Selasa, 06 Februari 2018

PANGERAN CAKRADHARA 2

PANGERAN CAKRADHARA 2

Ratu Tribhuana Wijayatunggadewi pada masa itu telah lewat umurnya untuk menikah, karena ketika Raja Sri Jayanegara masih hidup, ia melarang kedua adik perempuan tirinya yang bernama Dyah Gitarja atau Tribhuana Wijayatunggadewi dan Dyah Wiyat untuk menikah, karena takut tahta Majapahit direbut oleh suami adik-adiknya itu, bahkan Raja Sri Jayanegara berniat menikahi kedua adik tirinya itu.
Paman Patih Dyah Halayhuda yang tidak lagi menjabat Maha Patih kembali menghasut pihak kerabat Istana Majapahit dengan menyampaikan bahwa tidak layak seorang Ratu Majapahit belum lagi bersuami. Apalagi Ratu Tribhuana Wijayatunggadewi telah menjadi perawan tua dan hal tersebut akan menjatuhkan wibawa Majapahit. Pihak kerabat Istana Majapahit termakan hasutan Paman Patih Dyah Halayudha, dan mendesak Ratu Tribhuana Wijayatunggadewi untuk secepatnya menikah. Ratu Tribhuana Wijayatunggadewi yang telah didesak oleh kerabat istana menyampaikan bahwa ia telah jatuh hati pada Gajah Mada dan hanya ingin menikah dengan Gajah Mada.
Maka gemparlah kerabat istana mendengar keinginan Ratu Tribhuana Wijayatunggadewi itu. Kerabat istana tidak menyetujui keinginan Ratu Tribhuana Wijayatunggadewi karena Gajah Mada hanya seorang prajurit biasa yang pada saat itu menjabat sebagai Bekel Bhayangkara. Selain itu Gajah Mada bukan keturunan Singasari dan bukan orang Majapahit. Umurnya jauh lebih muda dari Ratu Tribhuana Wijayatunggadewi. Namun Ratu Majapahit itu tetap berkeras ingin menikah dengan Gajah Mada.
Kerabat istana akhirnya tidak bisa lagi menahan keinginan Ratu Tribhuana Wijayatunggadewi dan mengabulkan keinginan tersebut. Namun karena dihasutan Paman Patih Dyah Halayudha, kerabat istana memberikan syarat bahwa Ratu Tribhuana Wijayatunggadewi diperkenankan menikah dengan Gajah Mada tapi terlebih dahulu harus mengumumkan sayembara bahwa ia akan memilih pemuda-pemuda dari kalangan mana saja untuk dijadikan suaminya.
Pemuda-pemuda yang ingin menjadi suami Ratu Tribhuana Wijayatunggadewi nantinya akan dikumpulkan di pesanggerahan istana untuk selanjutnya Ratu Tribhuana Wijayatunggadewi harus menunjuknya secara langsung pemuda tersebut dihadapan rakyat Majapahit. Persyaratan tersebut untuk menghindari cemoohan bahwa Ratu Majapahit menikah dengan orang yang bukan keturunan Singasari dan bukan orang Majapahit. Ratu Tribhuana Wijayatunggadewi yang tidak menyadari bahwa persyaratan itu adalah tipu daya Paman Patih Dyah Halayudha melalui kerabat istana menyetujui persyaratan tersebut, dan ia berharap Gajah Mada dapat hadir dalam sayembara tersebut.
Akibat siasat licik Paman Patih Dyah Halayudha yang mempengaruhi kerabat istana sehingga sayembara tersebut tidak di umumkan ke pelosok negeri. Kerabat istana Majapahit sengaja mengumpulkan pemuda-pemuda dari kalangan mereka sendiri yaitu keturunan Singasari dan anak-anak petinggi Majapahit.
Pada waktu yang telah ditentukan, maka berkumpullah para pemuda tersebut di pesanggerahan istana. Gajah Mada yang mengetahui sayembara tersebut dan akan menghadirinya, namun pada saat itu terhalang untuk hadir ke pesanggerahan istana. Paman Patih Dyah Halayudha menyuruh Arya Kembar untuk menugaskan Gajah Mada bersama pasukan Bhayangkara untuk mengontrol keamanan di perbatasan Trowulan.
Ketika semua pemuda telah berkumpul di pesanggerahan istana, dan tanpa diketahui oleh kerabat istana, Paman Patih Dyah Halayudha menyusupkan anak angkatnya Cakradhara yang sosok dan penampilannya mirip Gajah Mada itu dalam kumpulan para pemuda tersebut. Pada saat para pemuda itu telah berkumpul di pesanggeran istana, maka terlihatlah oleh Ratu Tribhuana Wijayatunggadewi Gajah Mada dalam kumpulan para pemuda tersebut. Ia serta merta menunjuk Gajah Mada yang dilihatnya itu yang sebenarnya adalah Cakradhara sebagai calon suaminya dihadapan kerabat istana, para petinggi Majapahit dan rakyat Majapahit. Maka pada saat itu juga diumumkanlah calon suami Ratu Tribhuana Wijayatunggadewi yaitu Cakradhara, anak angkatnya Paman Patih Dyah Halayudha. Setelah pengumuman itu, barulah Ratu Tribhuana Wijayatunggadewi menyadari bahwa ia telah diperdaya, karena yang dilihatnya itu bukan Gajah Mada.
Ratu Tribhuana Wijayatunggadewi sangat marah ketika itu, akan tetapi ia juga tidak berdaya karena pemuda yang telah ditunjuknya itu telah diumumkan dihadapan rakyat Majapahit sebagai calon suaminya. Dengan berat hati dan kemarahan yang luar biasa, ia terpaksa mematuhi kesepakatannya dengan kerabat istana. Maka menikahlah Ratu Tribhuana Wijayatunggadewi dengan Cakradhara yang tidak di cintainya itu.
Setelah pernikahannya dengan Cakradhara, Ratu Tribhuana Wijayatunggadewi memerintahkan untuk menarik Gajah Mada dan pasukan Bhayangkara yang bertugas di perbatasan Trowulan untuk kembali ke pusat kota. Karena kekecewaan dan marahnya pada kerabat istana, Ratu Tribhuana Wijayatunggadewi tanpa berkonsultasi dengan kerabat istana dan tanpa persetujuan para petinggi Majapahit, langsung saja menunjuk Gajah Mada sebagai Maha Patih Majapahit menggantikan Maha Patih Arya Tadah yang mengundurkan diri akibat sakit-sakitan.
Penunjukan langsung itu menimbulkan kegaduhan dalam lingkungan Kerajaan Majapahit. Gajah Mada yang dianggap oleh para petinggi Majapahit masih muda dan ingusan itu langsung di angkat begitu saja menjadi Maha Patih oleh Ratu Tribhuana Wijayatunggadewi. Kerabat istana juga terang-terangan menolak keputusan Ratu Tribhuana Wijayatunggadewi itu karena Gajah Mada bukan keturunan Singasari. Namun apa pun situasinya Ratu Tribhuana Wijayatunggadewi tetap dengan keputusannya yaitu mengangkat Gajah Mada sebagai Maha Patih Majapahit untuk menggantikan Maha Patih Arya Tadah. Maka pada tahun 1334 Masehi, Gajah Mada dinobatkan sebagai Maha Patih Majapahit.
Ratu Tribhuana Wijayatunggadewi karena tidak menyukai Cakradhara dan terpaksa harus menikah sehingga lama ia memiliki anak. Setelah sekian tahun menikah, barulah ia memperoleh anak yang bernama Raja Hayam Wuruk.

Ringkasan buku Kerajaan Lawai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SUNGKUI THE TRADITIONAL CULINARY OF SANGGAU

Sungkui is a traditional Sanggau food made of rice wrapped in Keririt leaves so that it is oval and thin and elongated. Sungkui is a typical...