Selasa, 06 Februari 2018

MENGKIANG MASA DAHULU


MENGKIANG MASA DAHULU

Mengkiang secara resmi masuk dalam kekuasaan Kerajaan Sanggau pada tahun 1891, setelah terbitnya Bijlage Letter De Gouverneur General Van Borneo tanggal 4 Juni 1891 yang menyatakan Tanah Mengkiang merupakan bagian dari wilayah kekuasaan Sanggau. Mengkiang menjadi wilayah kekuasaan Sanggau setelah terjadi serangan Sanggau terhadap Orang-orang Jangkang di Mengkiang hingga Hulu Sekayam dengan surat perintah Bijlage Letter Van de  Inlandsche De Gouverneur General Van Borneo tanggal 11 Oktober 1886, yang berakhir dengan dikuasainya Tanah Mengkiang oleh Panembahan Sanggau. Penyerangan Panembahan Sanggau ke Mengkiang pada masa itu merupakan salah satu kontrak perjanjian dengan Belanda yang ditandatangani Panembahan Sulaiman Sanggau dengan Gubernur Hindia Belanda Cornelis Kater pada tanggal 4 Maret 1882. Sejak ditetapkannya Tanah Mengkiang sebagai bagian dari wilayah kekuasaan Sanggau, maka tidak ada lagi kepemimpinan Pasak Sanggau di Tanah Mengkiang, segala urusan kepemimpinan di Tanah Mengkiang yang turun temurun dipegang oleh Pasak Sanggau beralih ke Sanggau.
Mengkiang pada masa dahulu pernah berdiri sebuah Kerajaan yang didirikan oleh Ria Satry atau bergelar Patee Jangkang, sehingga Kerajaan ini disebut Kerajaan Jangkang pada Hisek purnama ketujuh, Matahari ke dua puluh delapan arah Utara Hisek ke tiga belas, 960 purnama, yang artinya adalah bulan ketujuh, tanggal 28, tahun 1380 atau 28 Juli 1380 Masehi. Pada masa itu Ria Satry ditugasi oleh Ayahnya yaitu Arya Batang atau bergelar Patee Gumantar untuk menjaga kolam tempat sumber air kehidupan yang berada dibawah Pohon Jangkang sehingga ia bergelar Patee Jangkang.
Pada tahun 1394, Patee Jangkang berpindah ke Segumon Tampun Juah sesuai dengan kesepakatan perdamaian 112 Raja-Raja di Kalimantan yang akan membangun pemukiman bersama di Segumon Tampun Juah. Selanjutnya pemerintahan di Mengkiang dilanjutkan oleh anak Patee Jangkang yang bernama Pangeran Mas Kedaung, yang ditandai dengan pengiriman tempat duduk dari batu hitam untuk Raja Wijaya Pura Sambas pada tanggal 12 Februari 1440.
Ketika terjadinya perang Sangao pada tahun 1622 yang berujung pada penaklukan Kesultanan Mataram terhadap tanah Sanggau, wilayah Mengkiang ini tidak lagi disebut sebagai Kerajaan Jangkang, tetapi disebut Kerajaan Mengkiang oleh Kesutanan Mataram pada saat penobatan Pangeran Agung Renggang menjadi Raja Mengkiang pada tanggal 8 Mei 1622. Perang Sangao terjadi belum lama dinobatkannya Abang Terka atau Abang Awal yang bergelar Sultan Awwaludin di Sanggau pada tanggal 16 Rabi’ul Awwal 1025 Hijriah atau 3 April 1616.
Sedangkan Raja Jangkang yang telah berpindah ke Segumon Tampun Juah selanjutnya berpindah ke Engkarong di Sekantot setelah terjadi perpecahan antara 112 Raja-raja Kalimantan di Segumon Tampun Juah pada tanggal 13 Maret 1604. Dan pada periode berikutnya wilayah Jangkang kemudian resmi menjadi wilayah kekuasaan Pemerintah Hindia Belanda dan Kerajaan Sanggau pada tanggal 31 Agustus 1912.
Pada masa dahulunya daratan yang sekarang telah menjadi komplek pemakaman di Mengkiang merupakan tempat Ibadah Kaharingan. Tempat ibadah ini sering disebut orang sebagai Istana Mengkiang yang dilengkapi dengan Altar Ibadah berbentuk Tiwah Bundar. Sedangkan pusat pemerintahan Mengkiangnya berada diseberang daratan Sungai Mengkiang.
Dari photo yang diabadikan oleh rombongan Misionaris ke Mengkiang tahun 1920, masih terlihat pemukiman penduduk di daratan Sungai Mengkiang. Pusat pemerintahan Kerajaan Mengkiang yang sejak dahulu disebut sebagai pemukiman Jangkang juga masih terlihat. Tempat pusat pemerintahannya pada tahun 1920 tersebut telah menjadi tempat berkumpulnya orang-orang yang akan menaiki sampan untuk ke hulu atau hilir sungai Sekayam maupun sungai Mengkiang. Tempat berkumpulnya orang-orang ini terdapat sebuah jamban yang sangat populer yang hingga sekarang orang masih mengingatnya sebagai Jamban Jangkang karena berada di pemukiman yang dibangun oleh Orang-orang Jangkang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SUNGKUI THE TRADITIONAL CULINARY OF SANGGAU

Sungkui is a traditional Sanggau food made of rice wrapped in Keririt leaves so that it is oval and thin and elongated. Sungkui is a typical...