CUCA’ NGAEL
Cuca’ Ngael
merupakan bahasa Sanggau yang berarti Jampi-jampi atau Mantra untuk memancing,
ataupun untuk memanggil ikan. Dalam Petuah orang-orang tua Sanggau, bahwa Cuca’
Ngael ini dahulunya banyak dipergunakan oleh beberapa orang-orang tua sanggau
hingga ke Hulu.
Untuk
mengamalkan Cuca’ Ngael ini terdapat beberapa tahapan yaitu sebagai berikut :
1.
Mempersiapkan
Tongkat Pancing yang dipilih dengan syarat tongkatnya yaitu :
a) Bambu atau Buluh yang didapatkan hanyut di air mengalir atau sungai.
b) Bambu atau Buluh yang sebagian hujungnya atau pucuknya jatuh ke sungai atau tunduk ke arah air mengalir.
c) Bambu atau Buluh yang tumbuh didekat sumber air.
Kemudian Bambu
atau Buluh dibersihkan dan dipotong. Ukuran panjang pendeknya Bambu atau Buluh disesuaikan
dengan jengkal jari tangan kanan atau kiri. Jengkal jari adalah jarak ujung jari
jempol dengan ujung jari kelingking dengan ukuran ganjil seperi 1,3,5,7,9
jengkal.
2.
Setelah mendapatkan Tongkat Pancing pilihan maka berpuasa (tidak makan minum seperti puasa
bulan ramadhan) selama 3 Senin dan 3 Kamis dengan niat mohon diberikan tuah Cuca’ Ngael.
3.
Selama berpuasa, bertawasul kepada Nabi Khaidir, Nabi Nuh dan Nabi Sulaiman agar
mendapat berkat dari ketiga Nabi yang menjadi penjaga air.
4.
Ketika bertawasul kepada Nabi Khaidir, Nabi Nuh dan Nabi
Sulaiman, membaca
surat AlFatihah 3X untuk ketiga Nabi
tersebut guna
meminta keberkatan.
5.
Selama berpuasa membaca Cuca’ Ngael yaitu:
”Basmallah sum
mum bukmum laheyah putih asal ku
Sum mum bukmum laheyah
ketuban asal mu ikan
ke hulu engkau
menjadi udang ke hilir engkau menjadi lipan
ke belakang
engkau menjadi ular ke depan engkau menjadi ikan
engkau terpacik
aku tiba
heiiii… ketuban
siti hawa asal mu saudara,
berkat Basmallah...“
6.
Cuca’ Nagel tersebut dibaca 33X setiap pagi lalu hembuskan ke Tongkat Pancing
sambil memandang secara Hakikat dengan membathin kepada Tongkat Pancing “Kau
Alif”. Kemudian pandanglah secara Hakikat kepada Tali Pancing dengan membathin “Kau
adalah Rumput Fatimah”. Kemudian merembetlah pandangan Hakikat kepada Mata Pancing
atau Kail dengan membathin “Kau adalah Lam”. Selanjutnya pandanglah secara
Hakikat Lubang Mata Pancingnya atau Lubang Kail dengan membathin “Kau adalah
Mim”.
7.
Setelah Khatam puasanya, Cuca’ Ngael ini selain dapat dipergunakan untuk dibacakan ke Tongkat Pancing atau umpan ikan, dapat juga dibacakan pada jaring, bubuh dan sebagainya.
Setelah Khatam puasa
Cuca’ Ngael, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika akan
memancing yaitu :
1.
Waktu terbaik
untuk memancing yaitu kala Shubuh atau pagi akan tiba.
2.
Jika siang hari maka waktu terbaik untuk memancing adalah
kala matahari tak terhalang oleh awan.
3.
Jika akan memancing pada malam hari maka waktu
terbaik adalah kala bulan terang atau tak terhalangi awan.
4.
Ketika akan memasuki tempat pemancingan maka memberi
Salam dahulu kepada Nabi Khaidir, Nabi Nuh dan Nabi Sulaiman, selanjutnya
berkata “Aku minta pelihara engkau dari yang paling buruk, yang paling kada
baik, dan yang paling halus... Bismillah...”
5.
Selanjutnya siapkan umpan pancing pada mata pancing
atau kail, kemudian bacakan Cuca’ Ngael tersebut pada umpan tersebut lalu
ludahi.
6.
Pengamal Cuca’ Ngael ini berpantang menggunakan berbagai jenis cacing. Sehingga
setiap akan memancing maka umpan pancingnya bukan cacing. Jika pantang tersebut
dilanggar, maka lunturlah amalan Cuca’ Ngaelnya dan seumur hidupnya tidak dapat
mengamalkan lagi Cuca’ Ngael tersebut.
7.
Peganglah pangkal
Tiang Pancing searah dengan pusat.
8. Mengamalkan Cuca’ Ngael
ini mestilah telah baligh dan tidak boleh diamalkan oleh orang yang belum
baligh.