SUVARNABHUMI
Suvarnabhumi adalah nama bandara Internasional di
Bangkok, Thailand. Bukan tanpa sebab bandara Internasional di Tanah Thai ini
disebut Suvarnabhumi. Hal tersebut karena Tanah Bangsa Thai ini dahulunya
disebut sebagai Suvarnabhumi.
Dalam kitab Jataka yaitu salah satu kitab yang memuat
kisah tentang kehidupan sang Buddha, menyebut Suvarnabhumi sebagai sebuah
negeri yang untuk mencapainya melalui perjalanan yang penuh bahaya, dan yang
dimaksud adalah sebuah negeri di sebelah Timur Teluk Benggala.
Dalam kitab Ramayana, ada menyebutkan nama Yavadvipa,
yang mengisahkan tentang tentara kera yang bertugas mencari Sita di
negeri-negeri sebelah timur dan telah memeriksa Yapadvipa yang di hias oleh
tujuh kerajaan. Pulau ini adalah pulau emas dan perak. Kitab Ramayana juga
menyebut Suvarmadvipa, yaitu sebuah nama yang kemudian dipergunakan untuk
menyebut Sumatera yang artinya “pulau emas”.
Dalam kitab Periplous tes Erythras Thalasses, yaitu
sebuah kitab pedoman untuk berlayar di laut Erythrasa, yaitu samudera
Indonesia. Kitab ini ditulis oleh seorang Nahkoda Yunani-Mesir yang biasa
berlayar antara Asia Barat dan India pada awal Masehi. Dalam kitab tersebut
disebutkan tentang hubungan dagang antara orang-orang India dengan suatu tempat
yang disebut Chryse yang berarti emas. Dan nama tempat ini sama maknanya dengan
Suvarnabhumi dan Suvarnadvipa.
Dalam kitab Geographike Hyphegesis, yaitu kitab yang
memuat petunjuk untuk membuat peta yang di susun oleh seorang Yunani di
Iskandariah, yang bernama Claudius Ptolomaeus. Dalam kitab tersebut banyak
ditemukan nama-nama tempat yang berhubungan dengan logam mulia, yaitu emas dan
perak. Tempat-tempat tersebut adalah Angryre Chora artinya negeri perak, Chryse
Chora artinya negeri emas dan Chryse Chersonesos artinya semenanjung emas. Kitab
ini menyebut pula nama tempat Jabadiou yang artinya pulau Jelai, dan dalam
bahasa Sansekerta Pulau Jelai disebut Yawa, atau dalam bahasa Prakrit disebut
Diou atau Diwu. Adapun Dviva dalam bahasa Sansekerta artinya pulau, dan dalam
nama Jabadiou ditemukan nama Yawadvipa.
Pada prasasti Canggal, yang berangka tahun 654 Saka
atau 732 Masehi, menyebut Pulau Jawa dengan kata Yawa, dan dalam prasasti itu
juga terdapat pujian terhadap Dwipa Yawa.
Artinya dengan mengetahui asal usul Bangsa Thai atau
Thailand yang negerinya dahulunya bergelar Suvarnabhumi, akan berhubungan dengan
asal usul Suvarnadvipa dan Yawadvipa. Begitu juga sebaliknya, dengan mengetahui
asal usul Suvarnadvipa dan Yawadvipa akan berhubungan dengan asal usul
Suvarnabhumi atau Negeri Bangsa Thai. Asal usul tersebut juga melekat erat
dengan kesamaan bentuk adat budaya dan bangunan-bangunan kuno. Karena nama-nama
tempat tersebut berasal dari satu nenek moyang yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar