ANTARA ZAHARA, ELISA, DAN KEMATIAN
--- JILID 5 ---
Ketika di kelas 3 SMA,
Zahara pacaran dengan Dedi, Zahara sudah mengetahui perilaku yang tidak baik
dari Dedi. Tapi ia sangat cinta dengan Dedi sehingga perilaku Dedi yang tidak
baik itu tidak menyurutkan hatinya untuk terus menjalin cinta dengan Dedi.
Seringkali ia menemani Dedi untuk mengkonsumsi Narkoba. Meski awalnya hanya
menemaninya saja, tapi labat laun ia terikut juga. Zahara akhirnya menjadi ikut
mengkonsumsi Narkoba. Hingga kemudian ia hamil dan harus menikah dengan Dedi
sehingga terpaksa juga ia harus berhenti sekolah, sedangkan saat itu beberapa
bulan lagi akan EBTANAS.
Setelah menikah, Dedi
berkerja serabutan untuk menafkahinya. Tapi hasil yang didapat tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Walau telah menikah, Dedi
masih sering berkumpul dengan teman-temannya yang perilakunya juga rusak. Hingga
kemudian Dedi menjadi pengedar Narkoba dan sering membawa Narkoba ke rumah.
Mereka pun leluasa mengkonsumsi Narkoba di rumah.
Zahara yang saat itu sedang
hamil tidak menghiraukan kandungannya. Ia dan suaminya terus mengkonsumsi
Narkoba mesti kandungannya telah membesar. Hingga ketika melewati masa 6 bulan
kandungannya, Zahara mengalami pendarahan. Darah yang keluar dari rahimnya
berbau busuk. Ia pun dibawa ke rumah sakit. Ketika diperiksa oleh dokter
ternyata zanin didalam kandungannya telah lama tidak bernyawa. Memang selama ia
hamil, ia jarang memeriksakan kandungannya.
Zahara kemudian dioperasi. Ketika
dioperasi ternyata zanin yang telah lama tidak bernyawa itu telah membusuk dan
plasentanya telah terlepas didalam kandungan. Kandungannya kemudian dilakukan
operasi besar dan dilakukan pembersihan terhadap rahimnya karena pengaruh zanin
yang telah membusuk itu telah merusak rahimnya. Rahimnya pun terpaksa harus di
buang untuk menyelamatkan jiwanya.
Ketika ia di operasi dan
selama perawatan di rumah sakit, suaminya semakin gencar mengedarkan Narkoba untuk
membiayai perawatannya di rumah sakit. Hingga ketika ia masih menjalani
pemulihan di rumah sakit, ia mendapat kabar bahwa suaminya ditemukan tewas
dalam sebuah pesta Narkoba di tempat salah seorang teman suaminya. Suaminya itu
over dosis dalam pesta Narkoba tersebut. Zahara yang masih lemah karena sedang
dalam masa pemulihan itu sangat terpukul namun ia juga tidak dapat berbuat
apa-apa.
----------
Setelah Zahara pulih dan
keluar dari rumah sakit, ia berusaha untuk tidak mengkonsumsi Narkoba lagi. Namun
situasinya saat itu yang terbebankan oleh hutang yang cukup besar dengan
keluarganya membuat jiwanya rapuh. Zahara harus meminjam uang yang cukup besar
kepada keluarganya untuk membiayai operasi dan perawatannya selama di rumah
sakit.
Keluarganya yang terus
menerus menagih hutang membuat pikirannya buntu. Ia pun menemui salah seorang
teman suaminya untuk meminjam uang guna melunasi hutangnya kepada keluarganya
itu. Hutangnya itu pun terlunasi, tapi Zahara kemudian terperangkap dalam
lingkaran syetan yang membuatnya makin jauh terjerumus dalam lembah hitam dan
kembali terjerat dengan Narkoba.
Teman suaminya itu rupanya juga
seorang pengedar Narkoba. Untuk melunasi hutangnya dengan teman suaminya itu,
Zahara harus menjual Narkoba. Zahara yang sedang buntu pikirannya saat itu
menyetujui saja persyaratan dari teman suaminya itu asalkan hutangnya
terlunasi. Ia pun menjadi penjual Narkoba. Karena menjual Narkoba, Zahara
kembali tergiur untuk mengkonsumsi Narkoba dan mulailah ia kembali mengkonsumsi
Narkoba.
Hingga hutangnya dengan
teman suaminya itu terlunasi, Zahara tidak lagi disuruh menjual Narkoba. Namun kondisinya
yang telah kecanduan Narkoba membuatnya tidak dapat lepas dari jerat teman
suaminya itu. Ia pun selalu meminta Narkoba kepada teman suaminya itu. Dan itu
didapatkannya dengan tidak gratis. Ia harus membelinya.
Karena tidak memiliki uang,
Zahara mengusahakan berbagai cara hanya untuk mendapatkan Narkoba. Ia pun
menjual dirinya kepada teman suaminya itu. Maka sejak itulah ia mulai menjadi
pemuas nafsu teman suaminya itu hanya untuk mendapatkan Narkoba. Selama hampir
dua bulan ia menjadi budak pemuas nafsu teman suaminya itu dengan bayaran
Narkoba untuk di konsumsinya.
Setelah dua bulan, teman
suaminya itu terlihat telah bosan dengannya dan tidak berminat lagi untuk
menjadikannya sebagai pemuas nafsunya. Zahara yang telah kecanduan Narkoba itu
menjadi kacau pikirannya. Ia pun tetap meminta Narkoba kepada teman suaminya
itu. Namun teman suaminya itu tidak bersedia memberikannya karena barang itu
tidaklah gratis. Zahara yang telah hilang akal bersikeras ingin meminta Narkoba
dan bersedia melakukan apa saja asalkan diberi Narkoba. Teman suaminya itu pun kemudian
memberi jalan jika Zahara ingin mendapatkan Narkoba maka ia harus melayani
kenalan atau pelanggan-pelanggannya. Zahara yang sudah tidak peduli lagi
bagaimana caranya agar bisa mendapatkan Narkoba menyetujuinya. Maka sejak
itulah ia dijual kesana kemari oleh teman suaminya itu dengan bayaran Narkoba
untuk di konsumsinya. Candu Narkoba benar-benar telah mencampakkan Zahara ke
lembah maksiat, ia telah menjadi wanita tuna susila.
----------
Tahun 1994, Zahara telah
menjadi wanita tuna susila. Ia melayani nafsu berbagai laki-laki, dan teman
suaminya itu menjadi germonya. Para laki-laki yang telah dilayaninya membayar
kepada teman suaminya itu, sedangkan Zahara dibayar dengan Narkoba dari teman
suaminya.
Pada tahun 1997, Zahara
merasakan ada yang berubah pada dirinya. Kondisi tubuhnya semakin menurun dan
ia jatuh sakit sehingga ia tidak bisa melayani laki-laki yang telah memesannya dari
teman suaminya itu. Karena sakit, Zahara pun tidak bisa mendapatkan Narkoba
karena tidak ada laki-laki yang dilayaninya. Ia pun berusaha berobat agar dapat
sehat kembali. Namun karena berobat yang dilakukannya hanya melalui pengobatan
biasa saja sehingga tidak juga membuatnya sehat. Sakitnya semakin menjadi. Ia kemudian
ke dokter untuk memeriksakan diri. Ketika diperiksa dokter itulah ia akhirnya
tahu bahwa sakitnya itu karena ia telah terjangkit penyakit Sifilis yaitu
sejenis penyakit kelamin akibat berganti-ganti pasangan seksual.
Zahara sangat terpukul
mengetahui hal tersebut, apalagi setelah dijelaskan oleh dokter bahwa penyakit
Sifilis selain merupakan penyakit menular juga sangat mematikan. Dokter yang
tidak tahu profesi Zahara sebagai wanita tuna susila memintanya untuk sementara
tidak melakukan hubungan seksual agar penyakitnya itu dapat sembuh. Zahara yang
sedang kondisi sangat terpukul itu hanya dapat menganggukkan kepalanya saja.
Setelah mengetahui telah
terjangkit penyakit Sifilis, Zahara berusaha menyembuhkan diri, tapi pengaruh
ketergantungan kepada Narkoba membuatnya kembali melayani laki-laki hanya untuk
mendapatkan Narkoba. Ia pun berusaha menyembunyikan penyakitnya itu. Tapi lambat
laun penyakit Sifilis yang sedang di deritanya itu terungkap juga dari para
laki-laki yang telah dilayaninya. Teman suaminya pun sudah tidak bersedia lagi mencarikan
pelanggan untuknya sehingga ia pun sudah tidak mendapatkan Narkoba lagi.
----------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar