KHASANAH
SYAIR MELAYU SANGGAU
Secara historis, budaya
bersyair di Kabupaten Sanggau diketahui telah ada ketika penobatan anaknya
Bujang Baray yang bernama Bujang Lanyah Locau menjadi Raja Melahui atau Raja
Melayu di Daratan Melahui atau Melayu yang sekarang ini disebut sebagai Melawi
pada tahun 1330 M. Ketika penobatan Bujang Lanyah Locau, dibacakanlah syair di
Kerajaan Melayu atau Melawi selama tujuh hari tujuh malam berturut-turut dengan
beberapa irama. Tidak lama setelah penobatan Bujang Lanyah Locau menjadi Raja
Melayu, terjadi perpindahan penduduk Lawai ke Melawi.
Perpindahan penduduk Lawai
akibat serangan dari pasukan Wilwatikta atau Majapahit dan pasukan Rahadyan
Neno, Raja Nan Sarunai, sehingga Kerajaan Lawai hancur. Untuk menghibur
penduduk Lawai yang kerajaannya telah hancur, maka Raja Bujang Lanyah Locau
atau Raja Melayu memerintahkan kepada rakyat Negeri Kerajaan Melayu atau Melawi
untuk membacakan syair selama 40 hari 40 malam berturut-turut. Syair tersebut
dibacakan dengan beberapa irama syair guna menghibur penduduk Lawai.
Begitu juga ketika
berdirinya Sanggau pada tanggal 16 Rabi’ul
Awwal 1025 Hijriah atau bertepatan tanggal 3 April 1616 Masehi, yaitu ketika penobatan Abang Awal menjadi
Sultan Negeri Kapuhas yang bergelar Sultan Awwaludin, maka dibacakanlah
syair selama tujuh hari tujuh malam berturut-turut dengan beberapa irama syair.
Menurut riwayat, pengumpulan syair dan
iramanya pada masa Kerajaan Sanggau dilakukan pada tanggal 5 Jumadil Ula 1320 H
atau 9 Agustus 1902 M oleh Pangeran Achmad Adiningrat, cucuknya Gusti Achmad
Putra Negara yang dibuang oleh Belanda ke Purwakarta. Pangeran Achmad
Adiningrat mengumpulkan syair beserta iramanya dari hasil karya Pangeran Muhammad
Shaleh atau Datok Bandar yang merangkum jenis syair dan irama dari Sekayam dan
Melawi. Adapun jenis irama syair pada masa tersebut yaitu :
1)
Irama Begawan.
2)
Irama Mercu Gunung.
3)
Irama Berunggai Lanjar.
4)
Irama Beranyut.
5)
Irama Narasi atau ada
yang menyebutnya Irama Siti Zubaidah ataupun Irama Serawak.
6)
Irama Berzanzi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar