KALIMANTAN MERUPAKAN SALAH SATU
PERADABAN TERTUA DI DUNIA
Berdasarkan temuan berbagai lukisan
figuratif yang ditemukan di Gua batu kapur di Sangkulirang-Mangkalihat Provinsi
Kalimantan Timur, maka para Ahli menyimpulkan bahwa Kalimantan merupakan salah
satu peradaban tertua di dunia. Adapun lukisan figuratif tersebut merupakan
bentuk-bentuk gambar purba, seperti stensil tangan manusia, hewan,
simbol-simbol abstrak, dan motif-motif yang saling berhubungan. Menurut para
ahli bahwa bentuk-bentuk lukisan tersebut merupakan bentuk gambar cadas tertua
dan terbaik di dunia. Lukisan-lukisan gua ini pertama kali ditemukan pada tahun
1994 oleh penjelajah Prancis Luc Hendi.
Pada salah satu bentuk
lukisan figuratif tersebut terdapat bentuk lukisan seekor hewan Lembu atau
Sapi. Hal ini seperti memiliki hubungan dengan beberapa temuan benda purbakala
lainnya yang menjelaskan tentang keberadaan bentuk hewan Lembu atau Sapi ini
yaitu sebagai berikut :
1.
Pada tulisan di Batu Pahat Kabupaten Sekadau
Kalimantan Barat yang menjelaskan tentang keberadaan hewan Lembu atau Sapi ini
yaitu :
a)
Pada Tiang Dhug atau Chatra yang pertama tertulis dengan
bunyi : “Whisak pavitramay
atmavinay dharaḷaṁ kannukalikay arukkan penaktiyay savikkunnay”.
Maknanya adalah : “Pada masa
purnama mengabdilah ke
langit atas dengan memotong hewan ternak Lembu yang banyak agar suci ruh dan
jiwa menjadi tenang”.
b)
Pada Tiang Dhug atau Chatra yang kelima tertulis dengan
bunyi : “Samadhanatteatay
jipikkukay whesak kannukalikay anum pennam ara jead tamasikkunnay rajyam
santamakkukay”.
Maknanya adalah : “Agar hidup
damai maka pada purnama potonglah hewan ternak Lembu jantan betina satu
pasang agar tentram negeri tempat tinggalmu”.
c)
Pada Tiang Dhug atau Chatra yang ketujuh tertulis dengan
bunyi : “Samadhanatteay jivikkukay
whesak areagya mulatum sampan navumay ara kuṭumba bhavanattinay an kannuk
alikay ara jeati kannukalikay murikkukay”.
Maknanya adalah : “Agar hidup damai pada purnama potonglah
hewan ternak Lembu jantan betina satu pasang agar sejahtera dan sehat semua
keluarga di rumah”.
2.
Pada Prasasti Yupa Kutai Kalimantan Timur
juga terdapat penjelasan tentang keberadaan hewan Lembu atau Sapi yaitu pada
Prasasti Yupa D. 2b atau Prasasti Muarakaman II yang berbunyi : “Srimato nerpamukhyasya rajnah sri mulavarmmanah danam punyatame kesetre yad
dattam vaprakesvare dvijatibhyo 'qnikalpebhyah vinsatir gosahasrikam tasya
punyasya yupo 'yam kerto viprair ihaqataih”.
Maknanya adalah : “Sri Mulawarman
sebagai raja mulia dan terkemuka, yang telah memberikan sedekah 20.000 ekor
sapi kepada para Brahmana, yang seperti api di tanah yang suci Waprakeswara,
Sebagai tanda kebajikan Sang Raja, tugu peringatan ini dibuat oleh para
Brahmana yang datang di tempat ini”.
Berdasarkan temuan lukisan
figuratif di Gua batu kapur di Sangkulirang-Mangkalihat Provinsi Kalimantan
Timur, tulisan pada Batu Pahat di Kabupaten Sekadau Kalimantan Barat dan
tulisan pada Prasasti Yupa Kutai Kalimantan Timur mengindikasikan bahwa
keberadaan bentuk hewan Lembu atau Sapi ini memiliki makna yang penting dalam
peradaban Kalimantan pada masa dahulu.
Sehubungan dengan keberadaan
hewan Lembu atau Sapi ini, dalam kebudayaan masyarakat Kalimantan terdapat Ritual
yang melibatkan hewan Lembu atau Sapi ini yaitu Ritual pemotongan atau
berkurban Lembu atau Sapi yang dilaksanakan dalam Ritual agama asli Kalimantan
yaitu agama Kaharingan. Ritual pemotongan atau berkurban lembu atau sapi
dilaksanakan dalam ritual Tiwah.
Ritual Tiwah adalah salah satu
ritual kuno masyarakat Kalimantan. Sebelum dipotong atau dikurbankan, Lembu
atau Sapi ditempatkan pada Sangkai Raya yaitu tempat anjung-anjung dan
persembahan serta Sapundu yaitu patung berbentuk manusia. Sapundu berfungsi
sebagai tempat mengikat Lembu atau Sapi yang nantinya akan dikurbankan.
Sebelum pelaksanaan
pengurbanan Lembu atau Sapi, masyarakat pelaksana ritual melakukan ritual
tarian Manganjan sambil mengelilingi Sangkai Raya. Selanjutnya dilaksanakan
pengurbanan Lembu atau Sapi dengan keyakinan bahwa cucuran darah dari hewan ini
akan mensucikan ruh. Kepala Lembu atau Sapi yang telah dikurbankan
dipenggal dan dikumpulkan sebagai persembahan, dan daging Lembu atau Sapi
tersebut kemudian dimasak untuk dikonsumsi bersama. Artinya bahwa pemotongan
hewan Lembu atau Sapi dalam Ritual Tiwah ini merupakan Ritual yang telah ada
sejak masa dahulu, sehingga keberadaan Agama Kaharingan sebagai agama yang
memiliki Ritual Tiwah ini terindikasi sebagai salah satu Agama Tertua di dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar