Kamis, 01 Februari 2018

INDUNG NIUT : ASAL MUASAL ORANG KEDAYAN


ORANG SAMBAS

Pada periode tahun 934 – 930 SM terjadi letusan gunung berapi secara serempak pada beberapa tempat di bumi termasuk salah satunya Gunung Niut di Kalimantan. Letusan gunung api ini menyebabkan terjadinya gempa yang dahsyat dan banjir besar sehingga menghancurkan semua negeri di bumi. Dalam sejarah Islam dan Hikayat Melayu, letusan Gunung Berapi yang terjadi secara serempak pada masa itu bersamaan dengan berita wafatnya Nabi Sulaiman AS.
Tersebutlah Bangsa Zabaj yang pemukiman dan istananya musnah akibat  hantaman gelombang besar dan hujan batu dari atas Gunung Niut. Mereka berusaha menyelamatkan diri menggunakan beberapa kapal besar dengan melintasi lautan. Badai besar dengan gelombang tinggi menghantam rombongan kapal Bangsa Zabaj. Mereka terus berusaha menjauhi wilayah Gunung Niut agar terhindar dari memuntahkan lahar panas serta tumpahan tanah dan hujan batu. Selama berhari-hari kapal rombongan Bangsa Zabaj mengarungi lautan yang sedang dilanda badai besar itu. Hingga disuatu tempat ditengah lautan rombongan kapal Bangsa Zabaj tidak lagi mendapat hantaman ombak besar. Kondisi lautan di wilayah tersebut tidak terpengaruh oleh letusan dan goncangan Gunung Niut yang masih terjadi.
Wilayah tersebut ternyata merupakan sebuah jurang di tengah lautan atau disebut Palung. Rombongan kapal Bangsa Zabaj ini kemudian memutuskan untuk menetap di wilayah Palung tersebut karena merasa aman dan tidak terkena badai lautan. Bangsa Zabaj selanjutnya membangun pemukiman yang baru karena pemukiman mereka yang lama telah musnah akibat letusan Gunung Niut. Tempat itu kemudian disebut Paloh yang merupakan asal kata dari Palung atau Jurang di dasar lautan.
Seiring perjalanan waktu, pemukiman baru Bangsa Zabaj di Paloh semakin berkembang. Mereka berhasil membangun kembali pemukiman yang besar dan megah di Paloh. Bahkan Bangsa Zabaj juga berhasil membangun peradaban yang maju di paloh yaitu dengan membendung lautan dan membangun pemukiman mereka berada di dalam palung yang telah mereka bendung tersebut.
Permulaan Bangsa Zabaj sanggup membendung laut dan membangun pemukiman yang megah didalam palung lautan ketika pada masa itu mereka dipimpin oleh seorang bernama Busum Dika. Busum Dika bentuk tubuhnya kerdil namun memiliki kemampuan dan kepintaran luar biasa. Karena bentuk tubuhnya yang kerdil namun memiliki kemampuan yang tidak seperti orang lain itulah sehingga ia disebut Busum Dika. Ada juga yang menyatakan bahwa orang kerdil tersebut disebut Busum Dika karena telah berhasil membendung air laut, dengan kata lain bahwa Busum Dika bermakna bendungan yang dibangun oleh orang kerdil yang hebat.
Selanjutnya Negeri Paloh yang berada di tengah lautan itu makin maju dan berkembang pesat. Kemajuan peradabannya sulit tertandingi oleh bangsa-bangsa lain pada masa itu. Negeri Paloh yang terkenal sebagai Negeri Air atau Negeri Lautan juga sulit diserang oleh negeri lain karena lokasi negerinya yang sulit terjangkau. Perkembangan dan kemajuan Negeri Paloh hingga ke beberapa generasi. Dan pada generasi-generasi berikutnya Bangsa Zabaj ini terlogatkan menjadi Orang Sambas atau Suku Sambas yang artinya Orang Air atau Orang Laut.
Suatu hari Negeri Paloh yang dibangun oleh Busum Dika ini kedatangan seorang raja dari Amdan Negara yang bernama Raja Suran. Pada masa itu Negeri Paloh di pimpin oleh seorang raja bernama Raja Aktab. Raja Suran datang ke Negeri Paloh yang berada di tengah lautan itu dengan menggunakan sebuah peti kaca dari bawah lautan. Raja Suran kemudian dinikahkan Raja Akhtab dengan putrinya yang bernama Putri Makhtabul Bahri.
Pada suatu ketika, Negeri Paloh yang megah tersebut terkena bencana. Negeri ini tertimpa batu api yang sangat besar dari langit. Batu api itu mereka sebut Mustika Bintang. Akibat kejatuhan Mustika Bintang dari langit ini membuat Negeri Paloh menjadi luluh lantak. Negeri itu terbakar dan rakyat Paloh tercerai berai. Bendungan yang besar untuk menahan air laut hancur sehingga Negeri Paloh tenggelam dalam lautan.
Dalam suasana kalut dan tidak terkendali itu, banyak rakyat Negeri Paloh berusaha untuk menyelamatkan diri dari bencana tersebut, namun lebih banyak yang tewas akibat tertimpa Mustika Bintang dari langit yang berapi itu, selain itu banyak juga rakyat Paloh yang tenggelam dalam lautan. Rakyat Paloh yang berhasil menyelamatkan diri berusaha mencari daratan terdekat.
Ketika peristiwa jatuhnya Mustika Bintang pada masa itu, terdapat rombongan yang berhasil mencapai daratan yang terbentuk akibat letusan Indung Niut pada masa dahulu. Rombongan tersebut membangun pemukiman baru di sana. Daratan itu kemudian disebut sebagai Teluk Keramat. Rombongan Bangsa Sambas menetap di Teluk Keramat hingga ke beberapa generasi. Dari rombongan Bangsa Sambas yang menetap di Teluk Keramat ini lah sebagai permulaan Orang Sambas bermukim di daratan.

Ringkasan buku Indung Niut : Asal Muasal Orang Kedayan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SUNGKUI THE TRADITIONAL CULINARY OF SANGGAU

Sungkui is a traditional Sanggau food made of rice wrapped in Keririt leaves so that it is oval and thin and elongated. Sungkui is a typical...