Minggu, 21 Oktober 2018

CUCA' NGAEL



CUCA’ NGAEL

Cuca’ Ngael merupakan bahasa Sanggau yang berarti Jampi-jampi atau Mantra untuk memancing, ataupun untuk memanggil ikan. Dalam Petuah orang-orang tua Sanggau, bahwa Cuca’ Ngael ini dahulunya banyak dipergunakan oleh beberapa orang-orang tua sanggau hingga ke Hulu.
Untuk mengamalkan Cuca’ Ngael ini terdapat beberapa tahapan yaitu sebagai berikut :
1.         Mempersiapkan Tongkat Pancing yang dipilih dengan syarat tongkatnya yaitu :
a)      Bambu atau Buluh yang didapatkan hanyut di air mengalir atau sungai.
b)      Bambu atau Buluh yang sebagian hujungnya atau pucuknya jatuh ke sungai atau tunduk ke arah air mengalir.
c)       Bambu atau Buluh yang tumbuh didekat sumber air.
Kemudian Bambu atau Buluh dibersihkan dan dipotong. Ukuran panjang pendeknya Bambu atau Buluh disesuaikan dengan jengkal jari tangan kanan atau kiri. Jengkal jari adalah jarak ujung jari jempol dengan ujung jari kelingking dengan ukuran ganjil seperi 1,3,5,7,9 jengkal.
2.         Setelah mendapatkan Tongkat Pancing pilihan maka berpuasa (tidak makan minum seperti puasa bulan ramadhan) selama 3 Senin dan 3 Kamis dengan niat mohon diberikan tuah Cuca’ Ngael.
3.         Selama berpuasa, bertawasul kepada Nabi Khaidir, Nabi Nuh dan Nabi Sulaiman agar mendapat berkat dari ketiga Nabi yang menjadi penjaga air.
4.         Ketika bertawasul kepada Nabi Khaidir, Nabi Nuh dan Nabi Sulaiman, membaca surat AlFatihah 3X untuk ketiga Nabi tersebut guna meminta keberkatan.
5.         Selama berpuasa membaca Cuca’ Ngael yaitu:
”Basmallah sum mum bukmum laheyah putih asal ku
Sum mum bukmum laheyah ketuban asal mu ikan
ke hulu engkau menjadi udang ke hilir engkau menjadi lipan
ke belakang engkau menjadi ular ke depan engkau menjadi ikan
engkau terpacik aku tiba
heiiii… ketuban siti hawa asal mu saudara,
berkat Basmallah...
6.         Cuca’ Nagel tersebut dibaca 33X setiap pagi lalu hembuskan ke Tongkat Pancing sambil memandang secara Hakikat dengan membathin kepada Tongkat Pancing “Kau Alif”. Kemudian pandanglah secara Hakikat kepada Tali Pancing dengan membathin “Kau adalah Rumput Fatimah”. Kemudian merembetlah pandangan Hakikat kepada Mata Pancing atau Kail dengan membathin “Kau adalah Lam”. Selanjutnya pandanglah secara Hakikat Lubang Mata Pancingnya atau Lubang Kail dengan membathin “Kau adalah Mim”.
7.         Setelah Khatam puasanya, Cuca’ Ngael ini selain dapat dipergunakan untuk dibacakan ke Tongkat Pancing atau umpan ikan, dapat juga dibacakan pada jaring, bubuh dan sebagainya.

Setelah Khatam puasa Cuca’ Ngael, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika akan memancing yaitu :
1.         Waktu terbaik untuk memancing yaitu kala Shubuh atau pagi akan tiba.
2.         Jika siang hari maka waktu terbaik untuk memancing adalah kala matahari tak terhalang oleh awan.
3.         Jika akan memancing pada malam hari maka waktu terbaik adalah kala bulan terang atau tak terhalangi awan.
4.         Ketika akan memasuki tempat pemancingan maka memberi Salam dahulu kepada Nabi Khaidir, Nabi Nuh dan Nabi Sulaiman, selanjutnya berkata “Aku minta pelihara engkau dari yang paling buruk, yang paling kada baik, dan yang paling halus... Bismillah...”
5.         Selanjutnya siapkan umpan pancing pada mata pancing atau kail, kemudian bacakan Cuca’ Ngael tersebut pada umpan tersebut lalu ludahi.
6.         Pengamal Cuca’ Ngael ini berpantang menggunakan berbagai jenis cacing. Sehingga setiap akan memancing maka umpan pancingnya bukan cacing. Jika pantang tersebut dilanggar, maka lunturlah amalan Cuca’ Ngaelnya dan seumur hidupnya tidak dapat mengamalkan lagi Cuca’ Ngael tersebut.
7.         Peganglah pangkal Tiang Pancing searah dengan pusat.
8. Mengamalkan Cuca’ Ngael ini mestilah telah baligh dan tidak boleh diamalkan oleh orang yang belum baligh.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SUNGKUI THE TRADITIONAL CULINARY OF SANGGAU

Sungkui is a traditional Sanggau food made of rice wrapped in Keririt leaves so that it is oval and thin and elongated. Sungkui is a typical...