Senin, 29 Januari 2018

ASAL MUASAL KAPAL BANDONG


PERTEMUAN DI SEGUMON TAMPUN JUAH 1

Pada tahun 1394 Masehi, terjadi penyerangan dari Orang-orang Jeruju ke wilayah Toba. Serangan dari Orang-orang Jeruju tersebut berhasil di gagalkan oleh pasukan Toba dan Pontiant yang dipimpin oleh Patee Raja Rungkap Tobak’ng, anaknya Singa Patee dari Sembiu. Patee Raja Rungkap Tobak’ng bahkan berhasil merebut kembali wilayah Daratan Dermaga Sheng Hie yang pernah ditempati oleh Bangsa Pontiant namun dikuasai oleh Orang-orang Jeruju. Wilayah Daratan Dermaga Sheng Hie kemudian diserahkan kembali kepada Bangsa Pontiant yang dipimpin oleh anaknya Lau Biqiun yang bernama Lau Sheng Bie. Beberapa waktu kemudian, terjadi serangan dari Negeri Brunai yang dipimpin Awang Sinuai ke wilayah Sekayam untuk memprotes berdirinya Kerajaan Jangkangk.
Awang Sinuai adalah anaknya Awang Jerambak. Awang Jerambak merupakan saudara Awang Alak Betatar, Raja Brunai. Awang Jerambak adalah anaknya Endu Dara Upai Semaring dan Singalang Derom. Endu Dara Upai Semaring adalah Putrinya Sang Aji Upai Timugon. Singalang Derom adalah anaknya Singalang Sebatim. Singalang Sebatim adalah anaknya Singalang Burong atau Abang Merakai dan Ratu Pingan Pelangka atau bergelar sebagai Ratu Sungui atau Ratu Sungkui, yang juga merupakan Kakak kandung Sang Aji Upai Timugon, Raja Brunai. Singalang Burong atau Abang Merakai adalah anaknya Aban, yang merupakan salah seorang anaknya Miharaja Rahadyan Andung Prasap, Raja Nan Sarunai dengan Dara Antang Langit, Putri Raja Menggaling Langit dari negeri Bengkayang.
Serangan dari pasukan Awang Sinuai langsung dihadapi oleh pasukan Sekayam yang dipimpin oleh Patee Jangkangk, Buta’ Sebangam, Biu Samak Milib, Mu’ Layankng dan Gonkng Maluoi. Pasukan Awang Sinuai yang menyerang ke wilayah Sekayam datang dalam jumlah sangat banyak, sehingga pasukan Raja Sepuluh dan Demong Sembilan serta Bangsa Pontiant yang barusan berperang dengan Orang-orang Jeruju segera turun ke wilayah Sekayam untuk membantu pasukan Patee Jangkangk melawan serangan dari pasukan Brunai.
Ketika sedang bergelora perang antara pasukan Negeri Brunai dengan pasukan Sekayam, masuk lagi pasukan dengan jumlah sangat besar ke wilayah Raja Sepuluh dan Demong Sembilan atau wilayah Toba yang dipimpin oleh menantu Raja Anyan Nan Sarunai. Pasukan menantu Raja Anyan yang banyak jumlahnya itu terus bergerak memasuki wilayah Sekayam dengan tujuan untuk menyerang Kerajaan Jangkangk di Muara Mengkiang.
Serangan dari pasukan menantu Raja Anyan untuk membalas kematian keluarga-keluarga mereka yang telah di racun oleh Ria Sinir, menantu Patee Gumantar yang juga ipar Patee Jangkangk ketika mengambil tengkorak kepala Patee Gumantar. Dengan terlibatnya pasukan menantu Raja Anyan membuat perang yang sedang terjadi di Sekayam semakin bergelora dan berlangsung cukup lama.
Pasukan Sekayam yang mendapat serangan dari dua pasukan besar yaitu pasukan Awang Sinuai dari Brunai dan pasukan menantu Raja Anyan Nan Sarunai yang merupakan gabungan pasukan dari berbagai kelompok terdengar ke berbagai wilayah sehingga berturunan lah lagi berbagai pasukan ke wilayah Sekayam yaitu dari Ambalau yang dipimpin oleh Patee Selatung atau Abang Selatung, pasukan Kantu’ Kapuas Hulu yang dipimpin oleh Patee Raja Punggau Menua’, pasukan dari Negeri Sintang yang dipimpin oleh Demong Nutub yang telah beberapa tahun terbebas dari penangkapan Majapahit, pasukan Melawi yang bergelar Pasukan Melayu yang dipimpin oleh Bujang Lanyah Locau atau yang bergelar Raja Melayu, pasukan dari Kenyalang yang dipimpin oleh Datok Sera Gunting atau Lang Gunting, dan beberapa pasukan dari berbagai wilayah yang bertujuan untuk membantu pasukan Sekayam.
Keterlibatan berbagai pasukan dari berbagai kelompok tersebut membuat perang di Sekayam semakin sengit dan seakan tidak ada akhirnya karena berlangsung sangat lama dan meluas. Sekayam sebagai tempat terjadinya perang besar tersebut menjadi porak poranda sehingga membuat pohon-pohon bertumbangan dan gunung-gunung batu berguguran. Korban jiwa yang tak terhitung lagi jumlahnya terus berjatuhan dari masing-masing kelompok.
Perang di wilayah Sekayam yang melibatkan banyak kelompok tersebut menimbulkan kegundahan pada diri Raja Sempulang Gana atau Raja Segana yang pada peristiwa tersebut bergabung dalam pasukan dari Kenyalang. Raja Sempulang Gana adalah anaknya Abang Merakai dan Ratu Pingan Pelangka. Raja Sempulang Gana memiliki beberapa saudara diantaranya yaitu Lang Undup, Macan Kajup, Raja Menjaya Manang, Raja Selampandai, Bunsu Petara, Ini Inda atau Ini Inee dan Gangga Ganggai atau Anda Mara.

Ringkasan buku Asal Muasal Kapal Bandong

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SUNGKUI THE TRADITIONAL CULINARY OF SANGGAU

Sungkui is a traditional Sanggau food made of rice wrapped in Keririt leaves so that it is oval and thin and elongated. Sungkui is a typical...