Rabu, 08 November 2017

KALIMANTAN DALAM SEJARAH KUNO DUNIA 2

KALIMANTAN DALAM SEJARAH KUNO DUNIA 2

Menurut Caludius Ptolemaeus namun sering dikenal dengan Ptolemy, salah seorang ahli geografi, astronom dan astrolog yang hidup pada periode tahun 90 – 168 Masehi, dan telah membuat peta Tampun Roban pada tahun 150 Masehi, menyatakan bahwa di negeri Tampun Roban terdapat 500 kota dan desa, pelabuhan Tampun Roban berada diwilayah selatan. Terdapat 10 kota yang paling terkenal di Tampun Roban, yang salah satunya merupakan tempat tinggal raja Tampun Roban. Di pedalamannya terdapat sebuah danau. Banyak terdapat taman yang indah dengan hiasan bunga-bunga Sarunai atau Wedelia Biflora yang banyak tumbuh di negeri Tampun Roban. Dan tumbuhan ini berkhasiat sebagai obat menyembuhkan berbagai penyakit. Pada masa itu negeri Tampun Roban memiliki populasi sebanyak 200.000 orang.
Lautnya berwarna kehijauan, dan terdapat banyak karang di dasarnya, sehingga kemudi kapal dapat tersangkut apabila mengenainya ketika berlayar di atasnya. Di wilayah selatan negeri Tampun Roban terbagi menjadi dua bagian yang dipisahkan oleh sebuah sungai. Bagian yang satu dipenuhi oleh binatang buas dan gajah, dan yang lainnya menghasilkan sumber daya emas, intan, karang, mutiara, batu mulia dan permata.
Tanah negerinya subur, dan rakyatnya memiliki umur yang panjang lebih dari seratus tahun. Rajanya memakai pakaian yang dipenuhi oleh bulu-bulu Rhinoplax vigil atau burung enggang dengan perhiasan emas, intan dan permata yang memenuhi pakaiannya. Raja negerinya memiliki hubungan dan perdagangan dengan bangsa China daratan, karena dahulu setelah terjadi banjir besar bangsa China daratan berasal dari Tampun Roban. Rakyatnya gemar bernyanyi dan menari dengan alat-alat musik yang terdiri dari beberapa tali. Olahraga yang paling populer adalah berburu macan dan gajah.
Sedangkan di wilayah tengah negeri Tampun Roban adalah tempat berkumpulnya majelis kerakyatan Tampun Roban. Terdapat sebuah bangunan megah yang dihiasi berbagai macam ukiran. Bangunannya memanjang dan menjulang tinggi, serta didalamnya dipenuhi ukiran dari emas dan terdapat patung besar diatasnya. Majelis kerakyatan merupakan tempat berkumpulnya perwakilan dari negeri Thang Raya dan negeri Benua Raya untuk merumuskan serta menyusun sistim pemerintahan, hukum dan pengadilan adat serta tata cara dalam pelaksanaan agama.
kesemua wilayah tersebut berpusat di wilayah Gunung Niut. Mengkayang merupakan daratan tertinggi yang selalu tertutupi oleh awan sehingga disebut Mengkayang. Mengkayang memiliki arti negeri Dewa atau negeri khayangan, namun ada juga yang menyebutnya negeri diatas awan karena selalu tertupi oleh awan karena posisi daratannya yang sangat tinggi. Dan Mengkayang kemudian terlogatkan menjadi Bengkayang. Negeri Thang Raya dalam peta Ptolemy disebutkan sebagai negeri Anurogrammum yang berarti Bangsa Pemuja Rhinoplax vigil atau Burung Enggang, yang oleh orang-orang Portugis disebut negeri Daangk(‘)raat yang berarti keras atau kuat, yang kemudian terlogatkan menjadi Darat atau Dayak.

Ringkasan Buku Nan Sarunai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SUNGKUI THE TRADITIONAL CULINARY OF SANGGAU

Sungkui is a traditional Sanggau food made of rice wrapped in Keririt leaves so that it is oval and thin and elongated. Sungkui is a typical...