Sabtu, 26 Oktober 2019

Aksara Batu Sampai Sanggau


AKSARA BATU SAMPAI SANGGAU

Aksara Batu Sampai Sanggau merupakan aksara yang terpahatkan pada Batu Sampai di Tanjung Sekayam Kabupaten Sanggau. Aksara tersebut memiliki kemiripan dengan Aksara yang terdapat dalam Jimat milik warisan orang-orang tua Tobak’ng. Jimat tersebut disebut sebagai Gholiks karena Aksara atau tulisan Jimatnya disebut tulisan Gholiks. Metode dan bentuk penulisan Jimatnya disebutkan sebagai metode penulisan dari warisan Bangsa atau Orang Gholiks pada masa dahulu sehingga Jimat dan tulisannya disebut sebagai Aksara Gholiks. Dengan kata lain bahwa Aksara Gholiks merupakan salah satu dari sisa-sisa peninggalan bangsa Gholiks.
Gholiks kata dasarnya berasal dari kata Gholij yang memiliki makna Batu atau Darat, kemudian terlogatkan menjadi Gholiks. Gholiks merupakan nama salah satu kelompok suku tertua di Kalimantan. Suku ini dahulunya adalah suku terbesar di negeri Thang Raya. Mereka membangun tempat tinggal di wilayah bebatuan, pemukiman mereka menjulang tinggi dan terbuat dari batu.
Untuk sekarang ini, orang Gholiks mayoritas bermukim di Kecamatan Beduai, Kabupaten Sanggau. Di Kecamatan Beduai juga terdapat salah satu peninggalan orang Gholiks yaitu sebuah gua yang disebut Gua Thang Raya. Gua itu berlokasi di Desa Thang Raya. Gua Thang Raya merupakan sisa-sisa pemukiman bangsa Gholiks di negeri Thang Raya yang hancur ketika terjadinya letusan Gunung Niut. Gua Thang Raya hingga kini masih terpelihara dengan baik.
Adapun cara membaca Aksara Batu Sampai Sanggau mengikuti cara membaca jimat orang Tobak’ng yang dibunyikan sebagai Pomang atau Mantra yang diucapkan adalah dari kiri ke kanan dengan terdapat tanda bacanya berbunyi “Diing’ d’oo’, Hyaa Kaiinangaxaii zaa’oona’ rhiinayith”. Diing’ berarti Langit dan Bumi, dan D’oo’ berarti Keduanya, dan menurut keyakinan bahwa kehidupan di alam semesta ini tidak lepas dari hubungan yang harmonis antara Langit dan Bumi. Hubungan tersebut tidak bisa terpisahkan sehingga terdapat kata D’oo’ yang berarti keduanya. Artinya terdapat hubungan timbal balik atau sebab akibat, yaitu segala sesuatu dibumi ini merupakan pemberian dari Langit sehingga wajib di syukuri. Langit meminta manusia untuk menjaga kehidupan di bumi sehingga terpelihara ketentraman dan kedamaian. Tulisan berikutnya yaitu “Hyaa Kaiinangaxaii zaa’oona’ rhiinayith” yang memiliki arti “Tuhan Yang Maha Permulaan dan Maha Berkuasa Menciptakan Kehidupan”.
Aksara Batu Sampai Sanggau ini memiliki hubungan dengan Aksara Batu Pahat Sekadau karena pada salah satu Aksaranya memiliki bunyi dan makna yang sama serta merujuk pada suatu maksud yang hanya ada di Kalimantan. Pada Aksara Batu Sampai Sanggau bermakna sebagai Pujian dan Pengakuan sedangkan pada Aksara Batu Pahat Sekadau bermakna sebagai Perintah Kepada masyarakat pada kawasan tersebut pada masa itu.
Kedua bentuk Aksara ini bukanlah Pallawa maupun Sansekerta, karena tidak memiliki kemiripan dengan bentuk Pallawa dan Sansekerta. Kedua bentuk Aksara ini merupakan Aksara milik masyarakat Kalimantan. Aksaranya yang terpahatkan pada bongkahan batu besar yang tidak bisa dipindah-pindahkan memperkuat bahwa pada masa dahulu kawasan tersebut memiliki peradaban yang tinggi karena telah memiliki Aksara atau Budaya Tulis Menulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SUNGKUI THE TRADITIONAL CULINARY OF SANGGAU

Sungkui is a traditional Sanggau food made of rice wrapped in Keririt leaves so that it is oval and thin and elongated. Sungkui is a typical...