PERTEMUAN DI SEGUMON TAMPUN JUAH 1
Pada tahun 1394 Masehi, terjadi penyerangan dari Orang-orang
Jeruju ke wilayah Toba. Serangan dari Orang-orang Jeruju tersebut berhasil di
gagalkan oleh pasukan Toba dan Pontiant yang dipimpin oleh Patee Raja Rungkap
Tobak’ng, anaknya Singa Patee dari Sembiu. Patee Raja Rungkap Tobak’ng bahkan
berhasil merebut kembali wilayah Daratan Dermaga Sheng Hie yang pernah
ditempati oleh Bangsa Pontiant namun dikuasai oleh Orang-orang Jeruju. Wilayah
Daratan Dermaga Sheng Hie kemudian diserahkan kembali kepada Bangsa Pontiant
yang dipimpin oleh anaknya Lau Biqiun yang bernama Lau Sheng Bie. Beberapa
waktu kemudian, terjadi serangan dari Negeri Brunai yang dipimpin Awang Sinuai
ke wilayah Sekayam untuk memprotes berdirinya Kerajaan Jangkangk.
Awang Sinuai adalah anaknya Awang Jerambak. Awang Jerambak
merupakan saudara Awang Alak Betatar, Raja Brunai. Awang Jerambak adalah
anaknya Endu Dara Upai Semaring dan Singalang Derom. Endu Dara Upai Semaring
adalah Putrinya Sang Aji Upai Timugon. Singalang Derom adalah anaknya Singalang
Sebatim. Singalang Sebatim adalah anaknya Singalang Burong atau Abang Merakai
dan Ratu
Pingan Pelangka atau bergelar sebagai Ratu Sungui atau Ratu Sungkui, yang juga
merupakan Kakak kandung Sang Aji Upai Timugon, Raja Brunai. Singalang Burong
atau Abang Merakai adalah anaknya Aban, yang merupakan salah seorang anaknya Miharaja Rahadyan Andung Prasap,
Raja Nan Sarunai dengan Dara Antang Langit, Putri Raja Menggaling Langit dari negeri
Bengkayang.
Serangan dari pasukan Awang Sinuai langsung dihadapi oleh pasukan
Sekayam yang dipimpin oleh Patee Jangkangk, Buta’ Sebangam, Biu Samak Milib,
Mu’ Layankng dan Gonkng Maluoi. Pasukan Awang Sinuai yang menyerang ke wilayah
Sekayam datang dalam jumlah sangat banyak, sehingga pasukan Raja Sepuluh dan
Demong Sembilan serta Bangsa Pontiant yang barusan berperang dengan Orang-orang
Jeruju segera turun ke wilayah Sekayam untuk membantu pasukan Patee Jangkangk
melawan serangan dari pasukan Brunai.
Ketika sedang bergelora perang antara pasukan Negeri Brunai dengan
pasukan Sekayam, masuk lagi pasukan dengan jumlah sangat besar ke wilayah Raja
Sepuluh dan Demong Sembilan atau wilayah Toba yang dipimpin oleh menantu Raja
Anyan Nan Sarunai. Pasukan menantu Raja Anyan yang banyak jumlahnya itu terus
bergerak memasuki wilayah Sekayam dengan tujuan untuk menyerang Kerajaan
Jangkangk di Muara Mengkiang.
Serangan dari pasukan menantu Raja Anyan untuk membalas kematian
keluarga-keluarga mereka yang telah di racun oleh Ria Sinir, menantu Patee
Gumantar yang juga ipar Patee Jangkangk ketika mengambil tengkorak kepala Patee
Gumantar. Dengan terlibatnya pasukan menantu Raja Anyan membuat perang yang
sedang terjadi di Sekayam semakin bergelora dan berlangsung cukup lama.
Pasukan Sekayam yang mendapat serangan dari dua pasukan besar
yaitu pasukan Awang Sinuai dari Brunai dan pasukan menantu Raja Anyan Nan
Sarunai yang merupakan gabungan pasukan dari berbagai kelompok terdengar ke
berbagai wilayah sehingga berturunan lah lagi berbagai pasukan ke wilayah
Sekayam yaitu dari Ambalau yang dipimpin oleh Patee Selatung atau Abang
Selatung, pasukan Kantu’ Kapuas Hulu yang dipimpin oleh Patee Raja Punggau
Menua’, pasukan dari Negeri Sintang yang dipimpin oleh Demong Nutub yang telah
beberapa tahun terbebas dari penangkapan Majapahit, pasukan Melawi yang
bergelar Pasukan Melayu yang dipimpin oleh Bujang Lanyah Locau atau yang
bergelar Raja Melayu, pasukan dari Kenyalang yang dipimpin oleh Datok Sera
Gunting atau Lang Gunting, dan beberapa pasukan dari berbagai wilayah yang
bertujuan untuk membantu pasukan Sekayam.
Keterlibatan berbagai pasukan dari berbagai kelompok tersebut
membuat perang di Sekayam semakin sengit dan seakan tidak ada akhirnya karena
berlangsung sangat lama dan meluas. Sekayam sebagai tempat terjadinya perang
besar tersebut menjadi porak poranda sehingga membuat pohon-pohon bertumbangan
dan gunung-gunung batu berguguran. Korban jiwa yang tak terhitung lagi
jumlahnya terus berjatuhan dari masing-masing kelompok.
Perang di wilayah Sekayam yang melibatkan banyak kelompok tersebut
menimbulkan kegundahan pada diri Raja Sempulang Gana atau Raja Segana yang pada
peristiwa tersebut bergabung dalam pasukan dari Kenyalang. Raja Sempulang Gana
adalah anaknya Abang Merakai dan Ratu Pingan Pelangka. Raja Sempulang
Gana memiliki beberapa saudara diantaranya yaitu Lang Undup, Macan Kajup, Raja
Menjaya Manang, Raja Selampandai, Bunsu Petara, Ini Inda atau Ini Inee dan
Gangga Ganggai atau Anda Mara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar