Berdasarkan sejarahnya, Sanggau merupakan sentral terbentuknya
kerajaan-kerajaan lain yang kemudian membentuk Kabupaten atau Kota. Kota Sanggau
telah melewati rentang sejarah yang panjang dan merupakan salah satu bagian
cikal bakal terbentuknya kerajaan Sanggau yang dahulunya tempat ini disebut Kantu’.
Kantu’ sendiri merupakan wilayah yang dibangun bersama-sama oleh
beberapa kelompok antara lain :
1.
Danum
adalah Paman Aji Melayu
dan juga merupakan adik kakek Putri Nilam Cahaya atau Dara Nante, Raja Kerajaan
Sangkra pada waktu
itu.
2.
Datok Udak atau Dakdudak yang merupakan saudara kembar Danum.
3.
Belang
Pinggang, Puyang Belawan, Belang
Patung, Belang Bau dan Bui Nasi. Mereka adalah adik beradik, anak dari Sabong Mengulur atau Manok Sabong
dengan
Pukat Mengawang
adik perempuan Macan Uwi’ atau Babai Cinga’. Bui nasi kemudian bergelar Singa Elang Burong
atau Singalang Burong, pembangun awal Putussibau yang kemudian membangun
kerajaan Bunut Kapuas Hulu.
Kelompok-kelompok
ini di bawah inisiatif Singa Guntur Baju Binduh atau Aji Tanjak yang kemudian
membangun Negeri Palembang di Hulu Kapuas dan selanjutnya menjadi kerajaan
Selimbau. Dari ikrar kelompok-kelompok inilah kemudian tercetus nama Kantu’
yang selanjutnya menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Sanggau.
Berdasarkan sejarahnya nama Sanggau berasal
dari nama terusan atau sungai buatan yang dibangun oleh Abang Awwal atau Sultan Awwaludin pada tanggal 16 Rabi’ul Awwal 1025 Hijriah atau bertepatan pada tanggal 3 April 1616 Masehi. Dinamakan Sungai Sanggau karena di
sungai ini ditumbuhi oleh pohon Sangao,
yaitu sejenis pohon rambutan atau beletik yang berkulit tebal dan isinya
tipis serta sangat berbahaya jika tertelan bijinya. Terusan atau sungai buatan
ini lokasinya sekarang berada dibelakang Masjid Jami’ Kantu’ dan juga terdapat
rumah meriam Segentar Alam. Berdasarkan penyebutan untuk nama sungai inilah
maka wilayah tersebut dinamakan Sangao
yang sekarang menjadi nama “Sanggau”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar