AGUKNG
Agukng adalah alat
musik tradisional Kalimantan yang mirip dengan gong. Alat musik yang dimainkan
dengan cara ditabuh ini merupakan salah satu alat musik yang menyimbolkan dunia
atas dan dianggap sakral. Alat musik Agukng dapat ditemui hampir diseluruh sub
suku Dayak. Instrumen ini dipercaya oleh suku Dayak dapat mengusir roh-roh
jahat dan mendatangkan roh para leluhur atau makhluk ghaib lainnya. Hal ini
disebabkan oleh suara Agukng yang berbunyi agung untuk menyambut kedatangan roh
para leluhur atau makhluk ghaib yang dapat membantu dalam melaksanakan ritual.
Agukng atau Gong juga dipercaya oleh masyarakat Dayak sebagai alat musik yang
diturunkan langsung oleh para dewa dari alam atas atau kayangan untuk dimainkan
dalam upacara adat.
Secara umum instrumen dalam
musik Agukng terbagi menjadi 8 jenis instrumen, yaitu Kakanong, Kampo,
Kanayatn, Katukekng, Katukong, Kanayatn atau Katuku, Agukng dan Wayakng. Diantara
8 instrumen tersebut, yang biasa di gunakan hanya 3 jenis, yaitu Agukng, Kanayatn
atau Katuku dan Katukeng. Nada yang dihasilkan Agukng ada 5 nada (sol) rendah,
Katuku bernada 1 (do) dan Katukeng bernada 3 (mi). Intrumen ini merupakan
intrumen kolotomis, ataupun instrumen sebagai penyekat nada yang dimainkan pada
setiap birama.
Dalam kepercayaan masyarakat
Dayak, alat musik Agukng menyimbolkan tiga dunia yang
dapat dilihat dari bentuknya berupa lingkaran dan lubang. Lingkaran tersebut
merupakan lambang tiga dunia dalam kepercayaan lama atau agama nenek moyang
yang merupakan representasi religius dari tiga tahap kehidupan, yaitu lahir,
menjalani hidup, dan mati.
Eksistensi tiga dunia yang
digambarkan instrumen Agukng terletak pada jumlah instrumen. Kebanyakan
instrumen yang digunakan dalam penyajian musik Dayak berjumlah tiga buah yang
telah dijelaskan sebelumnya yaitu Agukng, Kanayatn atau Katuku, dan Katukeng.
Jumlah ini sesuai dengan konsep tiga dunia dalam kepercayaan masyarakat Dayak.
Agukng sebagai instrumen yang karakter suaranya agung dilambangkan dengan Dunia
Atas. Kanayatn atau Katuku menempati posisi paling tengah dianggap sebagai
lambang Dunia Tengah, sedangkan Katukeng memiliki suara dan bentuk yang paling
kecil diantara ketiganya yang dilambangkan sebagai Dunia Bawah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar