Diary 16 Agustus 2019,
22:00 malam,
Sudah 108 hari aku tidak bisa tidur
malam. Siklus tidurku berubah tidak malam lagi, tapi menjadi dari sekitar jam 9
hingga 11 pagi sampai jam 16 sore. Dua belas hari lagi genap 4 bulan aku
menderita Insomnia. Sepanjang malam selama aku tidak bisa tidur, ku usahakan
pikiranku sibuk menulis atau membaca. Aku pacu terus pikiranku agar tidak
memikirkan hal-hal negatif apalagi yang menyesatkan jalan hidupku. Hingga
Jum’at minggu lalu tanggal 9 Agustus 2019 dimulai pukul 04:00 pagi ku putuskan
untuk berhenti merokok. Tujuanku berhenti merokok sangat aneh, yaitu aku tidak
ingin jika aku mati maka jasadku berbau rokok. Aku tidak ingin orang yang
mengurus jenazahku terganggu oleh bau rokok dari jasadku. Memang sangat aneh
tujuanku, tapi itulah yang ada dalam pikiranku. Dan hari ini telah seminggu aku
tidak merokok. Ku rasakan tubuhku terasa sangat nyaman sekarang tanpa asap
rokok. Namun tetap saja pikiran ini telah sangat lelah. Kemarin Lelah ini
sangat menghantui dan membuatku malas untuk menulis dan membaca. Hingga hari ini
kurasakan Lelah ini tidak tertanggung lagi, dan keputusasaan
memanggil-manggilku untuk melakukan perbuatan yang akan mencelakakan diriku
sendiri. Aku bergelut dengan diriku sendiri, dan kembali menulis agar aku tetap
berada dalam duniaku. Memang, hanya menulis ini saja dunia ku yang tersisa
kini. Dunia yang telah mengajarkanku banyak hal. Sembari menulis, aku teringat
bahwa ada seseorang yang bertanya kepadaku tentang Asal Muasal Nama Ngabang.
Dan ku ingat bahwa ini belum ku posting pada FB ku. Kepada yang bertanya, mohon
dimaklumi tulisan ini, karena saya menulisnya berdasarkan dokumen yang saya
ketahui sehingga berbeda dengan tulisan-tulisan yang lain.
--------------------------------------
ASAL MUASAL NAMA NGABANG
Asal muasal
nama Ngabang muncul ketika terjadinya peristiwa terkayaunya Patih Gumantar di
Sungai Malaya. Berdasarkan Ghedzuckt tot Amsterdam tanggal 29 Oktober 1619,
disebutkan bahwa meninggalnya Patih Gumantar pada tahun 1375 Masehi. Begitu
juga berdasarkan publikasi dari Leydse Woensdagfe Courant tanggal 16 Desember
1720, disebutkan bahwa Patih Gumantar tewas terbunuh pada tahun 1375 Masehi.
Nama Ngabang adalah gelar dari
anak tertua Patih Gumantar yang bernama Ria Jambi, yang kemudian mendirikan
Kerajaan Ngabang dan bergelar Patee Ngabangk atau
Nek Nyabandan.
Berdirinya
Kerajaan Ngabang bersamaan masanya dengan berdirinya Kerajaan Mengkiang yang
didirikan oleh adiknya Ria Jambi bernama Ria Satry. Kerajaan Ngabang
dideklarasikan pada masa musim panen. Berdasarkan publikasi Weeckelycke Courante Van Europa
tanggal 12 Agustus 1638, disebutkan bahwa pendeklarasian Kerajaan Mengkiang
pada tanggal 28 Juli 1380 oleh Arya Satri Jangkang.
Berdasarkan
Nota Van Toelichting atau Nota Penjelasan tentang kontrak antara Gubernur
Jenderal Belanda, Cornelis Kater dengan Panembahan Muhammad Kesuma Negara bin
Sultan Anom tanggal 25 Oktober 1869 disebutkan permulaan Kerajaan Mengkiang
berdiri tahun 1380 oleh pangeran Satry Mas Agung anaknya ratu Agung Gumantar.
Ngabang adalah
penyebutan untuk nama bunga Lidah Buaya yang banyak tumbuh di kawasan tempat Ria
Jambi mendirikan Kerajaannya. Pada kawasan tersebut banyak tumbuh Lidah Buaya
yang memiliki bunga yang tinggi dan beraneka warna. Bunga Lidah Buaya inilah
yang di istilahkan dengan Ngabang. Menurut kisah lainnya bahwa Ria Jambi ini
sangat menyukai bunga-bunga Lidah Buaya ini sehingga ia digelari sebagai Patee
Ngabangk, yang kemudian ia menamakan Kerajaannya yang bernama Kerajaan Ngabang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar