Minggu, 28 Januari 2018

RITUAL ADAT BEBUANG DI KALIMANTAN BARAT


PROSESI ADAT BEBUANG

Salah satu adat budaya yang masih dilaksanakan oleh masyarakat di Kalimantan Barat adalah Ritual Adat Bebuang. Ritual Adat bebuang ini biasanya dilakukan pada acara perkawinan, melahirkan, sesudah panen, melaut dan sebagainya. Prosesi Ritual Adat Bebuang dilakukan di sungai atau laut, menggunakan perahu atau rakit, kemudian seorang tetua adat akan memulai upacara bebuang dengan terlebih dahulu membaca beberapa jampi atau doa.
Sebelum pelaksanaan Ritual Adat Bebuang, terlebih dahulu dipersiapkan sesaji yang berisi beberapa benda yang pada umumnya yaitu sebagai berikut:
1.        Sebutir telur ayam kampung yang masih mentah. Akan lebih baik jika telur dari ayam yang berwarna hitam atau yang disebut ayam selase.
2.        Sebatang paku.
3.        Sebutir kemiri.
4.        Sirih lengkap.
5.        Segenggam berteh padi, yaitu padi yang di gongseng.
6.        Beras kuning yang sudah dilumuri minyak wangi.

Namun terdapat juga beberapa pelaksanaan Ritual Adat Bebuang yang sesajinya berisi sebagai berikut :
1.        Piring putih.
2.        Telur ayam kampung, yang lebih diutamakan adalah telur ayam selase.
3.        Pinang merah 1 buah.
4.        Sirih 3 lembar.
5.        Berteh padi.
6.        Beras kuning.
7.        Minyak bau.
8.        Sapu tangan.
9.        Cincin emas.
10.    Pisau kecil.
11.    Ceper.
12.    Pulut 4 jenis, yaitu pulut putih, pulut kuning, pulut merah, dan pulut hitam.
13.    Pisang berangan 1 sisir.
14.    Ayam yang sudah dimasak 1 iris

Kemudian terdapat juga pelaksanaan Ritual Adat Bebuang dengan bahan-bahan untuk bebuang ditempatkan didalam bokor atau mangkuk putih yang isinya adalah sebagai berikut:
1.        Paku.
2.        Keminting.
3.        Rokok sebatang.
4.        Telur sebutir.
5.        Berteh beras kuning.
6.        Uang logam.
7.        Lilin.
8.        Pisang sebutir.
9.        Beliung.

Adapun bacaan atau jampi-jampi pada Ritual Adat Bebuang beserta terjemahannya pada umumnya adalah sebagai berikut:
1.        Assalamualaikum ataupun Salam pembuka adat. Pada Salam pembuka adat ini dapat menyesuaikan pada bahasa masyarakat setempat.
2.        Labollong labattoa.
(Bayang-bayang yang tua).
3.        Idikna pewajo-wajoi pandre dewatana .......... dan ........... (sebut nama-namanya).
(Kamulah yang nyuluh-nyuluh kasi makan dewatanya ............. dan ...............)
4.        Iya tona adekna lusukna nyawana tubona rahasiana pappenedingna peringkelingena perimona pakittana ............. dan ........... (sebut nama-namanya)
(Iya juga adatnya halusnya nyawanya tubuhnya rahasianya perasaannya pendengarannya penciumannya penglihatannya ............. dan ..............)
5.        Ya maneng-manengna watakalena ................. dan ............. (sebut nama-namanya)
(Ya  semua-semuanya badannya ........... dan ............)
6.        Teterima lempukni yang maneng-manengna adekna ............. dan ............. (sebut nama-namanya)
(Terimalah yang bujur yang semua-semuanya adatnya ............ dan ............ )
7.        Kong ka tapesalah idikna makdampengi.
(Kalau ada yang salah kamulah mengampunkannya)
8.             Kong ka kurang idikna millongi.
(Kalau ada yang kurang kamulah mintakan)
9.             Disik-disikngeng riyalatakallah.
(Baik-baik kepada Allah atau kepada Tuhan)
10.         Selamak melampek sungekna.
(Selamat panjang umurnya)
11.         Pesempongi dallekna.
(Murahkan rejekinya)
12.         Ucapkan Salam penutup adat.

Bacaan atau jampi-jampi tersebut diatas biasanya dibacakan ketika akan mengantar sesaji ke air atau sungai, namun bisa juga dibacakan ketika akan mempersiapkan atau menyusun sesaji. Adapun bacaan atau jampi-jampi ketika akan melepaskan sesaji ke air adalah sebagai berikut :
1.        Assalamualaikum.
2.        Temu toa puang risalok eh.
(Orang tua Tuhan yang ada di laut sana)
3.        Teterima lempukni pappenok papendre.
(Terimalah yang bujur bawah atas)
4.        Papandre-pandrena ........... dan ................
 (Makan-makannya ............... dan ..................)
5.        Idikna millongi disik-disikngeng.
(Kamulah yang mintakan yang baik-baik)
6.        Selamak melampek sungekna.
(Selamat panjang umurnya)
7.        Pesempongi dallekna.
(Murahkan rejekinya)
8.        Ucapkan Salam penutup adat.

Selanjutnya bacaan atau jampi-jampi untuk memberi sesaji kepada Penjaga Atas adalah sebagai berikut :
1.        Assalamualaikum atau Salam Pembuka Adat.
2.        Nenek puang rillangik eh.
(Orang tua Tuhan yang ada di laut sana)
3.        Teterima lempukni papendre pappenokna.
(Terimalah yang bujur bawah atas)
4.        Papandre-pandrena ................. dan ................ (sebut nama-namanya)
(Makan-makannya ................ dan ..................)
5.        Idikna millongi disik-disikngeng.
(Kamulah yang mintakan yang baik-baik)
6.        Selamak melampek sungekna.
(Selamat panjang umurnya)
7.        Pesempongi dallekna.
(Murahkan rejekinya)
8.        Ucapkan Salam penutup adat.

Bacaan atau jampi-jampi untuk memberi sesaji kepada Penjaga Tiang Utama. Pemberian sesaji ini pada umumnya dilakukan didalam rumah atau bangunan pada tiang utama atau tiang tengah rumah atau bangunan, dengan bacaan atau jampi-jampinya adalah sebagai berikut:
1.        Assalamualaikum atau Salam Pembuka Adat.
2.        Yang kuasana pusik bollana .............. dan ............. (sebut nama-namanya).
(Yang kuasanya di tiang pusat rumahnya ................ dan .....................)
3.        Pole yolo lo tengah lo mundri.
(Dari depan sampai tengah sampai belakang)
4.        Pole mundri lo tengah lo yolo.
(Dari belakang sampai tengah sampai depan)
5.        Kong ka tapesalah adek-adekna laleng bollana ............. dan .............. (sebut nama-namanya).
Kalau ada yang salah adat-adatnya dalam rumahnya .................. dan ....................)
6.        Terperajah dampengi ................. dan ............
(Minta maaf ampunkan ................. dan ..................)
7.        Idikna millongi disik-disikngeng .............. dan ........... (sebut nama-namanya).
(Kamulah mintakan yang baik-baiknya ........ dan ..........)
8.        Selamak melampek sungekna.
(Selamat panjang umurnya)
9.        Pesempongi dallekna.
(Murahkan rejekinya)
10.    Ucapkan Salam penutup adat.

Untuk kesemua bacaan atau jampi-jampi tersebut diatas, dapat diucapkan dalam bahasa masyarakat adat setempat selama tidak merubah makna dan maksud dari bacaan atau jampi-jampi yang telah ada. Untuk penyebutan nama-nama yang dituju, dapat menyesuaikan jumlah nama-nama Penjaga atau Nenek Moyang dari masyarakat di tempat tersebut, yaitu jika diyakini hanya ada satu saja, maka sebut saja satu nama Penjaga atau Nenek Moyang saja, jika lebih dari satu, maka disebutkan semuanya.

Ringkasan buku Ritual Adat Bebuang di Kalimantan Barat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SUNGKUI THE TRADITIONAL CULINARY OF SANGGAU

Sungkui is a traditional Sanggau food made of rice wrapped in Keririt leaves so that it is oval and thin and elongated. Sungkui is a typical...