Jumat, 13 Desember 2019

KALIMANTAN MERUPAKAN SALAH SATU PERADABAN TERTUA DI DUNIA



KALIMANTAN MERUPAKAN SALAH SATU
PERADABAN TERTUA DI DUNIA

Berdasarkan temuan berbagai lukisan figuratif yang ditemukan di Gua batu kapur di Sangkulirang-Mangkalihat Provinsi Kalimantan Timur, maka para Ahli menyimpulkan bahwa Kalimantan merupakan salah satu peradaban tertua di dunia. Adapun lukisan figuratif tersebut merupakan bentuk-bentuk gambar purba, seperti stensil tangan manusia, hewan, simbol-simbol abstrak, dan motif-motif yang saling berhubungan. Menurut para ahli bahwa bentuk-bentuk lukisan tersebut merupakan bentuk gambar cadas tertua dan terbaik di dunia. Lukisan-lukisan gua ini pertama kali ditemukan pada tahun 1994 oleh penjelajah Prancis Luc Hendi.
Pada salah satu bentuk lukisan figuratif tersebut terdapat bentuk lukisan seekor hewan Lembu atau Sapi. Hal ini seperti memiliki hubungan dengan beberapa temuan benda purbakala lainnya yang menjelaskan tentang keberadaan bentuk hewan Lembu atau Sapi ini yaitu sebagai berikut :
1.        Pada tulisan di Batu Pahat Kabupaten Sekadau Kalimantan Barat yang menjelaskan tentang keberadaan hewan Lembu atau Sapi ini yaitu :
a)      Pada Tiang Dhug atau Chatra yang pertama tertulis dengan bunyi : “Whisak pavitramay atmavinay dharaḷaṁ kannukalikay arukkan penaktiyay savikkunnay”.
Maknanya adalah : “Pada masa purnama mengabdilah ke langit atas dengan memotong hewan ternak Lembu yang banyak agar suci ruh dan jiwa menjadi tenang”.
b)      Pada Tiang Dhug atau Chatra yang kelima tertulis dengan bunyi : “Samadhanatteatay jipikkukay whesak kannukalikay anum pennam ara jead tamasikkunnay rajyam santamakkukay”.
Maknanya adalah : “Agar hidup  damai maka pada purnama potonglah hewan ternak Lembu jantan betina satu pasang agar tentram negeri tempat tinggalmu”.
c)      Pada Tiang Dhug atau Chatra yang ketujuh tertulis dengan bunyi : “Samadhanatteay jivikkukay whesak areagya mulatum sampan navumay ara kuṭumba bhavanattinay an ​​kannuk alikay ara jeati kannukalikay murikkukay”.
Maknanya adalah : “Agar hidup damai pada purnama potonglah hewan ternak Lembu jantan betina satu pasang agar sejahtera dan sehat semua keluarga di rumah”.
2.        Pada Prasasti Yupa Kutai Kalimantan Timur juga terdapat penjelasan tentang keberadaan hewan Lembu atau Sapi yaitu pada Prasasti Yupa D. 2b atau Prasasti Muarakaman II yang berbunyi : “Srimato nerpamukhyasya rajnah sri mulavarmmanah danam punyatame kesetre yad dattam vaprakesvare dvijatibhyo 'qnikalpebhyah vinsatir gosahasrikam tasya punyasya yupo 'yam kerto viprair ihaqataih”.
Maknanya adalah : “Sri Mulawarman sebagai raja mulia dan terkemuka, yang telah memberikan sedekah 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana, yang seperti api di tanah yang suci Waprakeswara, Sebagai tanda kebajikan Sang Raja, tugu peringatan ini dibuat oleh para Brahmana yang datang di tempat ini”.

Berdasarkan temuan lukisan figuratif di Gua batu kapur di Sangkulirang-Mangkalihat Provinsi Kalimantan Timur, tulisan pada Batu Pahat di Kabupaten Sekadau Kalimantan Barat dan tulisan pada Prasasti Yupa Kutai Kalimantan Timur mengindikasikan bahwa keberadaan bentuk hewan Lembu atau Sapi ini memiliki makna yang penting dalam peradaban Kalimantan pada masa dahulu.
Sehubungan dengan keberadaan hewan Lembu atau Sapi ini, dalam kebudayaan masyarakat Kalimantan terdapat Ritual yang melibatkan hewan Lembu atau Sapi ini yaitu Ritual pemotongan atau berkurban Lembu atau Sapi yang dilaksanakan dalam Ritual agama asli Kalimantan yaitu agama Kaharingan. Ritual pemotongan atau berkurban lembu atau sapi dilaksanakan dalam ritual Tiwah.
Ritual Tiwah adalah salah satu ritual kuno masyarakat Kalimantan. Sebelum dipotong atau dikurbankan, Lembu atau Sapi ditempatkan pada Sangkai Raya yaitu tempat anjung-anjung dan persembahan serta Sapundu yaitu patung berbentuk manusia. Sapundu berfungsi sebagai tempat mengikat Lembu atau Sapi yang nantinya akan dikurbankan.
Sebelum pelaksanaan pengurbanan Lembu atau Sapi, masyarakat pelaksana ritual melakukan ritual tarian Manganjan sambil mengelilingi Sangkai Raya. Selanjutnya dilaksanakan pengurbanan Lembu atau Sapi dengan keyakinan bahwa cucuran darah dari hewan ini akan mensucikan ruh. Kepala Lembu atau Sapi yang telah dikurbankan dipenggal dan dikumpulkan sebagai persembahan, dan daging Lembu atau Sapi tersebut kemudian dimasak untuk dikonsumsi bersama. Artinya bahwa pemotongan hewan Lembu atau Sapi dalam Ritual Tiwah ini merupakan Ritual yang telah ada sejak masa dahulu, sehingga keberadaan Agama Kaharingan sebagai agama yang memiliki Ritual Tiwah ini terindikasi sebagai salah satu Agama Tertua di dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SUNGKUI THE TRADITIONAL CULINARY OF SANGGAU

Sungkui is a traditional Sanggau food made of rice wrapped in Keririt leaves so that it is oval and thin and elongated. Sungkui is a typical...