Senin, 15 Januari 2018

KHASANAH SYAIR MELAYU


KHASANAH SYAIR MELAYU SANGGAU

Secara historis, budaya bersyair di Kabupaten Sanggau diketahui telah ada ketika penobatan anaknya Bujang Baray yang bernama Bujang Lanyah Locau menjadi Raja Melahui atau Raja Melayu di Daratan Melahui atau Melayu yang sekarang ini disebut sebagai Melawi pada tahun 1330 M. Ketika penobatan Bujang Lanyah Locau, dibacakanlah syair di Kerajaan Melayu atau Melawi selama tujuh hari tujuh malam berturut-turut dengan beberapa irama. Tidak lama setelah penobatan Bujang Lanyah Locau menjadi Raja Melayu, terjadi perpindahan penduduk Lawai ke Melawi.
Perpindahan penduduk Lawai akibat serangan dari pasukan Wilwatikta atau Majapahit dan pasukan Rahadyan Neno, Raja Nan Sarunai, sehingga Kerajaan Lawai hancur. Untuk menghibur penduduk Lawai yang kerajaannya telah hancur, maka Raja Bujang Lanyah Locau atau Raja Melayu memerintahkan kepada rakyat Negeri Kerajaan Melayu atau Melawi untuk membacakan syair selama 40 hari 40 malam berturut-turut. Syair tersebut dibacakan dengan beberapa irama syair guna menghibur penduduk Lawai.
Begitu juga ketika berdirinya Sanggau pada tanggal 16 Rabi’ul Awwal 1025 Hijriah atau bertepatan tanggal 3 April 1616 Masehi, yaitu ketika penobatan Abang Awal menjadi Sultan Negeri Kapuhas yang bergelar Sultan Awwaludin, maka dibacakanlah syair selama tujuh hari tujuh malam berturut-turut dengan beberapa irama syair.
Menurut riwayat, pengumpulan syair dan iramanya pada masa Kerajaan Sanggau dilakukan pada tanggal 5 Jumadil Ula 1320 H atau 9 Agustus 1902 M oleh Pangeran Achmad Adiningrat, cucuknya Gusti Achmad Putra Negara yang dibuang oleh Belanda ke Purwakarta. Pangeran Achmad Adiningrat mengumpulkan syair beserta iramanya dari hasil karya Pangeran Muhammad Shaleh atau Datok Bandar yang merangkum jenis syair dan irama dari Sekayam dan Melawi. Adapun jenis irama syair pada masa tersebut yaitu :
1)        Irama Begawan.
2)        Irama Mercu Gunung.
3)        Irama Berunggai Lanjar.
4)        Irama Beranyut.
5)        Irama Narasi atau ada yang menyebutnya Irama Siti Zubaidah ataupun Irama Serawak.
6)        Irama Berzanzi.

Ringkasan buku Khasanah Syair Melayu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SUNGKUI THE TRADITIONAL CULINARY OF SANGGAU

Sungkui is a traditional Sanggau food made of rice wrapped in Keririt leaves so that it is oval and thin and elongated. Sungkui is a typical...