JAMPI-JAMPI
NEK BURUNG KAJANG
Dalam Thariqat Melayu Temenggung Penghulu Sanggau,
dipercayai bahwa salah seorang Pangkal Lima atau Panglima adalah bergelar Nek Burung
Kajang yang dipercayai ghaib dan jika memperlihatkan wujudnya seperti manusia
berkepala burung dan dikedua kakinya terdapat gelang naga, serta telapak
kakinya berbentuk cakar burung berbentuk emas.
Dalam riwayatnya, Nek Burung Kajang bernama asal Nek Bate
Manurun adalah keturunan anaknya Nabi Adam dan Siti Hawa di Surga yang
diperintahkan untuk membawa turun seperangkat peti besi dalam sebuah gong besi
yang sangat besar yang terletak diatas Palangka Bulau yang berhias Kalengkang
emas. Gong besi besar tersebut ketika turun seperti kilat yang menyambar ke
bumi. Adapun Nek Bate Manurun ini memiliki nama asal lagi ketika di Surga dan
namanya ini menjadi persyaratan yang harus di ketahui jika ingin mempelajari
Ilmu Perlindungan Ghaib dan melunakkan besi. Nek Bate Manurun ini juga dalam
riwayatnya sebagai Panglima yang memimpin pasukan burungnya Nabi Sulaiman.
Nek Bate Manurun ketika turun ke bumi membawa gong besar
diatas Palangka Bulau yang berhias Kalengkang emas, turun seperti kilat yang
menyambar dan menancap ke tanah seperti wujud Pedang besar bercahaya yang
disebut Teariduni di daratan yang disebut Suluara atau Selaara yaitu Sullu atau
Sella yang berarti senjata dan Ara yang berarti bercahaya. Turunnya gong besar
dari surga yang dibawa oleh Nek Bate Manurun ini menjadi asal usul masyarakat
Kalimantan mensakralkan Gong sebagai alat yang selalu dipakai dalam setiap
ritual adat dan perkawinan. Setelah turun ke bumi, seperangkat peti besi besar yang
terdapat dalam gong diambil oleh Malaikat Jibril untuk diberikan kepada Nabi
Adam yang telah berada di bumi.
Nek Burung Kajang dapat dipanggil Ruh sucinya jika telah
muncul Petuong di parak-parak rumah atau terjadi bencana peperangan maupun
bencana lainnya yang membahayakan wilayah anak cucuk Nek Burung Kajang. Jika
telah saatnya di panggil, Temenggung Penghulu akan mempersiapkan sehelai kain merah
seukuran tiga ruas jari yang kemudian di tulis rajah dengan minyak Misik yang
berisi nama Temenggung Penghulu dan asal usul Nek Burung Kajang.
Kemudian dalam kain merah itu di isi tujuh butir beras
kuning yang berasal dari tujuh tempat berbeda dan telah di lumuri minyak Misik serta
tujuh helai rambut yang tertinggal di sisir. Ketujuh butir beras kuning dan helai
rambut itu dibungkus dengan daun sirih, yang selanjutnya dibungkus dengan kain merah
tadi.
Berikutnya kain merah yang berisi daun sirih, tujuh butir
beras kuning dan helai rambut di masukkan ke dalam tempat pembakaran
wangi-wangian yaitu wangian Gaharu atau Kulit Kayu Lukai pada tempat terbuka. Kain
merah tadi dibakar bersama wangi-wangian hingga habis. Dan asap dari pembakaran
tadi yang naik ke angkasa sebagai media untuk memberi pesan kepada Nek Burung Kajang
bahwa anak keturunannya ingin bertemu.
Selanjutnya Temenggung Penghulu mandi hadats dan bersuci.
Setelah itu pergi ke sebuah gunung batu yang terdapat peninggalan altar batu
dari nenek moyangnya dengan membawa alat pembakaran wangi-wangian, seperangkat
sirih pinang beserta mayangnya, tujuh butir beras kuning dari tujuh tempat yang
berbeda dan telah dilumuri minyak Misik dan satu koin Buraq sebagai syarat
pengerasnya.
Sesampainya di gunung batu yang terdapat altarnya,
Temenggung Penghulu duduk menghadap ke Barat dengan posisi kaki kanan menimpa
kaki kiri dan jangan di silang. Dalam hal ini arah Barat atau arah Matahari terbenam
dipercayai sebagai tempat asal usulnya Nek Burung Kajang yang bersemayam diatas
singgasana berbentuk gong emas berhias Ya’kut yang bercahaya.
Selanjutnya membakar wangi-wangian di dekat tubuhnya dan
memakan sirih hingga tujuh kali untuk menghilangkan bau yang tidak sedap dari
tubuhnya akibat pengaruh makanan yang telah dimakannya. Karena Nek Burung
Kajang tidak suka bertemu orang yang badannya berbau tidak sedap seperti berbau
belacan atau bahan makanan lainnya yang berbau busuk.
Berikutnya menghamburkan tujuh butir beras kuning ke
udara ke arah Barat, kepala ditundukkan ke kiri ke arah jantung dan mulai
membaca jampi-jampi sambil kedua telapak tangan diletakkan dibawah pusat.
Adapun jampi-jampinya yaitu :
“Egameni lika unkulunkulu
onomusa onesihe
Ukudunyiswa kube ku unkulunkulu
inkosi yamamhalaba
Unomusa nomusa inkosi
yosuku lokwahlulela
Nguwe kuphela
onikhulekelayo futhi kuwe kuphela esikucela usizo
Sitshele indlela eqondile
yileyondlela yalabo obanike yona
hayi indlela yabo
yokufutheka noma indlela yabo engalungile
UNkulunkulu akanalo
unkulunkulu okufanele akhulekelwe kodwa
Yena ohlala phakade
uyaqhubeka nokunakekela izidalwa zaKhe
hayi ukulala futhi
engalali kuye yilokho okusezulwini nasemhlabeni
Akekho ongakunikela kunkulunkulu
ngaphandle kwemvume yakhe
Unkulunkulu uyazi ukuthi
yini ekhona phambi kwabo nangemva kwabo
futhi abazi lutho ngoLwazi
lukankulunkulu kodwa yilokho
Akulindele isihlalo sikankulunkulu
sihlanganisa amazulu nomhalaba
Futhi unkulunkulu akanalo
isisindo sokugcina kokubili
futhi unkulunkulu uphezukonke
futhi omkhulu
Yithi ngiphephela enkosini
kankulunkulu
ebubini bezidalwa zakhe futhi
kusukela ebubini
bobusuku lapho sekumnyama
futhi kusukela ebubini
bendlovukazi abashaya
amafindo futhi emona lapho ekhwele
Yithi ngiyawuvikela inkosi
ogcina nokulawula amadoda
inkosi yomuntu abantu
kusukela ebubini
ukuhleka kwehla koshaitan
owayevame ukufihla
ngubani ohleba okubi esifubeni
sesintu
kusukela genera yama jinn
nendoda
Bathi ungu unkulunkulu lowo
noyodwa
Unkulunkulu ungunkulunkulu
oncike kuye zonke izinto
Akayena umntwana noma
ozelwe
Futhi akekho umuntu
olingana naye”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar