Selasa, 05 Juni 2018

ANTARA ZAHARA, ELISA, DAN KEMATIAN : JILID 5

ANTARA ZAHARA, ELISA, DAN KEMATIAN
--- JILID 5 ---

Ketika di kelas 3 SMA, Zahara pacaran dengan Dedi, Zahara sudah mengetahui perilaku yang tidak baik dari Dedi. Tapi ia sangat cinta dengan Dedi sehingga perilaku Dedi yang tidak baik itu tidak menyurutkan hatinya untuk terus menjalin cinta dengan Dedi. Seringkali ia menemani Dedi untuk mengkonsumsi Narkoba. Meski awalnya hanya menemaninya saja, tapi labat laun ia terikut juga. Zahara akhirnya menjadi ikut mengkonsumsi Narkoba. Hingga kemudian ia hamil dan harus menikah dengan Dedi sehingga terpaksa juga ia harus berhenti sekolah, sedangkan saat itu beberapa bulan lagi akan EBTANAS.
Setelah menikah, Dedi berkerja serabutan untuk menafkahinya. Tapi hasil yang didapat tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Walau telah menikah, Dedi masih sering berkumpul dengan teman-temannya yang perilakunya juga rusak. Hingga kemudian Dedi menjadi pengedar Narkoba dan sering membawa Narkoba ke rumah. Mereka pun leluasa mengkonsumsi Narkoba di rumah.
Zahara yang saat itu sedang hamil tidak menghiraukan kandungannya. Ia dan suaminya terus mengkonsumsi Narkoba mesti kandungannya telah membesar. Hingga ketika melewati masa 6 bulan kandungannya, Zahara mengalami pendarahan. Darah yang keluar dari rahimnya berbau busuk. Ia pun dibawa ke rumah sakit. Ketika diperiksa oleh dokter ternyata zanin didalam kandungannya telah lama tidak bernyawa. Memang selama ia hamil, ia jarang memeriksakan kandungannya.
Zahara kemudian dioperasi. Ketika dioperasi ternyata zanin yang telah lama tidak bernyawa itu telah membusuk dan plasentanya telah terlepas didalam kandungan. Kandungannya kemudian dilakukan operasi besar dan dilakukan pembersihan terhadap rahimnya karena pengaruh zanin yang telah membusuk itu telah merusak rahimnya. Rahimnya pun terpaksa harus di buang untuk menyelamatkan jiwanya.
Ketika ia di operasi dan selama perawatan di rumah sakit, suaminya semakin gencar mengedarkan Narkoba untuk membiayai perawatannya di rumah sakit. Hingga ketika ia masih menjalani pemulihan di rumah sakit, ia mendapat kabar bahwa suaminya ditemukan tewas dalam sebuah pesta Narkoba di tempat salah seorang teman suaminya. Suaminya itu over dosis dalam pesta Narkoba tersebut. Zahara yang masih lemah karena sedang dalam masa pemulihan itu sangat terpukul namun ia juga tidak dapat berbuat apa-apa.

----------

Setelah Zahara pulih dan keluar dari rumah sakit, ia berusaha untuk tidak mengkonsumsi Narkoba lagi. Namun situasinya saat itu yang terbebankan oleh hutang yang cukup besar dengan keluarganya membuat jiwanya rapuh. Zahara harus meminjam uang yang cukup besar kepada keluarganya untuk membiayai operasi dan perawatannya selama di rumah sakit.
Keluarganya yang terus menerus menagih hutang membuat pikirannya buntu. Ia pun menemui salah seorang teman suaminya untuk meminjam uang guna melunasi hutangnya kepada keluarganya itu. Hutangnya itu pun terlunasi, tapi Zahara kemudian terperangkap dalam lingkaran syetan yang membuatnya makin jauh terjerumus dalam lembah hitam dan kembali terjerat dengan Narkoba.
Teman suaminya itu rupanya juga seorang pengedar Narkoba. Untuk melunasi hutangnya dengan teman suaminya itu, Zahara harus menjual Narkoba. Zahara yang sedang buntu pikirannya saat itu menyetujui saja persyaratan dari teman suaminya itu asalkan hutangnya terlunasi. Ia pun menjadi penjual Narkoba. Karena menjual Narkoba, Zahara kembali tergiur untuk mengkonsumsi Narkoba dan mulailah ia kembali mengkonsumsi Narkoba.
Hingga hutangnya dengan teman suaminya itu terlunasi, Zahara tidak lagi disuruh menjual Narkoba. Namun kondisinya yang telah kecanduan Narkoba membuatnya tidak dapat lepas dari jerat teman suaminya itu. Ia pun selalu meminta Narkoba kepada teman suaminya itu. Dan itu didapatkannya dengan tidak gratis. Ia harus membelinya.
Karena tidak memiliki uang, Zahara mengusahakan berbagai cara hanya untuk mendapatkan Narkoba. Ia pun menjual dirinya kepada teman suaminya itu. Maka sejak itulah ia mulai menjadi pemuas nafsu teman suaminya itu hanya untuk mendapatkan Narkoba. Selama hampir dua bulan ia menjadi budak pemuas nafsu teman suaminya itu dengan bayaran Narkoba untuk di konsumsinya.
Setelah dua bulan, teman suaminya itu terlihat telah bosan dengannya dan tidak berminat lagi untuk menjadikannya sebagai pemuas nafsunya. Zahara yang telah kecanduan Narkoba itu menjadi kacau pikirannya. Ia pun tetap meminta Narkoba kepada teman suaminya itu. Namun teman suaminya itu tidak bersedia memberikannya karena barang itu tidaklah gratis. Zahara yang telah hilang akal bersikeras ingin meminta Narkoba dan bersedia melakukan apa saja asalkan diberi Narkoba. Teman suaminya itu pun kemudian memberi jalan jika Zahara ingin mendapatkan Narkoba maka ia harus melayani kenalan atau pelanggan-pelanggannya. Zahara yang sudah tidak peduli lagi bagaimana caranya agar bisa mendapatkan Narkoba menyetujuinya. Maka sejak itulah ia dijual kesana kemari oleh teman suaminya itu dengan bayaran Narkoba untuk di konsumsinya. Candu Narkoba benar-benar telah mencampakkan Zahara ke lembah maksiat, ia telah menjadi wanita tuna susila.

----------

Tahun 1994, Zahara telah menjadi wanita tuna susila. Ia melayani nafsu berbagai laki-laki, dan teman suaminya itu menjadi germonya. Para laki-laki yang telah dilayaninya membayar kepada teman suaminya itu, sedangkan Zahara dibayar dengan Narkoba dari teman suaminya.
Pada tahun 1997, Zahara merasakan ada yang berubah pada dirinya. Kondisi tubuhnya semakin menurun dan ia jatuh sakit sehingga ia tidak bisa melayani laki-laki yang telah memesannya dari teman suaminya itu. Karena sakit, Zahara pun tidak bisa mendapatkan Narkoba karena tidak ada laki-laki yang dilayaninya. Ia pun berusaha berobat agar dapat sehat kembali. Namun karena berobat yang dilakukannya hanya melalui pengobatan biasa saja sehingga tidak juga membuatnya sehat. Sakitnya semakin menjadi. Ia kemudian ke dokter untuk memeriksakan diri. Ketika diperiksa dokter itulah ia akhirnya tahu bahwa sakitnya itu karena ia telah terjangkit penyakit Sifilis yaitu sejenis penyakit kelamin akibat berganti-ganti pasangan seksual.
Zahara sangat terpukul mengetahui hal tersebut, apalagi setelah dijelaskan oleh dokter bahwa penyakit Sifilis selain merupakan penyakit menular juga sangat mematikan. Dokter yang tidak tahu profesi Zahara sebagai wanita tuna susila memintanya untuk sementara tidak melakukan hubungan seksual agar penyakitnya itu dapat sembuh. Zahara yang sedang kondisi sangat terpukul itu hanya dapat menganggukkan kepalanya saja.
Setelah mengetahui telah terjangkit penyakit Sifilis, Zahara berusaha menyembuhkan diri, tapi pengaruh ketergantungan kepada Narkoba membuatnya kembali melayani laki-laki hanya untuk mendapatkan Narkoba. Ia pun berusaha menyembunyikan penyakitnya itu. Tapi lambat laun penyakit Sifilis yang sedang di deritanya itu terungkap juga dari para laki-laki yang telah dilayaninya. Teman suaminya pun sudah tidak bersedia lagi mencarikan pelanggan untuknya sehingga ia pun sudah tidak mendapatkan Narkoba lagi.

----------

Bersambung.....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SUNGKUI THE TRADITIONAL CULINARY OF SANGGAU

Sungkui is a traditional Sanggau food made of rice wrapped in Keririt leaves so that it is oval and thin and elongated. Sungkui is a typical...