KALIMANTAN
DALAM SEJARAH KUNO DUNIA
Menurut Gaius
Plinius Secundus atau yang lebih dikenal dengan Pliny dan Strabo pada
periode 64 / 63 SM – 79 Masehi, menyatakan bahwa rakyat negeri Tampun Roban memiliki tradisi tato yang
paling kuno. Negeri ini kaya dengan mineral logam seperti emas, intan, perak,
tembaga, dan batu mulia. Wanitanya cantik-cantik dan tersohor ke penjuru dunia.
Dalam kehidupan sehari-harinya masyarakat Tampun
Roban, Rhinoplax vigil atau burung
Enggang dipuja-puja oleh masyarakatnya,
karena dipercayai sebagai burung utusan para dewa dengan tugas menyampaikan
pesan suci. Dalam keyakinan mereka, bahwa burung-burung tersebut memberikan
contoh kehidupan dalam hal kesetiaan pasangan suami-istri dan tanggungjawabnya
dalam keluarga.
Masyarakat Tampun Roban mengajarkan anak-anak mereka
untuk tidak menyakiti atau membunuh burung suci tersebut. Perbuatan tersebut
dianggap tabu. Dalam hal melaut, masyarakat di Tampun Roban tidak mengamati
bintang, tetapi mereka membawa burung Enggang ke laut, yang dibiarkan bebas
terbang dari waktu ke waktu, dan tinggal mengikutinya saja karena pasti kembali
ke daratan tempat asalnya.
Pada masa itu, dibawah Negeri Tampun Roban
juga banyak terdapat lorong-lorong bawah tanah yang saling berhubungan antara
wilayah timur, wilayah barat, wilayah utara dan wilayah selatan. Lorong-lorong
bawah tanah ini juga melewati kawasan bawah laut. Lorong-lorong bawah tanah ini
sebagai jalur air agar tidak terkena banjir, dan sebagai jalur lahar gunung api
jika terjadi tumpahan lahar, selain itu juga sebagai jalan rahasia untuk
menyelamatkan diri jika terjadi penyerangan dari negeri lain.
Menurut Pliny, ketika masa pemerintahan Raja Claudius di Romawi tahun 41 – 54
Masehi, seorang budak yang telah bebas, bernama Annius Plocamus, yang bertugas bertani untuk kas pendapatan Laut
Merah, saat berlayar di sekitar Arabia terbawa oleh angin kencang dari arah
sebelah utara Carmania. Selama 15 hari ia terdampar di Hippuri, yaitu nama sebuah pelabuhan di selatan negeri Tampun Roban
yang sekarang disebut Banjar Masin. Selama di negeri Tampun Roban, Annius
Plocamus diterima secara manusiawi dan dengan hormat disambut oleh Miharaja
Tampun Roban. Annius
Plocamus memerlukan waktu selama enam bulan untuk mempelajari bahasa negeri
Tampun Roban. Terlebih lagi, Miharaja Tampun Roban sangat terkesan dengan
karakter yang agung dan sangat berwibawa.
Annius Plocamus tetap tinggal disana untuk
beberapa waktu lebih lama, kemudian ia meminta kepada Miharaja Tampun Roban
agar diizinkan mengajak beberapa orang dari Tampun Roban ke Romawi untuk
berkenalan dengan pemerintahnya, sekaligus untuk melihat kondisi negeri Romawi. Miharaja Tampun Roban akhirnya mengizinkannya
dan Annius Plocamus kemudian membawa utusan dari Tampun Roban ke Romawi, yang
terdiri dari 4 orang dan dipimpin oleh seorang petinggi Tampun Roban yang
bernama Cinga’ Rachia atau Singa Rachia.
Strabo mengumpulkan banyak informasi terinci
dari utusan Tampun Roban yang dipimpin oleh Cinga’
Rachia atau Singa Rachia itu. Di
negeri Tampun Roban terdapat sebuah danau di pedalamannya dengan kelilingnya
375 mil, tempat asalnya yaitu sungai yang mengalir melalui kota dan terdiri
dari 3 saluran, yang tersempit 5 stadia lebarnya dan yang terlebar 15 stadia.
Aliran sungai ini bermuara ke utara menuju
pantai besar. Banyak terdapat emas, intan, karang, mutiara dan batu mulia.
Tanahnya sangat subur dan digarap dengan cermat. Masyarakat negeri Tampun Roban
menghabiskan sebagian besar waktu mereka dalam berburu harimau dan gajah,
sangat gemar memancing dan menangkap kura-kura yang cangkangnya begitu besar,
saking besarnya kura-kura tersebut sehingga dibawah cangkangnya dapat menjadi
tempat tinggal orang dan seluruh keluarga. Negeri dan rakyatnya adalah maritim
dan mereka sangat komersial serta gemar bernyanyi dan menari.
Negeri Tampun Roban mengalami dua musim panas
dan dua musim dingin, karena mengangkangi kedua sisi garis khatulistiwa. Rakyat
Tampun Roban dapat melihat bintang-bintang utara, dan matahari terbit di
sebelah kiri dan tenggelam di sebelah kanan. Banyak terdapat pulau dengan air
lautnya yang dangkal, tidak lebih dari 6 langkah, tetapi pada tempat tertentu
kedalamannya luar biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar