MASUKNYA
ISLAM DI KALIMANTAN BARAT 2
Kerajaan
Tanjung Pura secara resmi menjadi Kerajaan Islam pada tahun 1590 Masehi.
Panembahan Giri Kusuma pada saat itu merubah sistim pemerintahan dan mengukuhkan
Tanjung Pura menjadi Kerajaan Islam Sukadana Tanjung Pura-Matan, dengan segala
hukum kerajaan berpedoman pada hukum Islam.
Namun masuknya Islam di Tanjung Pura jauh sebelum tahun
1590 Masehi. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya penemuan prasasti batu nisan
di Kecamatan Sandai bertarikh 127 Hijriah atau tepatnya 745 Masehi. Sandai
adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat,
Indonesia. Letaknya di pedalaman Kabupaten Ketapang dan berbatasan dengan
Kecamatan Hulu Sungai yang dulunya bergabung dengan Kecamatan Sandai, serta
berbatasan dengan Kecamatan Laur dan Kecamatan Nanga Tayap. Prasasti sejarah
yang ditemukan ini bernilai tinggi yang secara fakta mengungkap bahwa
kebudayaan Islam di Ketapang adalah kebudayaan Islam tertua di Nusantara yang
datang pada abad ke-7.
Selain itu, dalam catatan kuno sejarah Dinasti Sung yang
tertulis pada buku ke-489, menyebutkan tentang sejarah kerajaan Tanjung Pura.
Dalam catatan kuno tersebut dinyatakan bahwa pada tahun 977 Masehi hubungan
kerajaan Tanjung Pura dengan para pedagang Arab semakin berkembang. Dalam
catatan kuno tersebut juga disebutkan bahwa Raja Tanjungpura, Hyang-ta, adalah
seorang Muslim. Dimana Nenek Moyangnya dahulu memeluk Agama Braham yang
mengajarkan tentang Ajaran Pohon Kehidupan. Selanjutnya disebutkan bahwa Ajaran
Pohon Kehidupan sangat berkembang, sedangkan Ajaran Buddha tidak seberapa pengaruhnya. Dalam
catatan kuno tersebut dinyatakan juga bahwa Hyang-ta pada saat itu telah mengirim utusan ke
istana Tiongkok, yang dipercayakan kepada pedagang Arab bernama P’ulu-hsieh
(Abu Abdallah) untuk memimpin delegasi kerajaan Tanjung Pura.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa berdasarkan
ditemukannya prasasti batu nisan di Kecamatan Sandai, Ketapang yang bertarikh
127 Hijriah atau 745 Masehi, dapat disimpulkan bahwa pada abad ke-7 Masehi,
Islam telah berkembang di Ketapang. Kemudian berdasarkan catatan kuno Dinasti
Sung yang tertulis pada buku ke-489, dapat disimpulkan juga bahwa Raja
Tanjungpura, Hyang-ta, adalah seorang Muslim. Dimana Nenek Moyangnya Hyang-ta
dahulunya memeluk Agama Braham yang mengajarkan tentang Ajaran Pohon Kehidupan.
Dan Ajaran Pohon Kehidupan ini berbeda dengan Ajaran Buddha, karena dikatakan
bahwa Ajaran Buddha pada
masa itu tidak seberapa pengaruhnya dibandingkan Ajaran Pohon Kehidupan.
Dalam
keyakinan Nenek Moyang Kalimantan, Ajaran Pohon Kehidupan ini disebut Ajaran
Batang Haring atau Kaharingan yang berarti Pohon Kehidupan. Haring atau
Kaharingan berasal dari bahasa Sangen atau Sangiang. Dan bahasa Sangen atau
Sangiang adalah induk dari berbagai bahasa yang terdapat di Kalimantan.
Ajaran
Batang Haring atau Kaharingan ataupun yang sering disebut Agama Kaharingan
berdasarkan catatan kuno tersebut dikatakan merupakan bagian dari ajaran Agama
Braham dan bukan ajaran Agama Buddha. Hal tersebut diperkuat juga dengan
catatan Fa Xian / Fa Shien seorang biarawan pada periode tahun 411 Masehi di
era tahun ke-7 Kaisar Xiyi yang pernah berkunjung ke Kalimantan yaitu di Kutai
Kertanegara menyatakan bahwa Agama Braham yang mengajarkan Ajaran Pohon
Kehidupan ini sangat berkembang dan berpengaruh di Kalimantan pada masa itu
dibandingkan dengan Agama Buddha.
Berdasarkan catatan kuno dari Dinasti Sung pada periode
tahun 977 Masehi dan catatan Fa Xian / Fa Shien pada periode tahun 411 Masehi
sebagai jawaban bahwa mayoritas Nenek Moyang Kalimantan pada masa dahulu
memeluk Agama Kaharingan atau Ajaran Pohon Kehidupan yang merupakan bagian dari
ajaran Agama Braham. Hanya sebagian kecil saja yang memeluk Agama Buddha. Dan dalam
kedua catatan kuno tersebut tidak disinggung tentang keberadaan Agama Hindu di
Kalimantan. Artinya bahwa sebelum masuknya Agama Islam di Kalimantan, mayoritas
masyarakat Kalimantan pada masa itu memeluk Agama Kaharingan, dan sebagian
kecilnya memeluk Agama Buddha, sedangkan untuk Agama Hindu tidak terdapat
penyebarannya di Kalimantan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar