ke Surga. Sehingga total Iblis beribadah kepada Allah sejak di bumi hingga akhirnya naik ke Surga selama 80.000 tahun. Perilaku Iblis yang taat beribadah tersebut sangat di kagumi oleh Bangsa Malaikat. Maka jadilah Iblis makhluk Allah yang sangat di hormati Bangsa Malaikat. Ketika di Surga Iblis mendapat gelar Azazil yang berarti Hamba Allah yang terhormat, berharga dan kuat.
Selama di Surga, Iblis pernah melakukan tugas-tugas mulia yang diperintahkan Allah kepadanya yaitu:
1. Iblis menjadi penjaga surga selama 40.000 tahun.
2. Iblis hidup bersama Malaikat selama 80.000 tahun.
3. Iblis diangkat menjadi penasehat Malaikat selama 20.000 tahun.
4. Iblis menjadi pemimpin Malaikat Karobiyyun selama 30.000 tahun.
5. Iblis melakukan Thowaf atau mengelilingi arasy bersama para Malaikat selama 14.000 tahun.

Jadi, keseluruhan Iblis beribadah sejak di bumi kemudian melakukan semua perintah Allah adalah selama 265.000 tahun. Iblis tidak merasa lelah dan mengeluh dalam menjalankan perintah Allah yang mulia. Iblis menjalankan dengan ikhlas, tidak ada niat apapun kecuali karena Allah semata. Iblis juga pernah menggantikan kedudukan Malaikat Mikail dan Malaikat Jibril untuk memimpin pasukan Malaikat menundukkan Bangsa anak keturunan Hin dan Bin yang pada masa itu sedang berperang di bumi. Perang ini disebut sebagai Perang Yusuf.
Adapun asal muasal Bangsa Hin dan Bin adalah bermula ketika Nabi Adam yang setelah diciptakan Allah diperintahkan untuk berkeliling surga dan alam semesta untuk melihat kebesaran Allah. Maka dibawalah Nabi Adam oleh Malaikat Jibril yang berada di depannya, Malaikat Mikail di kanannya, dan Malaikat Israfil di sebelah kirinya.
Ketika mengelilingi alam semesta, singgahlah Nabi Adam ke 69 bumi yang bertebaran di tujuh lapis langit. Pada 69 bumi tersebut terlihat oleh Nabi Adam telah ada makhluk semirip dengannya, tetapi bentuknya tidak sempurna. Makhluk-makhluk yang mendiami 69 bumi tersebut merupakan penciptaan Allah dari sisa-sisa tanah penciptaan jasad Nabi Adam. Sehingga makhluk-makhluk di 69 bumi tersebut memiliki unsur jasad yang sama dengan Nabi Adam, hanya bentuknya saja yang tidak sempurna karena berasal dari sisa-sisa tanah penciptaan Nabi Adam.
Hingga ketika Nabi Adam singgah ke bumi ke 70, terlihatlah oleh Nabi Adam tidak ada makhluk yang semirip dengannya di bumi tersebut. Maka Nabi Adam yang pada masa itu masih dianugerahi pengetahuan yang melebihi makhluk-makhluk Allah lainnya mencoba membuat makhluk yang semirip dengannya dari tanah tempat asal muasal penciptaan jasadnya.
Adapun jasad Nabi Adam terbuat dari tanah dari beberapa negeri di bumi yaitu Kepalanya dari Tanah Baitul Mukadis sehingga menjadi tempat budi pekerti, Mukanya dari tanah bumi yang dicampur tanah surga sehingga menjadi perhiasan, Kedua matanya dari tanah Hud sehingga menjadi tempatnya untuk memandang, Kakinya dari tanah Hindi sehingga menjadi alat untuknya berjalan, Zakarnya dari tanah Babil sehingga menjadi tempat syahwatnya, dan Lidahnya dari tanah Jabal Qaf sehingga menjadi alat untuknya berbicara.
Maka berusahalah Nabi Adam membuat makhluk semirip dengannya. Makhluk tersebut ada sepasang namun tidak dapat sama dengan dirinya dan tidak sempurna. Sepasang makhluk tersebut berbentuk binatang yang tidak jelas bentuknya. Sepasang makhluk itu pun tidak bernyawa. Dari situlah Nabi Adam tersadar bahwa tingginya pengetahuan yang dimilikinya tidak dapat menyamai kekuasaan Allah.
Karena terlalu lelah ia berusaha membuat makhluk yang semiripnya, maka tertidurlah Nabi Adam yang pada masa itu belum terciptanya Siti Hawa. Maka pada saat itulah Iblis melintas dan melihatnya. Iblis kemudian mengambil sepasang makhluk yang dibuat Nabi Adam tersebut, dan dengan pengetahuan Iblis, maka sepasang makhluk itu diisi tubuhnya dari nyala api yang menyala-nyala, serta ditiupkannya ruh sehingga bernyawalah sepasang makhluk tersebut. Sepasang makhluk itu kemudian dinamai Iblis dengan Hin dan Bin.
Hin da Bin yang telah bernyawa tersebut kemudian dibawa Iblis ke bumi ke 70 dan diajarkannya berbagai ilmu pengetahuan. Selanjutnya beranak pinaklah Hin dan Bin dengan cepat, dan sangat banyak ke seluruh penjuru bumi hingga sebanyak 120 Kerajaan. Pada masa inilah terjadi perang besar lagi yang disebut Perang Yusuf.
Akibat Perang Yusuf membuat Bangsa Malaikat terpecah dua yaitu tentara Malaikat yang mengikuti kepemimpinan Malaikat Mikail dan tentara Malaikat yang mengikuti kepemimpinan Malaikat Jibril. Kedua tentara Malaikat ini pun berperang di bumi bersamaan dengan berperangnya 120 Kerajaan Bangsa Hin dan Bin. Perang besar tersebut berhenti setelah Iblis yang pada masa itu bergelar Azazil diperintahkan oleh Allah untuk memimpin pasukan Malaikat turun ke bumi, guna menaklukkan 120 Kerajaan Bangsa Hin dan Bin. Maka sejak itulah Iblis atau Azazil menjadi penguasa Bumi.
Sedangkan Malaikat Mikail dan Malaikat Jibril dihukum oleh Allah untuk tidak lagi memimpin tentara Malaikat. Kedudukan kedua Malaikat tersebut diganti oleh Allah dengan Malaikat Izrail yang keberadaannya pada masa itu di rahasiakan oleh Allah.
Adapun Malaikat Izrail sebelum Nabi Adam dan Siti Hawa diturunkan ke bumi, diperintahkan oleh Allah untuk membawa ribuan pasukan Malaikat Buraq dari Surga guna mengurung Bangsa Hin dan Bin serta Bangsa Jin yang banyak terlepas dari pasungan dibawah gunung. Bangsa Hin dan Bin yang bentuknya seperti binatang tersebut di kurung oleh pasukan Malaikat Buraq di hutan-hutan pegunungan dan pulau-pulau terpencil. Dan Bangsa Jin tetap dipasung dibawah gunung dengan penjagaan dari pasukan Malaikat Buraq.
Namun atas kehendak Allah, ketika Nabi Adam dan Siti Hawa telah turun ke bumi dan memiliki keturunan yang banyak, maka penjagaan terhadap Bangsa Hin dan Bin terbuka. Bangsa ini kemudian berperang dengan anak keturunan Nabi Adam yaitu pada masa Nabi Sueb yang disebut Perang Tamm, dan pada masa Nabi Idris yang disebut Perang Marduk.
Adapun ketiga perang yang terjadi yaitu Perang Yusuf, Perang Tamm dan Perang Marduk kemudian terhikayatkan menjadi Perang Mahabarata dalam Bangsa Hindustan.
Adapun Nabi Adam dan Siti Hawa ketika turun ke bumi, setelah dibelakang mereka turunlah Burung Merak. Selanjutnya setelah dibelakang Burung Merak turunlah Ular yang diusir Allah dari Surga, kemudian setelah dibelakang Ular turunlah Iblis yang dilaknat Allah.
Ketika akan memasuki bumi, Nabi Adam terpisah dengan Siti Hawa. Nabi Adam terjatuh di Sernadib. Sebelum Nabi Adam keluar dari surga, ia mengambil sepenggal kayu untuk dijadikan tongkatnya. Sepenggal kayu dari Surga yang menjadi tongkatnya Nabi Adam ini kemudian menjadi pohon-pohon Gaharu di bumi. Adapun Siti Hawa kemudian terjatuh di Jedah.
Sedangkan Burung Merak terjatuh di Hindustan. Selama di Hindustan, Burung Merak menyesali kesalahannya sehingga ia di usir Allah dari Surga. Burung Merak bersujud memohon pengampunan Allah hingga akhirnya turunlah Malaikat Izrail menyampaikan bahwa Allah mengetahui taubatnya Burung Merak. Namun Allah berkehendak agar Burung Merak tetap di bumi untuk menjaga anak keturunan Nabi Adam dan Siti Hawa. Maka diangkatlah Burung Merak menjadi Raja pasukan Buraq di bumi yang akan menjaga anak keturunan Nabi Adam ketika terjadi perang hingga akhir zaman.
Adapun Ular selanjutnya terjatuh di Sepaham dan Iblis terjatuh di Matradiliren. Iblis kemudian menjadi makhluk yang akan terus menyesatkan anak keturunan Nabi Adam hingga akhir zaman.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SUNGKUI THE TRADITIONAL CULINARY OF SANGGAU

Sungkui is a traditional Sanggau food made of rice wrapped in Keririt leaves so that it is oval and thin and elongated. Sungkui is a typical...