ORANG SAMBAS
Pada periode
tahun 934 – 930 SM terjadi letusan gunung berapi secara serempak pada beberapa
tempat di bumi termasuk salah satunya Gunung Niut di Kalimantan. Letusan gunung
api ini menyebabkan terjadinya gempa yang dahsyat dan banjir besar sehingga menghancurkan
semua negeri di bumi. Dalam sejarah Islam dan Hikayat Melayu, letusan Gunung
Berapi yang terjadi secara serempak pada masa itu bersamaan dengan berita
wafatnya Nabi Sulaiman AS.
Tersebutlah Bangsa
Zabaj yang pemukiman dan istananya musnah akibat hantaman gelombang besar dan hujan batu dari
atas Gunung Niut. Mereka berusaha menyelamatkan diri menggunakan beberapa kapal
besar dengan melintasi lautan. Badai besar dengan gelombang tinggi menghantam
rombongan kapal Bangsa Zabaj. Mereka terus berusaha menjauhi wilayah Gunung
Niut agar terhindar dari memuntahkan lahar panas serta tumpahan tanah dan hujan
batu. Selama berhari-hari kapal rombongan Bangsa Zabaj mengarungi lautan yang
sedang dilanda badai besar itu. Hingga disuatu tempat ditengah lautan rombongan
kapal Bangsa Zabaj tidak lagi mendapat hantaman ombak besar. Kondisi lautan di wilayah
tersebut tidak terpengaruh oleh letusan dan goncangan Gunung Niut yang masih
terjadi.
Wilayah tersebut ternyata merupakan sebuah jurang di tengah lautan
atau disebut Palung. Rombongan kapal Bangsa Zabaj ini kemudian memutuskan untuk
menetap di wilayah Palung tersebut karena merasa aman dan tidak terkena badai
lautan. Bangsa Zabaj selanjutnya membangun pemukiman yang baru karena pemukiman
mereka yang lama telah musnah akibat letusan Gunung Niut. Tempat itu kemudian
disebut Paloh yang merupakan asal kata dari Palung atau Jurang di dasar lautan.
Seiring perjalanan waktu, pemukiman baru Bangsa Zabaj di Paloh
semakin berkembang. Mereka berhasil membangun kembali pemukiman yang besar dan
megah di Paloh. Bahkan Bangsa Zabaj juga berhasil membangun peradaban yang maju
di paloh yaitu dengan membendung lautan dan membangun pemukiman mereka berada
di dalam palung yang telah mereka bendung tersebut.
Permulaan Bangsa Zabaj sanggup membendung laut dan membangun
pemukiman yang megah didalam palung lautan ketika pada masa itu mereka dipimpin
oleh seorang bernama Busum Dika. Busum Dika bentuk tubuhnya kerdil namun
memiliki kemampuan dan kepintaran luar biasa. Karena bentuk tubuhnya yang
kerdil namun memiliki kemampuan yang tidak seperti orang lain itulah sehingga
ia disebut Busum Dika. Ada juga yang menyatakan bahwa orang kerdil tersebut
disebut Busum Dika karena telah berhasil membendung air laut, dengan kata lain
bahwa Busum Dika bermakna bendungan yang dibangun oleh orang kerdil yang hebat.
Selanjutnya Negeri Paloh yang berada di tengah lautan itu makin
maju dan berkembang pesat. Kemajuan peradabannya sulit tertandingi oleh
bangsa-bangsa lain pada masa itu. Negeri Paloh yang terkenal sebagai Negeri Air
atau Negeri Lautan juga sulit diserang oleh negeri lain karena lokasi negerinya
yang sulit terjangkau. Perkembangan dan kemajuan Negeri Paloh hingga ke
beberapa generasi. Dan pada generasi-generasi berikutnya Bangsa Zabaj ini terlogatkan
menjadi Orang Sambas atau Suku Sambas yang artinya Orang Air atau Orang Laut.
Suatu hari Negeri
Paloh yang dibangun oleh Busum Dika ini kedatangan seorang raja dari Amdan
Negara yang bernama Raja Suran. Pada masa itu Negeri Paloh di pimpin oleh
seorang raja bernama Raja Aktab. Raja Suran datang ke Negeri Paloh yang berada
di tengah lautan itu dengan menggunakan sebuah peti kaca dari bawah lautan.
Raja Suran kemudian dinikahkan Raja Akhtab dengan putrinya yang bernama Putri Makhtabul Bahri.
Pada suatu ketika, Negeri Paloh yang megah
tersebut terkena bencana. Negeri ini tertimpa batu api yang sangat besar dari
langit. Batu api itu mereka sebut Mustika Bintang. Akibat kejatuhan Mustika
Bintang dari langit ini membuat Negeri Paloh menjadi luluh lantak. Negeri itu
terbakar dan rakyat Paloh tercerai berai. Bendungan yang besar untuk menahan
air laut hancur sehingga Negeri Paloh tenggelam dalam lautan.
Dalam suasana kalut dan tidak terkendali itu,
banyak rakyat Negeri Paloh berusaha untuk menyelamatkan diri dari bencana
tersebut, namun lebih banyak yang tewas akibat tertimpa Mustika Bintang dari
langit yang berapi itu, selain itu banyak juga rakyat Paloh yang tenggelam
dalam lautan. Rakyat Paloh yang berhasil menyelamatkan diri berusaha mencari
daratan terdekat.
Ketika peristiwa jatuhnya Mustika Bintang pada
masa itu, terdapat rombongan yang berhasil mencapai daratan yang terbentuk
akibat letusan Indung Niut pada masa dahulu. Rombongan tersebut membangun
pemukiman baru di sana. Daratan itu kemudian disebut sebagai Teluk Keramat.
Rombongan Bangsa Sambas menetap di Teluk Keramat hingga ke beberapa generasi.
Dari rombongan Bangsa Sambas yang menetap di Teluk Keramat ini lah sebagai
permulaan Orang Sambas bermukim di daratan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar