AKSARA GHOLIKS
Aksara Gholiks yang berarti Tulisan Batu merupakan
aksara yang terpahatkan pada Batu Sampai di Kabupaten Sanggau. Aksara Gholiks merupakan
salah satu dari sisa-sisa peninggalan bangsa Gholiks atau Orang Batu. Untuk
sekarang ini, orang Gholiks mayoritas bermukim di Kecamatan Beduai, Kabupaten
Sanggau. Di Kecamatan Beduai juga terdapat salah satu peninggalan orang Gholiks
yaitu sebuah gua yang disebut Gua Thang Raya. Gua itu berlokasi di Desa Thang
Raya. Gua Thang Raya merupakan sisa-sisa pemukiman bangsa Gholiks di negeri
Thang Raya yang hancur ketika terjadinya letusan Gunung Niut. Gua Thang Raya
hingga kini masih terpelihara dengan baik.
Pada pahatan Aksara Gholiks di Batu Sampai,
terdapat tulisan dalam bahasa Sangen atau bahasa Sangiang, yang berbunyi “Diing’ d’oo’... Hyaa Kaiinangaxaii zaa’oona’ rhiinayith”. Dalam bahasa Sangen, Diing’ berarti Langit dan
Bumi, dan D’oo’ berarti Keduanya, dan menurut keyakinan dalam
bahasa Sangen atau Sangiang bahwa kehidupan di alam semesta ini tidak lepas
dari hubungan yang harmonis antara Langit dan Bumi. Hubungan tersebut tidak
bisa terpisahkan sehingga terdapat kata D’oo’
yang berarti keduanya. Artinya terdapat hubungan timbal balik atau dalam hal
ini berarti sebab akibat, yaitu segala sesuatu yang terdapat dibumi ini
merupakan pemberian dari Langit sehingga wajib di syukuri oleh semua makhluk
yang menghuni Bumi. Langit meminta manusia sebagai makhluk yang diturunkan
Langit ke muka bumi, untuk dapat menjaga kelestarian alam dan kehidupan di muka
bumi sehingga tetap terpelihara ketentraman dan kedamaian di bumi.
Pada pahatan tulisan atau aksara Gholiks yang kedua di Batu
Sampai bertuliskan kalimat “Hyaa
Kaiinangaxaii zaa’oona’ rhiinayith” yang dalam bahasa Sangen atau bahasa
Sangiang memiliki arti “Tuhan Yang Maha
Permulaan dan Maha Berkuasa Menciptakan Kehidupan”.
Dalam keyakinan bahasa Sangen atau Sangiang,
bahwa Hyaa atau Hyang merupakan nama yang mengacu kepada Zat Tunggal yang mutlak yaitu
Ranying Mahatalla Langit atau Tuhan Yang Maha Esa. Ranying Mahatalla
Langit telah ada sebelum terciptanya Langit dan Bumi. Selanjutnya Ranying
Mahatalla Langit menciptakan alam semesta yaitu Langit dan Bumi, sehingga
disebut Yang Maha Permulaan dan Maha Berkuasa Menciptakan Kehidupan.
Makna secara lengkap Diing’
D’oo’ Hyaa Kaiinangaxaii zaa’oona’ rhiinayith adalah tentang pencapaian
kehidupan yang abadi bagi manusia yang telah diturunkan ke bumi atau disebut
sebagai Batang Haring atau Batang Garing yang berarti Pohon Kehidupan. Pohon
Kehidupan ini memiliki makna filosofis yaitu keseimbangan atau keharmonisan
hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama manusia dan manusia
dengan alam.
Kalimat yang terpahatkan Aksara Gholiks ini secara tegas
memberi panduan kepada manusia bahwa meskipun dunia atas dan dunia bawah
merupakan dua dunia yang berbeda tetapi keduanya terikat oleh satu kesatuan
yang berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lainnya. Kemudian manusia
yang telah tercipta berbangsa-bangsa dan bersuku-suku tersebut merupakan
kelompok besar dari umat manusia dan sebagai buah-buah kehidupan.
Dalam hal berhubungan antara sesama manusia
adalah untuk senantiasa menghargai sesama manusia meskipun terdapat perbedaan.
Dan hubungan manusia dengan alam adalah sebagai pengingat bahwa bumi merupakan
tempat tinggal sementara yang kelak akan ditinggalkan manusia untuk menempati
tempat yang abadi yaitu dunia atas, sehingga manusia wajib menjaga kelestarian
alam dengan sebaik-baiknya sebagai warisan bagi anak cucuk manusia.
Makna Aksara Gholiks yang terpahat pada Batu Sampai
memberi informasi bahwa sejak zaman dahulu masyarakat Kalimantan dalam setiap
kehidupannya selalu berhubungan erat dengan Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu
contohnya adalah dalam pemberian nama raja-raja Kalimantan seperti Rahadyan
Bunu, Rahadyan Sangen dan Rahadyan Sangiang merupakan nama dari Langit yang
diyakini bahwa pada awal penciptaan bumi ini, Langit menurunkan leluhur mereka
bernama Raja Bunu, Raja Sangen dan Raja Sangiang, dan nama-nama dari Langit ini
diabadikan kepada nama raja-raja Kalimantan yang diyakini merupakan titisan
dari Langit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar